"Bagaimana? Sudah ada informasi tentangnya?" Tanya Sunghoon tanpa basa basi kala seorang lelaki yang merupakan kepala intelijen rumahnya baru saja datang dan mendudukan diri di hadapannya.
"Maaf, aku belum bisa memberi kabar baik untukmu."
"Ayah ku membayar mu begitu mahal. Kenapa mencari satu orang saja kau tak kunjung mendapatkan hasil?"
"Sunghoon, kau tau aku sudah mengerahkan seluruh kemampuanku. Beberapa anggota ku bahkan masih memantau kediamannya sejak enam bulan lalu meski kami tak mendapatkan apa - apa disana." Lelaki yang hampir menginjak usia kepala empat itu membuang napas, sebelum kembali mengatakan sesuatu yang rupanya hampir menyulut emosi sang tuan muda. "Sepertinya kita harus menyerah."
Sunghoon tersentak. Kopi yang baru saja diminumnya terjebak di antara kerongkongan dan rongga mulutnya. Amarah terlihat jelas berkobar-kobar lagi di matanya.
"Paman, jangan membuatku marah!" Ucapnya penuh peringatan.
"Bisakah kau katakan padaku siapa orang ini? Aku tak mengerti kenapa kau berusaha keras untuk menemukannya."
"Dia cintaku. Kesayanganku. Jadi tolong temukan dia, aku mohon paman!"
Lelaki itu menaikan alisnya, terkejut mendengar pengakuan itu.
"Ini pertama kalinya aku mendengar hal seperti ini dari mu. Sepertinya kau sungguh - sungguh kali ini, karena untuk yang pertama kalinya juga aku mendengar mu memohon. Kau pasti benar - benar mencintainya."
"Sangat. Untuk itu aku sungguh ingin dia kembali karena aku tak ingin merangkak untuk menjalani hidup ini. Karena jika aku benar - benar kehilangannya, bukan hanya kaki yang mulai lumpuh, tapi rasanya seluruh tubuhku dari ujung kepala sampai kaki sudah pasti akan kehilangan fungsinya."
Lelaki paruh baya itu dapat melihat sebuah kecemasan dan ketakutan dalam suara tuan mudanya. Meskipun Sunghoon berusaha untuk menyembunyikannya, itu masih terlihat jelas sehingga siapapun dapat menangkap tatapan panik di matanya, mata yang biasanya selalu penuh keangkuhan itu kini nampak tak mampu menghadapi kenyataan.
"Sunghoon, aku sudah menganggap mu seperti anakku sendiri. Jika kau tak keberatan, aku ingin memberimu beberapa saran. Aku berjanji akan membantu mu menemukan Sunoo, sementara itu kau juga harus berjanji bahwa kau akan hidup lebih baik. Berhentilah minum - minum dan merokok, belajar lah untuk ujianmu. Jikapun aku menemukan Sunoo, aku yakin dia tak akan mau hidup dengan lelaki yang berantakan seperti ini. Tatalah hidup mu kembali, sehingga saat kau memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lagi, kau sudah bisa menunjukan versi terbaik dari dirimu." Lelaki paruh baya itu tersenyum, kemudian menepuk pelan bahu Sunghoon. "Aku pergi dulu. Sampai jumpa." Kemudian dia bangkit dan pergi meninggalkan Sunghoon yang masih terdiam di tempatnya.
Sunghoon kembali merenung, memikirkan perkataan lelaki yang sudah dia anggap sebagai pamannya sendiri. Benar! Selain karena Sunny, Sunoo pasti pergi karena Sunoo membencinya. Dan hal yang membuat Sunoo membencinya jelaslah perilakunya yang sembrono dan serampangan.
Dengan tingkahnya yang seperti dulu mana mungkin Sunoo akan mencintainya.
Kenapa Sunghoon baru menyadari bahwa pemaksaan dan trik licik yang di lakukannya dulu tak akan membuat Sunoo tetap tinggal. Dia begitu egois. Dia menahan Sunoo untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan Sunoo. Sunghoon bahkan tak mempertimbangkan kebahagiaannya. Sunoo, dia sangat menyayangi kakaknya. Kakaknya adalah yang paling berarti untuknya. Tapi dengan lancangnya Sunghoon membuat hubungan keduanya memburuk, membuat Sunoo di benci oleh kakaknya sendiri.
Penyesalan rupanya memang seperti daun yang telah gugur. Mengapa Sunghoon dulu tak memegang kuat tangkainya tanpa perlu membuatnya terpatah - patah.
>
>
>
Jay dan Sunoo menatap khawatir pada seorang dokter kandungan yang baru saja memeriksa Sunoo.
Dokter ber name tag Bae Irene itu balas memandang resah pada keduanya.
"Dokter Jay, apa istri anda mengalami keluhan sebelumnya?"
"Dia sering mengalami kram dan nyeri punggung bagian bawah akhir - akhir ini. Selain itu, istri ku juga sempat mengalami kontraksi ringan beberapa kali."
Dokter Irene terlihat ragu - ragu, "Sepertinya kondisi kandungan istri anda lemah." Irene menghela napas sejenak, "Nyonya Park, sebelumnya kondisi kandungan mu baik - baik saja. Tapi kandungan yang lemah umumnya memang terjadi di trimester ke dua. Jika kita tidak menjaga nya dengan baik maka resiko dalam mengalami keguguran akan sangat besar."
Mendengar penjelasan itu, Jay melirik Sunoo yang sudah berkaca - kaca. Tangannya terulur menggenggam tangan Sunoo yang sebelumnya meremas pahanya sendiri.
Dokter Irene memandang Sunoo prihatin, dia kemudian mengulas senyumnya dan kembali berkata.
"Anda tak perlu terlalu khawatir, saya menyarankan anda untuk melakukan terapi progesteron, sepertinya itu akan efektif. Selain itu Suami anda merupakan Dokter yang hebat, beliau pasti dapat menjaga kestabilan kondisi anda dan bayi anda dengan baik, Nyonya."Sunoo menatap Jay penuh harap, sementara yang di tatap mengangguk meyakinkan.
"Semuanya akan baik - baik saja, Sunoo."
Wayolohhh ape nih Jay udah manggil istri istri ajeeeee. Atau jangan - jangan mereka emang udah nikah?🤔

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother_in_Law (Sungsun)
RomanceKim Sunoo memiliki kepribadian yang gelap dan suram, saudara perempuannya yang cantik dan lembut adalah satu - satunya cahaya dalam hidupnya, tetapi iblis itu tiba - tiba muncul dan mencuri cahayanya, membuatnya menjadi gila. Bagaimanapun, dia tida...