🗾NeiBri-21🗾

18.8K 2.1K 100
                                        

Ayooooo vote dan komennya semua, kalau gak mau komen yowes vote aja ya.

200 vote dan 70 komen kuy.
...........................................................

"NEINA GAK INGET SAMA AKU! Hiks..aku dilupain sama dia huaaaaa!"

-Abriel Genata-

Let's Reading

Abriel mengulas senyum penuh kebahagiaannya begitu sampai di Amerika, dia sangat tak sabar, ingin segera bertemu dengan Neina.

Untung sebelum pergi, Abriel sempat pergi ke salon untuk merapikan rambutnya, kini rambutnya sudah pendek seperti semula.

Bukan sebahu berantakan lagi, hanya saja luka diwajahnya masih terlihat jelas.

Abriel memakai turtle neck agar luka dileher dan pergelangan tangan tak terlihat.

"Neina tinggal dimana? Ayo kita ke rumah Neina!" ajak Abriel tak sabar.

Orbit lagi sibuk menggeret koper milik Abriel, sementara Telaga sibuk memegang tas selempang milik pacarnya yang ikut liburan ke Amerika.

"Sayang tas kamu." tegur Telaga.

"Pegang dulu."

"Pegel ih!"

Hela napas kasar kekasih Telaga berikan, gadis berambut sepinggang itu mengambil alih tasnya dari tangan Telaga, dan Telaga sendiri langsung memeluk pinggang kekasihnya erat.

Kalau Bumi lagi sibuk nelepon seseorang, untuk menjemput mereka.

Tak lama sebuah mobil panjang berwarna putih berhenti diarea penjemputan Bandara, Bumi segera mendekati mobil tersebut.

Mengetuk pelan kaca pintu kemudi.

Kaca hitam itu turun dan menampilkan seorang gadis 22 tahun berambut hitam sebahu, memakai kaca mata hitam dan terlihat begitu cantik.

Bumi mendekatkan wajahnya kearah gadis itu, lalu mengecup pipinya lembut.

"Masuk sayang." ujar gadis itu seraya mengelus rambut Bumi.

"Iya kak, sebentar. Ayo masuk, kak Moony bakalan nganter kita ke Apart." ajak Bumi.

Mereka langsung masuk dan meletakan barang bawaan mereka di bagasi, setelah selesai barulah mereka pergi dari area Bandara.

Abriel duduk ditengah bersama Orbit, Telaga dan pacarnya dibelakang sementara Bumi didepan.

"Kita ke Apartemen Neina kak." ujar Bumi seraya memeluk lengan Moony mesra, Moony mengelus rambut Bumi penuh kasih sayang lalu mengangguk.

Abriel sendiri sangat amat tak sabar, ya ampun akhirnya dia ketemu sama Neina lagi setelah setahun hampir kaya orang gila huhu.

Senyum tak bisa Abriel tahan, dia memandang keluar jendela, berharap pertemuan kali ini membuahkan hasil yang baik.

.....

Neina sibuk merapikan apartemennya setelah Bumi mengirimkan pesan, Neina jarang beresin Apart soalnya dia tinggal sendiri.

Jadi ya, males aja gitu.

"Yang datang ramai ya?" tanya Norman yang turut merapikan meja dan vas di ruang tamu.

"Gak tau sih, kata Bumi dia bareng sama temen-temennya."

"I see, jangan lupain saya kalau kamu sibuk sama mereka ya."

"Iye dah."

Norman tersenyum mendengar jawaban Neina, dia juga tak mau dilupakan karena dia benci sendirian, bersama Neina sangat menyenangkan baginya.

Setelah hampir 30 menit, akhirnya Bumi dan teman-temannya sampai, Neina sudah memesan makanan juga untuk mereka.

Klik.

Pintu Apartemen terbuka dan menampilkan Bumi bersama yang lainnya, Neina menyambut mereka dengan senyum ramahnya.

"Maaf ya Apartemennya sempit." ujarnya agak sungkan, mereka masuk dengan tertib lalu duduk di sofa.

Setelah semua masuk, Neina menutup pintu apartemennya lagi.

"Gak papa kak, oh ya btw ada yang mau ketemu sama kakak." Bumi menarik Abriel yang tampak menunduk malu.

Dia memilin ujung blazer tipis yang menjadi bagian luar turtle neck nya.

Neina tersenyum kecil "Hai, nama lo siapa?" sapa Neina lembut.

Abriel diam, dia mendongak guna menatap Neina dengan tatapan kaget, apa Neina tak mengingatnya?

Kalau melupakan momen saat dimana Neina koma itu wajar, tapi kan mereka pernah bareng pas Abriel koma.

Masa Neina juga lupa momen itu.

Jantung Abriel seolah diremat kuat, wajahnya pucat.

"A-ah..aku..nama aku Abriel Genata.." cicit Abriel bergetar.

Neina ber oh ria, dia ingat Abriel Genata itu temennya Bumi.

"Sahabatnya si Bumi kan? Yang katanya hampir gila itu." tebak Neina.

Mereka sontak menatap Bumi dengan tatapan tajam, sementara Abriel mulai menangis ditempat.

"Loh-loh, kok nangis?" tanya nya panik.

Abriel tak menjawab, dia justru memeluk Neina erat dan meraung penuh kesedihan, kenapa Neina harus lupa sama dia!

"I-ini aku Iel nya Neina..hiks..Nata nya Neina huaaaaaaa..hiks..NEINA GAK INGET SAMA AKU! Hiks..aku dilupain sama dia huaaaaa!"

Neina mengerjab pelan, agak kaget mendengar tangisan Abriel.

Sebenarnya dia ingat sama Iel maupun Nata, tapi dia mau ngeliat Abriel nangis.

Habisnya lucu hehehehe.

Sementara Norman, tampak menggeram tak suka, apa-apaan ini, kenapa Neina begitu dekat pada laki-laki aneh itu.

Gak mungkin itu kekasihnya, setau Norman, Neina gak punya kekasih di negara manapun.

Pasti ada kesalahan ini.

Norman akan memisahkan mereka, tidak ada yang boleh merebut Neina darinya.

🗾Bersambung🗾

Neina The Dominant Ghost [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang