9. Mimpi

19 7 32
                                    

Merindukan seseorang yang telah lama tidak bertemu adalah  sesuatu yang cukup menyakitkan.

-CeriGala-

Gala menyandarkan tubuhnya di sofa. Sepanjang perjalanan pulang sampau sekarang, hanya hening yang tercipta. Gala dan Ceri telah sampai ke tujuan. Pria tampan itu melepas kacamatanya dan memejam sejenak. Sedangkan Ceri masih berdiri di hadapan Gala sambil memendam perasaan salah.

Sedari tadi yang ia lakukan hanya mengatupkan bibir. Ceri berusaha untuk membuka bibirnya dan berkata, "Gala-"

"Istirahat di kamarmu. Jangan mengajakku bicara dulu," potong Gala dingin.

Ceri bungkam. Ia menunduk sesaat, lalu tersenyum singkat. Gadis itu mengikuti intruksi dari Gala. Melangkah perlahan menuju kamarnya, bukan, lebih tepatnya kamar Gala.

Menutup pintu kamar dengan rapat, Ceri mengganti pakaiannya ke pakaian biasa. Kemudian, ia meringkuk ke atas ranjang. Menekuk lututnya dan memeluk erat, menelenggelamkan wajahnya di dalam sela lipatan tangan.

Hari ini terasa sangat melelahkan. Rasa salah semakin menggerogoti. Ceri bingung harus melakukan apa kali ini. Ia mendongak pelan. Tangannya mengusap lengan sendiri yang merasa kedinginan.

Ceri turun dari ranjang. Jika dia bertanya dengan Gala di mana letak selimut yang Gala simpan, rasanya percuma karena pria itu tidak ingin diganggu dulu. Akhirnya, Ceri menjelajahi lemari yang ada di dalam kamar. Tangannya memegang kunci yang terpasang, lalu ia membuka benda itu perlahan.

Terbukalah lemari milik Gala Akihiko. Baju yang tertata rapi sesuai warna, wangi dan tidak ada sedikitpun kain yang tidak tertata rapi di sana.

Ceri berdecak kagum. Bagaimana bisa seorang pria menata barang pribadinya sangat rapi seperti ini? Saat sedang melihat-lihat, apa yang Ceri cari akhirnya ditemukan juga. Sebuah selimut berukuran sedang warna putih. Ceri menyentuh lembut selimut itu dan menciumnya perlahan, sangat wangi.

Namun, matanya menyipit saat tak sengaja menegok sebuah kotak yang ada di bawah tumpukan selimut tadi. Ceri menganjurkan kedua tangannya untuk meraih benda tersebut. Yang menyita perhatian Ceri adalah sebuah kertas yang berada di atas kotan itu. Kertas yang bertuliskan "Untuk yang tersayang, Gala Akihiko."

Gadis itu semakin dilanda rasa penasaran. Akan tetapi, Ceri baru ingat kalau Gala pernah memberikan peringatan untuk tidak menyentuh benda apapun yang ada di dalam kamar. Tapi kali ini Ceri justru telah menyentuhnya.

Ia menggigit bibir bawah. Bagaimana jika Gala mengetahui Ceri lancang membuka barang itu? Namun, tak dapat dipungkiri, rasa penasarannya jauh lebih besar daripada ketakutannya dengan amarah Gala.

Ceri berjalan menuju pintu, lalu menguncinya rapat-rapat. Ia harap, Gala tidak memanggilnya dari luar. Dengan cepat, Ceri mendaratkan tubuhnya di tepi ranjang. Kemudian, ia membuka kotak tersebut perlahan-lahan.

Saat berhasil terbuka, yang ditemukan pertama kali adalah satu amplop berwarna putih. Ceri menautkan kedua alis. Ia membuka amplop itu.

Ceri membelalak seketika kala membaca apa yang ada di tangannya. Tertanda surat perceraian antara nama dua orang yang terpampang di sana dengan marga yang sama seperti Gala. Ceri membekap mulutnya sendiri. Di dalam surat itu tertera waktu yang cukup lama. Sudah dari 2 tahun yang lalu, keluarga Gala tak lagi menyatu.

Selain surat bukti perceraian, Ceri meraih kertas yang ada di bawah amplop tadi, yakni sebuah Kartu Keluarga. Rupanya, dalam keluarga Gala, Gala tak hanya bersama orang tuanya saja. Melainkan ada satu adiknya yang berbeda satu tahun. Ceri menjadi heran, kenapa Gala dan adiknya tidak tinggal di atap yang sama?

CeriGala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang