Teori Mantan

101 16 4
                                    

"Good morning Nalara Agnesmonica!"

Suara itu menggema di koridor depan kelas 12 IPA di lantai 3. Pemilik suara itu? Jangan tanya lagi. Dia adalah laki-laki gila yang mengaku sebagai 'mantannya' Nala. Padahal Nala sendiri belum pernah pacaran apalagi sampai punya mantan gila seperti Septian.

Ya, namanya Septian. Rivalldo Septiana. Laki-laki Aquarius yang sialnya satu kelas dengan Nala. 12 IPA 2. Ngomong-ngomong tentang Septian yang mengaku sebagai mantannya Nala, semua berawal gara-gara mimpi aneh laki-laki itu.

"Masa semalem gue mimpi lo balikan sama gue deh, La. Lo beneran mau balikan?"

Mulai lagi! Ntah berbaris dibarisan mana saat pembagian otak, hingga saat lahir Septian memiliki pikiran yang begitu absurd. Selalu menyangkut pautkan mimpi anehnya dengan kehidupan nyata.

Nala tetap berjalan menuju kelasnya. Mengabaikan Septian yang terus menerus berceloteh tentang mimpinya semalam. Tentang Nala yang mengajaknya balikan padahal mereka sama sekali tidak pernah pacaran.

Hingga Nala duduk di bangkunya, Septian masih terus bercerita dan laki-laki itu duduk di bangku kosong samping Nala. Gadis itu memang duduk sendiri, tidak ada orang yang mau duduk di bangku paling depan yang selalu ia tempati. Persis di depan meja guru. Tipe-tipe anak ambis yang ingin selalu diperhatikan pengajar.

"Nah di mimpi itu, tuh lo ngajak gue balikan dengan alasan kalo sebenernya lo belum move on dari gue. Bahkan lo bilang kalo pesona kegantengan gue tuh gada yang bisa ngalahin! Lo sampe nangis-nangis biar gue mau balik--"

Tangan Nala hinggap di bibir Septian yang terlalu banyak mengoceh pagi ini. Ia menekan mulut Septian hingga kepala laki-laki mundur perlahan.

"Itu cuma mimpi lo Aseppp, stop bawa-bawa gue di mimpi lo!"

"Heh, lo mau apa pegang-pegang mulut gue? Mau meraba bibir seksi gue? Atau lo emang beneran mau balikan sama gue?"

Cukup, Nala tidak tahan dengan semua omong kosong Septian. Laki-laki itu terlalu tidak normal untuk ukuran manusia.

"Sep, gue ngantuk--"

"Kok lo malah curhat sama gue? Mau gue kelonin? Wahhh lo ternyata agresif juga, ya. Berarti mimpi gue semalem bener kalo lo itu kau balik‐-"

"GUE BELUM SELESAI NGOMONG SEPTIAN!" Teriakan maut Nala akhirnya keluar, membuat laki-laki di sampingnya itu menutup kedua telinganya rapat-rapat. "Gue ngantuk! Jadi stop gangguin gue! Stop bawa bawa mimpi aneh lo itu ke kehidupan nyata! Karena jangankan balikan sama lo, pacaran sama lo aja gue nggak pernah!"

Septian menggaruk kepalanya, membuat rambutnya yang sedikit rapih menjadi berantakan. "Jadinya lo mau pacaran dulu sama gue? Abis itu putus? Abis itu balikan lagi?"

Mendengar ucapan Septian kali ini, Nala rasanya benar-benar kehabisan akal untuk meladeninya lagi. Lebih baik ia melipatkan kedua tangannya di atas meja, lalu tidur di atas tumpuan kedua tangannya itu. Tidur 2 jam saja rasanya belum cukup membuat kantuk Nala hilang.

"Laa! Jangan malah nangis Laa!" Septian mengguncang bahu Nala. "Laa! Gue mau ko jadian dulu sama lo, abis itu putus, nanti kita balikan lagi."

Stress! Septian sepertinya memang stress karena terlalu lama menjadi jomblo!

"Sep!"

Seseorang memanggil Septian, membuat laki-laki itu berhenti mengguncang bahu Nala.

"Apa?"

"Jam kedua anak Futsal dispense semua. Kita latihan terakhir sebelum besok turnamen!" Sebelum berlalu, kapten futsal itu tersenyum miring melihat Septian yang sedang duduk di bangku Nala.

VIRTUAL, Isn't it? {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang