🗾NeiBri-14🗾

22.2K 1.9K 47
                                    

Oke deh, aku up lagi nih.

250 vote dan 50 komen aja deh, biar cepat penuh.
...........................................................

"Gue lihat Neina hidup tapi...kenapa gue yang jadi roh?"

—Abriel Genata—

Let's Reading

Abriel melihat sekeliling nya saat ini, perasaan dia tadi tuh tidur tapi kenapa justru ada di kamar orang, mana kamar nya banyak poster Seventeen lagi.

"Ini gue mimpi apa gimana sih?"

Abriel menatap tangan dan kakinya yang memang terlihat tembus, oh pasti ini mimpi.

Cklek.

Abriel mendongak, matanya melotot kaget saat melihat sosok Neina yang masih mengenakan seragam SMA, seragam yang sama dengan yang selama ini Abriel lihat.

Sosok Neina terlihat tersenyum pada Abriel "Hai, lo bosen ya nungguin gue pulang sekolah?" tanya Neina seraya mengelus pipi Abriel.

Abriel tak berkutik, tapi dia menikmati sentuhan yang Neina berikan.

"Iya, gue bosen." jawab Abriel begitu saja.

"Sorry, gue lagi persiapan mau kelulusan, entar kalau gue lulus gue bakal jenguk lo di rumah sakit lagi deh."

Abriel hanya mengangguk, mimpi ini sangat nyata dan Abriel nyaman dengan mimpi ini.

Neina pun terlihat begitu cantik dengan senyuman manisnya, dia menangkup wajah Abriel lalu mencium bibirnya lembut.

Abriel menikmati ciuman hangat ini, memejamkan matanya dan mengalungkan kedua tangannya dileher Neina.

"Gue sayang sama lo Nata." bisik Neina lembut.

Nata? Abriel membuka matanya dan melihat wajah Neina, kenapa Neina memanggilnya Nata?

Belum sempat Abriel bertanya, keadaan berubah gelap, sampai akhirnya sebuah tepukan lembut dia rasakan dipipinya.

"Iel bangun, hari ini lo kan mau ke Camping."

Abriel membuka matanya dan melihat Neina ada diatasnya, wajah pucat yang begitu cantik dan dominan, membuat Abriel teringat lagi pada mimpi barusan.

Tapi mungkin itu cuma bunga tidur atas keinginan Abriel, Abriel mau Neina jadi manusia, agar mereka bisa selalu bersama.

Mungkin itu yang membuat Abriel bermimpi Neina jadi manusia.

"Jam berapa?"

"Jam 5 pagi, ayo Shalat subuh."

Abriel mengangguk, dia mengecup pipi Neina sebelum beranjak ke kamar mandi.

Apapun mimpi itu, yang jelas Abriel tak mau Neina meninggalkannya.

"Pagi sayang." sapa Abriel manja, dia memeluk Neina dan mendusel didada gadis itu.

Neina hanya tertawa gemas seraya mengelus rambut Abriel, lucu banget sih nih bayi gede.

"Ayo siap-siap, keperluan lo udah gue masukin ke tas."

"Baik banget sih."

"Udah deh, buruan."

Abriel mengangguk, dia akan mematuhi apapun yang Neina suruh.

Dia kan anak baik.

....

"Neina dimana? Kok gak kelihatan."

Pertanyaan dari Bumi membuat Abriel tersadar, oh ya, Neina mana ya? Tadi katanya dia bakalan nyusul karena ada urusan sebentar.

"Katanya bakal nyusul sih." sahut Abriel.

Bumi mengangguk, dia tersenyum tak sabar dengan tangan yang memegang sweater berwarna ungu gelap.

Itu sweater kakaknya, Bumi sengaja bawa itu karena dia kangen sama kakaknya yang sudah meninggal 3 tahun silam.

"Tumben lo bawa sweater Kak Ina." tanya Orbit yang membuat Abriel ikut menatap kearah Bumi.

"Ina siapa?" tanya Abriel, setau dia Bumi kan anak tunggal.

"Ina tuh kakak Bumi, lo gak pernah ketemu soalnya Kak Ina tinggal di luar kota."

"Oh gitu."

Mereka kembali sibuk menatap pemandangan luar, Camping mereka diadakan 3 hari 2 malam dan selama itu mereka akan berada di tengah hutan.

Hari kedua mereka bakalan nanjak sampai ke puncak, lalu bakalan turun lagi ke Camp di bagian bawah.

Abriel jadi teringat lagi pada mimpinya, mimpi itu terasa nyata dan Neina disana sangat cantik.

Abriel jadi semakin berharap kalau Neina itu sebenarnya masih hidup, walau kemungkinannya kecil sebab Abriel tak pernah tau apapun tentang Neina.

Neina juga katanya lupa perihal dirinya, jadi gak ada yang bisa Abriel cari.

Neina bilang dia lupa nama orang tuanya, dan katanya juga rumah orang tuanya sudah kosong.

Mereka pindah, Neina yakin mereka terpuruk setelah kabar kematian Neina, lalu memilih pindah.

Abriel jadi galau, kalau beneran Neina udah meninggal, berarti selamanya mereka gak bakal bisa bersama.

Miris amat kisah percintaan Abriel, pertama kena pelet, yang kedua malah bucin sama setan.

Neina juga ngasih Abriel sebuah kalung putih dengan bandul huruf N, begitu Abriel memakainya, tak ada lagi hantu yang berani mendekati Abriel.

Kata Neina itu perisai pelindung Abriel selagi Neina tak bersama atau tak ada didekatnya.

Abriel mengelus bandul kalungnya lalu tersenyum tipis.

"Jadi kangen Neina." gumamnya seraya memejamkan matanya.

Dia pengen ketemu Neina disana, pasti akan menyenangkan Camping bersama Neina.

Lalu tidur satu tenda bersama gadis itu, ya padahal setiap hari juga tidur bareng mereka.

Dasar bucin.

🗾Bersambung🗾

Neina The Dominant Ghost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang