🗾NeiBri-20🗾

18K 1.9K 73
                                    

AKHHHHHHH, Ayo tembuskan komen guys ayoooooo, kalau gak komen ya ayo vote aja gapapa.

250 vote dan 60 komen skuy.
...........................................................

"Gue gak gila!"

—Abriel Genata—

Let's Reading

Telaga, Bumi dan Orbit menatap miris kearah Abriel, setahun sejak Neina menghilang membuat perubahan besar pada diri Abriel.

Hari-harinya hanya sibuk mencari Neina yang entah ada dimana, bertanya pada hantu-hantu yang dia temui di jalan.

Mereka ber 3 pun miris melihat keadaan Abriel, selalu bicara sendiri seolah bicara pada Neina.

Saat ini mereka bertiga mengajak Abriel pergi jalan-jalan, sejak lulus SMA kerjaan Abriel cuma nyariin Neina aja.

Atau gak dia sibuk ngelukis di studio nya, atau menangis tak karuan di kamar.

"Iel, jalan-jalan yuk." ajak Orbit yang sudah ada di depan kamar Abriel.

Mereka mau Abriel lama kembali, yang ketus, bulol dan aneh, bukan Abriel yang seperti ini.

"Jalan-jalan? Bisa ketemu Neina gak?"

Tiada hari tanpa meninggalkan nama Neina, dia membutuhkan Neina dan sudah setahun ini dia seperti orang gak berminat untuk hidup.

Orbit melirik pada Bumi, kini mereka berharap pada Bumi agar bisa mempertemukan Neina dengan Abriel.

Tapi kata Bumi, Neina ada di Amerika, kalau memang mereka mau ketemu Neina ya harus pergi kesana.

"Iya bisa kok, gue bakal bawa lo ketemu sama Neina." ujar Bumi.

Abriel yang ada di dalam kamar langsung bangkit, tersenyum penuh kebahagiaan.

Nevan disudut kamar ikut tersenyum, dia juga merindukan Neina.

Dengan segera Abriel berjalan menuju pintu kamar lalu membukanya.

Cklek.

Tatapan ketiganya begitu miris melihat keadaan Abriel, wajahnya banyak luka cakaran dan sayatan, lehernya juga, pergelangan tangannya apalagi.

Rambut sebahunya terlihat berantakan ditambah bawah mata yang menghitam.

"Iel...lo kaya orang gila serius." bisik Telaga kasihan.

Raut wajah Abriel sontak mengeras, dia mencengkram kerah kemeja Telaga kuat.

"Gue gak gila!"

"Ya kalau lo gak gila jangan kaya gini! Neina gak bakal balik kalau lo kaya gini."

"Gausah bacot, ayo beresin baju lo. Kita ke Amerika buat ketemu sama Neina." cetus Bumi tenang.

Abriel mengembangkan senyum manisnya, dia berlari masuk ke kamar guna membereskan pakaiannya.

Telaga, Bumi dan Orbit akan melakukan yang terbaik demi kesehatan mental Abriel.

Alasan kenapa mereka baru bisa membawa Abriel setelah setahun kepergian Neina, adalah karena Neina baru menetap di Amerika.

Selama setahun Neina terus berpergian entah kemana dan gak tau menetap dimana, baru bulan kemari Bumi dapat kabar kalau Neina menetap di Amerika.

"Bener ketemu Neina kan?"

Mereka mengangguk "Iya Iel."

Abriel terkekeh pelan, akhirnya dia bisa ketemu Neina lagiii.

....

"Viano, thanks bantuan lo yah."

Neina, gadis 21 tahun itu baru masuk semester 2 di perkuliahannya, ya dia harus mengejar waktu yang sangat panjang agar bisa lulus Kedokteran.

Neina bertemu dengan Viano, cowok 18 tahun yang bisu tuli, teman satu kampus Neina yang sangat baik.

Wajahnya teduh dengan mata sayu, Viano seolah sudah kenal dekat dengan Neina, dan Neina pun merasa sudah kenal Viano.

Setelah selesai berkeliling perpustakaan, mereka berpisah sebab Neina pulang ke Apartemen sementara Viano ke Komplek Emerald.

Neina menatap langit siang ini, begitu sejuk dan agak mendung.

Sudah setahun sejak Neina bangun dari koma, dia menjalani hidup seperti biasa dengan kelebihannya yang bisa melihat hantu.

Dia punya teman hantu di apartemennya, namanya Norman, pria 30 tahun penghuni kamar apartemen Neina yang bunuh diri 5 tahun silam.

Norman begitu lembut dan perhatian, dia selalu mengikuti kemana pun Neina pergi, kadang mengingatkan Neina untuk Shalat.

Norman juga orang Indonesia, jadi mereka bisa berkomunikasi dengan lancar.

"Kamu sudah mengerjakan tugas?"

Norman tinggi sekali, Neina saja hanya sebatas lehernya.

"Gak ada tugas bang." dan Neina pun memanggil Norman dengan sebutan bang.

"Masa? Nanti kalau saya periksa ada tugas, bagaimana?"

"Ya tolong dikerjain."

Norman tertawa pelan, mengelus rambut Neina dengan penuh kasih sayang.

Norman senang Neina masuk ke apartemennya. Kini Norman punya teman, tidak sendirian lagi.

"Makan malam hari ini apa ya enaknya?"

"Jangan pizza atau makanan cepat saji, saya gak mau nanti kamu gak sehat."

"Aku malas masak bang."

"Yaudah order aja."

"Sayang uangku, harus berhemat."

Norman menggeleng pelan, dia merangkul bahu Neina dan menepuknya lembut.

Sekarang Norman gak sendirian lagi, dia sudah punya Neina yang mau menjadi temannya.

Sekaligus keluarga bagi Norman, sebenarnya Norman gak bunuh diri, dia saat itu mabuk karena proyeknya gagal.

Dia berjalan ke balkon untuk merokok, tapi saat dia bersandar dipembatas balkon, ternyata tubuhnya oleng sampai jatuh ke lantai dasar.

Miris sekali memang.

🗾Bersambung🗾

Neina The Dominant Ghost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang