🗾NeiBri-28🗾

16.2K 1.5K 17
                                    

Kayanya hari ini aku bisa namatkan Male Omega juga deh, buat Barina-Kio, itu bakal hiatus aja. Dilanjut pas aku balik dari hiatus.
...........................................................
Di sebuah kamar yang jauh dari tempat Neina berada, Viano tampak mendecih saat tau kala kedoknya terbongkar.

"Percuma aku membuat perjanjian dengan iblis untuk bisa masuk ke badan anak ini, kalau ujungnya Neina gak bakal sama aku." batinnya mendecih.

Viano harus memikirkan langkah terakhir untuk menggantikan rencana nya yang sudah hancur.

Sekelibat ide licik muncul dikepalanya, dia menyeringai lalu meraih ponsel guna mengirimkan pesan pada seseorang.

Pengkhianat.
Online

Hai, aku mau minta bantuanmu✔️✔️

Tumben, bantuan apa?

Neina saat ini ada di tempat kakek Jef, kau kan tinggal didekat sana, bisa buat mereka kecelakaan?✔️✔️

Lo gila ya?
Berani bayar berapa emang?

Berapa aja deh, asal berhasil. Buat Abriel mati ya, biarin Neina hidup, aku muak melihatnya✔️✔️

I see, oke oke.
Gue otw ke lokasi.

Bagus, nanti aku TF langsung✔️✔️

Percakapan selesai, Viano menyeringai puas tak sabar menanti hasil nantinya.

Apapun hasilnya bakal sama, Viano gak perduli yang penting Abriel pergi atau Abriel kehilangan Neina.

Neina itu miliknya, cantik, baik, hangat, ramah dan penuh perhatian, membuatnya ingin menjadikan Neina sebagai miliknya.

Hanya miliknya dan bukan milik Abriel.

.....

Neina sedang sibuk mengobati luka dipunggung Abriel, sementara remaja itu asik menyedot okky jeli drink rasa jeruk yang tadi dibeli di warung.

"Kamu udah enakan kan? Kita balik ke rumah Mami Papi dulu ya,"

Abriel mengangguk, dia menatap Neina dengan tatapan penuh puja, ya bagaimana tidak, dia memang sudah sebucin itu sama Neina jadi gak bisa dipungkiri lagi.

"Neina, gak bakal tinggalin aku kan?"

"Enggak kok, asal kamu jadi anak baik. Aku harus jagain kamu biar gak sering ketempelan lagi."

Kekehan pelan Abriel berikan, dia membuang okky jelly drink tadi ke sembarang arah lalu menerjang Neina dengan pelukan.

"Aku sayang banget sama kamu." ujarnya manja, dia mendusel ria diceruk leher Neina.

Neina sendiri turut membalas pelukan Abriel, mengelus lembut punggung Abriel yang masih terlihat memar setelah dibanting sama Kakek Jef tadi.

Selesai dengan acara peluk-pelukan, mereka berpamitan pada kakek untuk pulang ke Kota, ya mereka harus ke rumah Mami dan Papi guna memastikan keberadaan Nevan.

Karena kata Abriel, Nevan tak pernah meninggalkan kamar itu sejak Neina pergi, jadi mungkin ada sedikit hal mengganjal disini.

"Kalian hati-hati, baca doa jangan lupa." peringat Kakek Jef seraya mengelus rambut Abriel.

Cucu kesayangannya setelah Zayiel meninggal.

"Kamu juga Iel, jangan sering melamun atau ngosongin pikiran, nanti gampang ketempelan lagi."

Abriel tertawa mendengar ceramah kakek Jef, tapi tak ayal dia mengangguk lalu memeluk sang kakek.

"Kakek, doain kami bisa sampai nikah ya kek."

Kakek Jef hanya tersenyum, beliau membalas pelukan Abriel lalu menepuk punggung sang cucu.

"Doa terbaik untuk kalian, udah sekarang kalian harus baca doa sebelum berangkat, apalagi ini udah hampir magrib. Kalau adzan berhenti di masjid ya buat Shalat."

Neina dan Abriel mengangguk "Iya kakek, aman."

Dan setelahnya mereka masuk ke mobil, sebelum pergi mereka melambai kearah Kakek Jef yang terlihat sedih disana.

"Ini, sedikit menyedihkan." lirih Kakek Jef seraya membalas lambaian mereka, lalu melihat mobil itu keluar dari halaman rumah.

Semoga mereka baik-baik saja.

.....

"

Neina lihat, banyak pohon rambutan!"

Neina tersenyum saja menanggapi ocehan Abriel, kali ini Abriel yang ngendarai mobilnya, dan sepanjang jalan anak itu terus mengoceh banyak hal.

Mereka sudah memasuki area perkebunan, kalau mau nemu jalan raya memang harus agak jauh, sebab rumah Kakek Jef itu ada di pedalaman desa.

"Ya wajar lah banyak pohon rambutan, kan memang kebunnya." jawab Neina sambil mengelus rambut Abriel.

Abriel tertawa saja, suasana kebun sangat sepi ya sore ini, wajar lah kan para pekerja juga udah pada pulang.

Untung jalanannya bukan bebatuan, termasuk bagus walau gak sebagus aspal.

"Kita nanti mampir ke toko emas yuk." celetuk Abriel.

"Mau apa?"

"Beli cincin blarotan!"

"Hah? Emang ada?"

"Ihh itu istilah buat cincin couple."

Neina ber oh ria, dia mengangguk saja, apapun kemauan Abriel akan dia turuti.

"Kamu nanti mau anak berapa?" tanya Abriel antusias, dia nanti mau punya anak kembar 2 hehehe.

"Kenapa tanya gitu?"

"Emang gak boleh merencanakan masa depan sama pasangan?"

"Boleh sih, tapi ya aku kaget. Nanti aku mau anak 2, cewek cowok. Terus nanti namanya Neino dan Gabriena."

"Namanya gak estetik banget sih."

Keluhan Abriel sontak membuat Neina tergelak, keduanya sangat menikmati momen bersama.

Sampai malapetaka itu terjadi.

Neina memicing kaget saat melihat salah satu pohon rambutan yang begitu tinggi dan lebat terlihat mulai rubuh.

"IEL BERHENTIIN MOBILNYA! ITU POHON RAMBUTANNYA TUMBANG!"

Abriel terkejut, dia langsung banting stir ke kanan karena pohon itu disebelah kiri, namun naas mereka terlambat.

"NEINA!"

BRUGH

Sebagian besar mobil Abriel tertimpa pohon rambutan itu, sementara seseorang dibalik kejadian ini tampak menyeringai lebar.

"Mampus."

Dia segera pergi dengan kawanan penebang pohon suruhannya tadi, rencananya berhasil dengan lancar.

🗾Bersambung🗾

Neina The Dominant Ghost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang