Acara Penutupan

28 6 2
                                    

Sejak kejadian semalam, Ardana tak bisa Nala hubungi. Laki-laki itu menghilang begitu saja dengan sosial media yang tidak aktif satupun. Tak mau berpikir negatif, akhirnya Nala memutuskan untuk membereskan rumahnya dan mencuci pakaian sebagai pengalihan.

Tapi tetap saja tangan Nala gatal dan berakhir dengan terus menerus mengecek ponselnya setiap satu jam sekali. Ia berharap Ardana menghubunginya. Dan hingga sore tiba gadis itu tak mendapatkan kabar apapun dari Ardana. Pikiran Nala semakin bercabang. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang terususun di otak gadis itu. Salah satunya; mungkin kah sebenarnya Ardana itu sudah mempunyai pacar atau bahkan istri?

Jarum jam menunjuk pada angka 6. Nala baru selesai mandi, ia duduk di bibir kasur masih dengan rambut yang basah dan hanya memakai kaos tipis serta celana pendek. Gadis itu mengecek nomor Ardana sekaligus melihat grup kelasnya yang masih ribut berdiskusi tentang baju apa yang akan mereka pakai nanti.

"Masi aja nggak aktif, ke mana si?" kesal Nala ketika pesan yang ia kirimkan pada Ardana masih berlabel centang satu.

Tangan Nala beralih untuk membuka grup kelasnya. Di sana hanya Milla, Bela, Farel dan Juanda yang aktif. Sisanya ikut menyimak seperti Nala.

IPA 2 Jaya Jaya

Farel KM

Yang jelas dong Bel, jadinya menurut lo bagusan pake seragam apa?

Milla

Si Bela mah dari tadi ngetik gak jelas mulu, lagi bahas baju malah curhat. Goblok!!

Bela

Dih ya, siapa yang curhat sih, Mil? Yang ada lo yang dari tadi bawa gosip mulu

Juanda reply to Farel KM

Pake baju mamba aja, biar kece.

Bela

Jangan mamba anjer, kasian si Anggara. Ini udh malem, nanti dia gak keliatan lagi.

Nala berdecak sendiri membaca pesan dari Bela di grup itu. Memang benar Anggara mempunyai kulit lebih gelap daripada yang lain, tapi sepertinya itu bukan sebuah candaan.

Ting

Satu notifikasi masuk ke ponsel Nala. Itu pesan dari Farel.

Farel KM

Perhatian ini pesan siaran!
Fiksnya kita pake baju hitam. Bawahannya apa aja yang penting jangan pink atau warna gonjreng lainnya. Sekian.

Dua alis Nala naik. "Kenapa Farel nggak ngumumin di grup aja?"

Tapi apa peduli Nala ketua kelasnya itu mau mengumumkannya di mana, yang penting sekarang Nala tau baju apa yang harus dia gunakan.

Kaki Nala melangkah menuju lemari gantungnya. Mengambil kaus hitam dan kemeja hitam, kali ini Nala akan memadukannya dengan celana berwarna cream.

"Nggak buruk lah," ucap Nala setelah memakai bajunya dan berdiri di depan cermin yang menempel di dinding samping lemari.

Sambil berjalan ke luar rumahnya, Nala memesan gojek untuk ia berangkat ke sekolahnya.

Ini jadi terasa aneh bagi Nala. Biasanya Ardana lah yang memesankannya gojek, menyuruh gojek itu memperlakukan Nala dengan baik, bahkan setiap gojek yang Ardana pesankan untuknya pasti membawa jaket lain untuk menutupi paha Nala. Apa Nala sudah terlalu bergantung pada perhatian Ardana?

Gojek pesanan Nala sampai, gadis itu menerima uluran helmnya setelah mengunci pagar rumah. Hanya helm. Gojek yang Nala pesan tidak memberinya uluran jaket.

VIRTUAL, Isn't it? {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang