Jadi karena vote tembus ya aku up aja deh, komennya stuck disitu-situ aja jadi aku malas.
Tapi tolonglah, kalau memang gak mau komen ya setidaknya ikut vote, sider di diemin makin menjadi.
200 vote dan 70 komen.
..........................................................."Sial..."
—Abriel Genata—
Let's Reading
Abriel tampak tersenyum saat melihat keberadaan Neina, dia memilih mengasingkan diri bersama Neina ketimbang ikut acara api unggun.
"Lo mau kemana?" Abriel menoleh ke belakang, ternyata itu Juan, anak kelas 12 IPS 2.
Cowok jangkung dengan otot besar ditubuhnya, Abriel mundur beberapa langkah saat Juan mendekatinya, bukan Abriel gak tau rumor soal Juan ini adalah orang mesum.
Sudah banyak laporan dari Siswi dan Siswa kelas 10 yang menjadi korban Juan, tapi sekolah tak bisa mengeluarkannya karena kekuasaan orang tua Juan itu besar.
"Lo kenapa ngikutin gue?" sinis Abriel, Neina yang berada disebelahnya langsung berdiri didepan Abriel.
Dia menatap Juan begitu dingin, sayang Juan tak bisa melihatnya.
"Gue ngikutin lo, gue kira lo mau apa gitu masuk ke hutan, mau coba sesuatu gak?" tawar Juan dengan senyum lebarnya.
Mengerikan, Abriel jadi merinding.
"Gak, lo kalau mau aneh-aneh gak usah ajak gue."
"Bentar doang, gue jamin enak."
"Dih gila, ogah!"
Juan menggertakan giginya, sudah lama dia mengamati Abriel yang semakin hari semakin manis, apalagi saat rambut Abriel mulai memanjang.
Juan kan jadi panas setiap kali melihatnya, sekarang mumpung Abriel sendirian, dia punya kesempatan.
"Gue mau coba main sama lo, badan lo bagus gitu."
Abriel menggeram pelan, dia mundur saat Juan semakin mendekat, dia bukan takut pada Juan tapi dia lebih takut melihat banyak hantu di hutan ini yang mulai menunjukan rupa mereka.
"Lo main-main sama Abriel, lo gak tau Abriel itu punya gue." bisik Neina tepat ditelinga Juan.
Membuat Juan membeku dan langsung pucat, dia merinding seketika.
Disusul suara tawa melengking khas kuntilanak dan sekelibat-sekelibat bayangan mulai terlihat dimatanya.
"Berani deketin Abriel, berarti lo harus nerima akibatnya."
Neina menyeringai lebar saat hantu-hantu penunggu hutan mulai bermunculan dan mengganggu Juan, sudah tau di hutan gak boleh sembarangan.
Eh ni orang malah mau coba-coba sama Abriel, gila aja.
"Hai tampan, daripada perkosa cowok mending kamu nikah sama saya, kyahahahahhahah!"
"Wahh..dijadikan tumbal juga gak laku ini, dosa semua."
"Dibuang ke laut selatan juga gak guna, Nyai gak mau nerima kayanya."
Juan gemetar, dia mulai berteriak histeris penuh ketakutan lalu berlari masuk lebih dalam ke hutan, dia benar-benar ketakutan.
Sementara Neina tersenyum puas.
"Makasih yaaa." ujarnya pada hantu-hantu disana.
"Sama-sama neng Geulis."
"Lain kali langsung dorong aja ke jurang, yang kaya gitu emang meresahkan, apalagi banyak yang berhubungan badan selama camping."
"Iya, itulah manusia. Suka sembarangan kalau dikelabui napsu."
Abriel menunduk malu, dia tersindir juga nih.
"Neina, balik aja yuk." cicitnya.
Tawa Neina menggema dengan lembut, dia merengkuh pinggang Abriel lalu mengajaknya kembali ke tempat yang lain.
Untuk Juna, gak tau lah dia bakal giamana disana.
.....
"Bumi, pssst."
Bumi yang tadinya lagi ngelamun sontak mengerjab pelan, mendongak guna menatap Neina didepannya.
Senyumnya langsunh terulas lebar.
"Neina!" pekiknya bahagia, dia hendak memeluk Neina tapi gak bisa, dia sadar saat ini lagi ada orang ramai.
Yang lain tampak menatap kearah Bumi, tapi kemudian mereka abaikan karena tau tingkah Bumi memang suka diluar nalar.
"Neina kenapa disini? Ngikut si Iel kan pasti?"
"Nah itu tau, btw lo bawa sweaternya?"
"Bawa dong, ada di tenda."
"Bagus, simpen aja ya."
"Iya pasti gue simpen."
Abriel melihat perbincangan Bumi dan Neina, membuatnya risih serta tak suka.
"Neina, apaan sih kamu. Ganjen." ketus Abriel kesal.
"Apaan dah? Terserah gue lah."
"Sini ah, jangan deketin si Bumi."
"Cemburuan banget buset."
Abriel mengerucutkan bibirnya sebal, dia tak suka Neina ramah sama teman-temannya. Itu gak boleh, Neina kan cuma miliknya.
Neina duduk disebelah Abriel lalu mengelus rambutnya pelan, tampak mengagumi wajah Abriel yang begitu sempurna.
"Manis banget sih."
"Tau, aku emang manis."
"Gemes deh."
Abriel mengulum senyum malu, Neina bisa banget buat mood Abriel naik lagi, dasar.
Sejenak Abriel teringat perihal mimpi dia kemarin, mimpi dimana Neina hidup sementara Abriel lah roh nya.
Dia ingin bertanya sungguh.
"Bumi, lo sama Neina gak ada hubungan apapun kan?"
Bumi melirik singkat "Gak ada, emang kenapa?"
"Enggak, nanyak doang. Lo gak boleh deket-deket sama Neina, dia punya gue."
"Yayaya tau gue."
Bumi gak suka Neina kok, mana mungkin dia suka sama kakak sendiri.
🗾Bersambung🗾

KAMU SEDANG MEMBACA
Neina The Dominant Ghost [End]
Ficção AdolescenteDom in publick, Sub in Private. Abriel itu indigo, dia sudah indigo sejak kakeknya membuka mata batinnya karena gabut dan berakir terbuka permanen. Abriel itu gentle dan Dominan, tapi sejak kedatangan hantu cantik bernama Neina yang juga mengaku Dom...