🗾NeiBri-02🗾

37.9K 3.3K 184
                                    

Ayo vote kalau gak bisa komen.

200 vote dan 65 komen.
...........................................................

"Rasanya gue pengen bunuh diri, tapi gue takut diketawain sama mbak kunti."

—Abriel Genata—

Let's Reading

Ekspresi wajah Abriel setibanya di sekolah sangat datar, dia kan memang kaya gitu, sejak kelas 10 dikenal sebagai cowok dingin yang cool.

"Untung lo gak pingsan tadi pagi." cetus Orbit seraya menyenggol bahu Abriel.

"Makanya rumah tuh sering dingajiin, jangan dugem mulu." tegur Telaga.

"Halah, kaya rumah lo di ngajiin aja." cemoh Bumi.

Abriel tak ikut bersuara, dia asik menghitung domba dalam imajinasinya, pasalnya sekolah Abriel ini bekas rumah sakit jadi banyak hantunya.

"Tolong..carikan kepala saya.."

"Maaf yah, darah saya suka berceceran."

"Mata saya dimana..mata saya..mata.."

"Hihihihihihi."

Abriel hanya mampu diam, apalagi kalau udah ngelewati kamar mandi dan lab, beuh disana hantunya ngumpul semua.

Sebenarnya Abriel sudah diberikan gelang yang Abi Zumad doain, karena itulah tak ada lagi hantu yang bisa masuk ke tubuh Abriel.

Dulu, Abriel sering kerasukan, bahkan pernah kerasukan roh bencong yang mati ketabrak dilampu merah depan komplek, alhasil Abriel pakein make up Mami nya.

Setelah di rukyah dan diberi gelang penangkal, barulah Abriel gak kerasukan lagi.

"Huh, gue laper." ceplos Bumi tiba-tiba.

"Laper berak gih."

"Tolol."

Bumi menarik Orbit, lalu Orbit narik Telaga dan setelahnya Telaga narik Abriel, mereka mampir ke kantin dulu.

Tapi sebelum itu, Abriel melihat sosok yang berbeda dari yang lain, dia berambut ungu gelap, tinggi, putih, cantik dan memakai seragam siswi sekolah Abriel ini.

"Eh, ada murid baru ya?" tanya Abriel.

"Hah? Mana ada."

"Oh gak ada."

Abriel yakin itu hantu, tapi cantik banget, tapi udalah Abriel gak mau perduli karena yang pasti itu hantu.

Mereka akhirnya sarapan lagi di kantin sambil nunggu bel masuk berdering, hari ini pelajaran mereka adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Mandarin.

Masih lebih baik ketimbang hari Sabtu, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi.

Gila gak tuh, Abriel kadang malas sekolah kalau hari sabtu, tapi dia takut kena marah sama Umi Haniwa.

....

Abriel jomblo, sejak 17 tahun dia hidup gak pernah pacaran, rajin ibadah, rajin baca Qur'an, masih perjaka, Salat 5 waktu full dan lagi dia  paling disayang Umi dan Abi.

Tapi itu semua tak membuatnya berani, ya sebenarnya dia berani, cuma kalau tiba-tiba nongol juga gak baik untuk jantung.

Hari ini setelah pulang sekolah, Abriel mampir ke Kpop-shop buat beli photocard Seventeen terbaru, dia kan ngumpulin uang jajan dari orang tuanya.

Bahkan karyawan Kpop-Shop udah kenal sama Abriel.

"Mbak Rin ini, banyak banget ya bisnisnya." cetus Abriel berbasa-basi, sengaja biar dia dapat diskonan.

Rin tersenyum lalu mengeluarkan satu kupon "Tau aja triknya, ini kuponya." itu kupon potongan harga.

Abriel sumringah setelah mendapat kupon itu, dia senang disini karena gak ada hantunya, jadi aman-aman aja.

Dia mulai berjalan menelusuri rak bagian Seventeen lalu memasukan PC terbaru.

"Oh, Lo Carat juga?"

Abriel menoleh, ternyata hantu berambut ungu gelap itu lagi "Lo ngomong sama gue?" tanya Abriel.

Gadis itu merotasi matanya malas, lalu menyentil dahi Abriel, hebatnya bisa terasa dan gak nembus.

"Loh, gak nembus?"

"Ya gitu, btw lo suka sama siapa? Kalau gue Wonwoo."

"Gue S-coups sih, sama Woozi, Hoshi, Joshua, Jun, DK, Mingyu, The8, semua gue suka."

"Carat sejati, punya lighstick?"

"Punya lah, gila aja."

"Gue ikut ke kamar lo ya, mau lihat."

"Boleh, ikut aja."

"Oh ya nama gue Neina, nama lo siapa?"

"Abriel, panggil aja Iel."

Neina tersenyum senang, akhirnya dia punya teman setelah bertahun-tahun melayang gak tentu arah, apalagi yang satu fandom sama dia astaga.

Abriel tak merasa takut saat bersama Neina, auranya hangat walau terkadang begitu dominan, tapi tak apalah karena dengan begini tak ada yang berusaha nunjukin muka buruknya pada Abriel.

Abriel sadar kalau Neina ngikutin dia dari sekolah, dan hantu-hantu pun pada ramah sama Neina, mereka seolah tak perduli pada Abriel dan bercengkrama dengan Neina.

Jadi, bagus kalau Neina ada didekatnya. Untuk pengalihan hantu-hantu itu.

🗾Bersambung🗾

Neina The Dominant Ghost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang