11. Curhat

26 7 39
                                    

Untuk apa merindukan seseorang yang tidak mengharapkan kehadiran kita?

-CeriGala-

Aroma khas nasi uduk di pagi hari mendatangkan gairah rasa lapar bagi siapa pun yang menciumnya. Dengan toping telur, ayam suwir, kacang yang digoreng, juga oseng mie bihun yang melengkapi. Pria berkacamata itu menerima satu bungkus nasi uduk yang telah jadi. Ia merogoh saku, kemudian menyodorkan lembaran hijau kepada tukang nasi uduk.

Letak pedagang nasi uduk tak begitu jauh dari apartemennya. Jauh dalam hati, yang Gala inginkan saat ini nasi goreng. Tapi tampaknya percuma saja ia meminta dibuatkan. Gala berharap terlalu tinggi kalau Ceri bisa menyuguhkan masakan yang enak untuknya. Kenyataannya tidak.

Gala hendak melangkahkan kaki menuju apartemennya kembali. Namun, sebuah poster yang tertempel di tiang listrik berhasil menyita perhatiannya. Ia mencabut poster tersebut. Sebelum membaca, Gala membenarkan posisi kacamatanya sedikit ke atas.

Menyipitkan mata, tak lama Gala tersentak kaget. Poster yang tersebut itu berisi berita anak hilang. Yang terpampang di sana, gadis bernama Ceribella. Umur 22 tahun. Gala merasakan firasat aneh pada dirinya terkait apa yang ditemukan.

Satu hal yang Gala notice, yaitu ciri-ciri yang disebutkan sangat mirip dengan Ceri. Termasuk mata sipit, rambut pendek dan baju yang terakhir kali dikenakan.

Gala segera melipat poster tersebut. Akan tetapi, saat hendak pergi, sebuah suara dari balik punggung menggagalkan niatnya. Obrolan dari seseorang yang baru saja mendatangi tukang nasi uduk tadi membuat Gala sedikit memundurkan langkah, lalu bersembunyi di balik semak-semak samping jalan.

Dari kejauhan, terlihat sosok pria dan wanita berumur yang tengah menanyakan sesuatu kepada tukang nasi uduk dan pembeli lain. Selain itu, mereka membawa selembaran, tak lain poster yang sama seperti yang disimpan Gala. Setelah memberikannya, mereka tampak pergi dari sana.

Gala menyipitkan mata. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya dan Gala ingin menanyakan menanyakan langsung pertanyaan itu kepada Bapak penjual nasi uduk.

"Eh, Mas. Ada apa ke sini lagi?" tanya penjual nasi uduk yang melihat kedatangan Gala lagi.

Gala duduk di kursi yang tersedia. "Saya pesan nasi uduk satu lagi, Pak," timpalnya.

"Tumben mesen dua, Mas. Buat siapa?" Bapak tukang nasi uduk itu mulai membuatkan pesanan Gala dan juga pembeli lain.

"Buat makan saya nanti siang, Pak."

Lawan bicaranya manggut-manggut mengerti. "Oh iya, Mas." Bapak itu memberikan sebuah poster. "Barangkali Mas Gala nemuin orang dengan ciri-ciri kayak gini nanti, langsung hubungi nomor yang tertera aja, ya. Udah menghilang beberapa hari dari rumah katanya," jelas paruh baya tersebut.

Gala menautkan alis. "Ini dari orang yang tadi, Pak?" Pertanyaannya dibalas anggukan kepala. Gala menoleh ke arah dua orang yang tak begitu jauh darinya tengah menyebar selebaran itu.

"Lumayan, Mas. Kalau ketemu ada imbalannya," kata Pak nasi uduk.

Gala melamun. Firasatnya mengenai berita anak hilang itu membuatnya memikirkan Ceri. Namun, lamunannya buyar kala pak nasi uduk mengibaskan tangan di hadapannya. Lalu, Gala kembali merogoh saku untuk mengambil uang yang akan digunakan untuk membayar.

"Pak. Saya mau tanya." Gala masih memegang erat poster pemberian pak nasi uduk. Sedangkan lawan bicara menoleh.

"Iya, Mas?"

"Dua orang yang ngasih ini tadi siapanya anak yang hilang?" tanya Gala.

"Wah, kalau itu saya kurang tau, Mas." Pria berumur itu mengusap jidatnya yang berkeringat menggunakan handuk kecil di pundak. "Mereka cuma bilang kalau mereka pengin ketemu sama anak yang hilang ini. Katanya anak itu aset berharga yang mereka punya," jelasnya.

CeriGala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang