Salah Admin

252 21 5
                                    

Kelas 12 semester 2. Masa-masanya pusing dengan tugas segunung dan kelas tambahan untuk mempersiapkan ujian. Pemantapan. Itu juga yang di rasakan Nalara sekarang.

Rambut sebahu milik gadis itu semakin tidak terawat. Dia lebih sering menggaruk kepalanya saat menemukan soal latihan yang dirasa susah. Bukan hanya menggaruk kepala, bahkan gadis Sagitarius itu sering kali menggigit pensilnya hingga benda lancip itu patah.

Nalara Agnessia. Jika bukan karena impiannya masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, ia tak akan repot-repot mengisi semua soal latihannya. Bisa saja ia membuka aplikasi pencarian lalu mengisi semua soal latihan itu dengan mudah. Tapi Nala tak mau, ia ingin berusaha meskipun untuk kesekian kalinya pensil yang ia gigit berakhir di tong sampah dengan soal latihan yang tak kunjung selesai terisi.

Malam ini Nala menyerah. Ia menutup buku latihan soal itu tepat saat jarum pendek jam menunjuk angka 12. Tangan mungil gadis itu terangkat untuk menggisik mata seraya membenarkan letak kacamata bulat yang ia kenakan. Mata minusnya terasa perih, ia butuh istirahat, dan ia butuh beranjak dari meja belajar yang ia huni selama 5 jam malam ini.

Sebelum naik ke kasur, Nala lebih dulu menyalakan Wi-Fi di ponselnya lalu duduk di bibir kasur. Satu pesan dari nomor tak dikenal masuk ke aplikasi chatnya, mungkin itu chat dari orang yang ingin berkenalan dari grup simulasi try out yang ia masuki.

Tapi keningnya mengerut saat gadis itu membuka isi chat dari nomor tak dikenal.

+62 8*** **** ****

Selamat malam, Ka. Maaf saya dari gc TO izin bertanya. Untuk teknis pelaksanaan simulasinya nanti kenapa belum dijelasin juga ya, Ka? Padahal semua yang daftar sudah memasuki gc sejak siang.

Maaf sebelumnya Ka dan trimakasih

"Penjelasan TO? Gue aja belum buka gcnya," gumam Nala. Ia keluar dari room chat yang dianggap tak jelas itu, lalu membuka grup TO yang baru siang tadi ia masuki.

Di sana, beberapa orang juga mengetag nomornya dan bertanya kapan teknis simulasi dijelaskan. "Ini kenapa jadi tag gue? Gue aja nggak tau," heran Nala.

Sampai akhirnya keheranan itu terjawab saat Nala membuka info di grup tersebut. Seseorang telah menjadikan dia sebagai admin!

Catat! Sebagai admin! Di grup TO! Dan jelas saja isi grupnya kebanyakan anak ambis dengan rasa ingin tau tinggi.

Nala mengetikkan sesuatu di grup tersebut, tak lupa ia mengetiknya dengan huruf kapital agar perhatian orang-orang yang masih aktif di grup tersebut bisa tertuju pada chatnya.

Nalara A

MAAF SEMUANYA, SAYA NGGAK BISA JELASIN TEKNIS SIMULASI TO NYA KARENA SAYA BUKAN ADMIN! SAYA MASUK GC INI BUAT IKUT TO, BUKAN PENYELENGGARA.

Setelah menekan ikon send, Nala terkekeh sambil memijit ringan pelipisnya. "Aneh banget orang yang jadiin gue admin. Bisa-bisanya salah kayak gitu."

Beberapa orang langsung mengelak jika Nala bukan penyelenggara padahal dia jelas-jelas menjadi admin.

Nala berdecak. Malam ini ia butuh istirahat, ia terlalu malas meladeni anak-anak ambis yang ternyata tingkat emosinya cukup tinggi. Dan akhirnya gadis itu memutuskan untuk keluar dari grup tersebut. Membiarkan orang-orang terus berkoar dan menyangkal kalo dirinya bukan penyelenggara.

Hari ini Nala cukup lelah dengan semua pelajaran dan semua soal-soal yang ia kerjakan. Dari mulai materi garis singgung yang kembali di bahas hingga soal trigonometry yang tak kunjung ia temukan jawabannya.

Kaki gadis itu mulai naik ke atas kasur setelah menyimpan ponselnya di atas nakas. Tapi satu notifikasi mengganggunya, membuat ia akhirnya memutuskan untuk membuka chat itu dan membaca dengan jelas isi dari chatnya.

VIRTUAL, Isn't it? {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang