🗾NeiBri-06🗾

32.4K 2.7K 62
                                    

Ayoooo minimaaaal yang gak bisa komen ayo vote ajaaaa, Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 70 komen kuy.
...........................................................

"Ahhh! Sialhh."

—Abriel Genata—

Let's Reading

Abriel menunjukan raut wajah merengutnya pada Neina saat hantu itu muncul di kamar di jam 1 malam, masih bersama Nevandra juga.

"Darimana aja lo!?" sewot Abriel kesal, kenapa Neina dan Nevan jadi makin dekat sih, Abriel gak terima loh, soalnya kan yang bawa Neina kesini itu Abriel.

Jadi harusnya Neina dekatnya sama Abriel bukan sama Nevandra.

Neina mendengus malas, dia berjalan kearah Abriel lalu mendorong cowok berpiyama larva kuning itu jatuh ke kasur, dengan pelan Neina duduk diperut Abriel.

"Heh! Mau apa lo!"

"Berisik, gue lagi kesel dan gue mau lo tanggung jawab karena udah buat gue kesel."

"Hah? Apaan si—umhh!"

Abriel melotot kaget saat Neina mencium bibirnya, lamat dan menghisapnya lembut, Abriel lemas dan hanya bisa pasrah saat Neina melakukannya.

"Umhh.." matanya menjadi sayu, dia bisa melihat jelas wajah cantik Neina diatasnya, begitu mendominasi dan kuat.

"Ahhhh..j-janganhh.." Abriel bisa merasakan sentuhan Neina dipinggangnya, gadis itu meremat pinggangnya lembut lalu mengelusnya pelan.

Keringat turun mengalir didahi Abriel, dia memejamkan matanya saat ciuman mereka semakin intens, dan saat napas Abriel hampir habis, Neina menarik diri.

Deru napas Abriel begitu cepat, dia menatap kalut kearah Neina yang kini menyeringai puas.

Bibir Abriel jadi bengkak karena ciuman yang Neina lakukan tadi, tubuhnya lemas dan dia mulai mengantuk.

Neina membelai pelan pipi Abriel dan Abriel begitu terbuai pada sentuhan Neina, sebelum Abriel tertidur, Neina mengecup dahi Abriel lalu berbisik.

"Lo milik gue, Iel."

Dan semuanya gelap.

......

Besoknya Abriel sempat termenung sejenak saat dia bangun tidur tadi pagi, dia melihat Neina tidur disebelahnya dan masih sama seperti kemarin, tetap cantik dan menawan.

Dan saat Neina bangun dia bertingkah seolah tak terjadi apapun dan itu membuat Abriel bingung.

"Yang semalam itu, mimpi atau bukan sih?" heran Abriel.

Dia jadi bingung, tapi mungkin itu mimpi dan hari ini Neina udah gak marah lagi sama dia.

"Neina, semalam gue beliin Pc wonwoo buat lo."

Neina yang duduk disebelah Abriel menoleh, saat ini mereka ada diperjalanan menuju sekolah, Abriel bawa mobil sendiri dan Neina duduk disebelahnya.

"Udah tau gue, udah lihat juga."

"Lo udah gak marah sama gue?"

"Enggak, sans aja."

Senyum Abriel terbit seketika, entah kenapa dia bahagia karena Neina sudah tidak marah lagi padanya.

"Bagus deh, eh btw semalam gue ngeliat ada hantu yang wujudnya gede dan hitam legam ngikutin Kak Sevina."

Mendengar nama Sevina, Neina mendengus kesal.

"Dia pake susuk, terus juga buat kesepakatan sama setan biar kaya dan banyak yang mau pakai badannya. Sebenarnya lo itu target selanjutnya, karena biasanya dia jadiin cowok-cowok yang habis main sama dia jadi tumbal buat setan."

Abriel pucat seketika, tak menyangka jika dirinya pernah kena pelet dan lagi hampir dijadiin tumbal sama Sevina.

"Sekarang gue gak ditargetkan lagi kan?"

"Gak tau juga sih, kayanya masih deh soalnya yang dia tau lo itu suka sama dia, jadi masih dijadiin target deh."

"Gue takut ih, muka dia jelek banget, hitam legam terus keriput gitu."

"Gue sama lo, jadi udalah fokus aja nyetir gausah cerewet."

Abriel mengerucutkan bibirnya pelan, Neina masih jutek dan nampaknya dia masih marah sama Abriel.

Tampaknya Abriel harus beliin Neima sesuatu agar Neina gak marah lagi.

Tapi tiba-tiba bayangan Neina dimalam itu saat mendominasi Abriel kembali muncul, membuat wajah Abriel memerah tanpa bisa dicegah.

Dia jadi malu, masa Abriel yang dom dan gentle ini harus berada dibawah kungkungan Neina, walau Abriel akui kalau Neina itu luar biasa memukau saat mendominasinya tadi malam.

Tanpa Abriel sadari, debar jantungnya meningkat setiap ingatan tadi malam terus terputar dikepalanya, saat dia mendesah lirih merasakan sentuhan Neina.

Saat dia bertingkah lemah tak berdaya dibawah Neina, itu semua membuat Abriel malu sekaligus aneh.

Sensasi mendebarkan yang baru kali ini dia rasakan pada hantu, ya, Abriel harus ingat kalau Neina itu hantu.

Jadi dia tak bisa berlarut pada kejadian semu yang dia saja bingung, antara itu nyata atau hanya mimpinya saja.

Tapi Abriel harap, itu mimpi saja, itu lebih baik.

🗾Bersambung🗾

Neina The Dominant Ghost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang