22

1.7K 253 23
                                    

Setelah pertemuan tak terduga nya bersama Sunoo, Sunghoon terbaring lemas di ranjang. Menatap langit langit kamar.

Matanya sayu, lelah, berat, namun tak bisa terpejam. Suhu tubuhnya mendadak panas, rasanya seperti dipanggang. Menelan ludah rasanya seperti menelan duri, sakit sekali. Rasa kecewa dan penyesalan menggerogoti hatinya. Andai waktu itu dia dapat bertindak sedikit lebih baik. Andai dulu dia tak pernah bermain wanita dan mengencani Sunny, Sunoo pasti bisa berada dalam genggamannya.

Ketukan di pintu kamar membuatnya menoleh.

"Aku boleh masuk?" Suara seseorang terdengar di balik pintu.

Sunghoon berdehem agak keras mempersilahkan.

Seorang lelaki yang memiliki perawakan sama dengannya muncul. Dia mendekat dan mendudukan dirinya di sofa yang ada dikamar Sunghoon.

"Bibi bilang kau datang ke rumah sakit kemarin. Kenapa kau tak menemui ku?"

Sunghoon bangkit dari tidur nya dan duduk di ujung ranjang, yang berhadapan langsung dengan lelaki itu.

"Biarkan aku bertanya sesuatu. Lelaki yang tinggal bersamamu, siapa dia, Jay?"

Jay, mata lelaki itu menyipit, menatap Sunghoon dengan menyelidik.

"Bagaimana kau tau ada seseorang yang tinggal bersama ku?"

"Di rumah sakit, aku bertemu seseorang yang di sebut sebagai istrimu."

Jay mengangguk samar kemudian berdehem. "Dia seseorang yang kucintai." Jawabnya.

"Kau sudah menikah diam-diam?"

"Belum, tapi semoga secepatnya aku bisa menikahinya."

"Itu tidak akan terjadi!"

Jay yang sebelumnya bersandar kini memperbaiki posisi duduknya. Dengan raut tak mengerti dia menatap Sunghoon.

"Apa kau akan mengambil kekasih dari adik sepupumu sendiri, Jay?"

Raut wajah tak mengerti Jay kini terlihat kesal. "Apa yang kau bicarakan?"

"Sunoo, dia kekasih ku. Kekasih yang menghilang beberapa bulan yang lalu."

"Jangan mencoba membodohiku, Sunghoon!"

"Apa kau tak melihat bingkai besar disana?" Sunghoon menunjuk dinding dengan satu bingkai foto yang menggantung disana. "Tidakkah kau mengenalinya? Itu adalah Sunoo saat bersamaku, sebelum dia mengandung."

Jay bangkit dan berjalan ke arah bingkai itu. Semakin diamati, semakin membuat kenyataan menjadi jelas. Matanya memanas, takdir macam apa ini?

"Jadi kau bajingan itu?" Jay berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari bingkai itu.

Sunghoon turut bangkit dan berdiri di belakangnya.

"Ya. Dan aku menyesal karena harus dikenang sebagai bajingan dalam hidupnya. Untuk itu aku ingin menebusnya. Bisakah kau memberi ku jalan?"

"Sunghoon, jangan berharap aku akan menyerahkannya!"

"Dia sedang mengandung anakku!"

Jay berbalik dan menatap remeh Sunghoon.
"Aku bisa menjadi ayah untuknya. Sejak awal dia tumbuh, akulah yang menjaganya dan ibunya."

Sunghoon menahan getir dalam dirinya. "Jika aku bisa, akupun ingin menjaganya. Namun aku tak memiliki kesempatan untuk itu. Apa kau tak tau bahwa selama ini aku sudah berusaha keras mencarinya? Aku mencarinya hingga aku nyaris gila. Dan rasanya aku lebih gila lagi saat tau bahwa selama ini dia ada bersamamu, orang terdekatku!"

"Kau tak bisa menyalahkan ini. Kau jelas tau apa yang membuatnya lari darimu!"

"Ya, aku tau. Aku tau. Tapi apa dia juga pernah memberiku kesempatan untuk menunjukan diriku yang lebih baik? Setidaknya berikan aku sedikit waktu untuk memperbaikinya. Tapi sebelum aku sempat melakukan apapun, dia justru pergi lebih dulu tanpa memberi ku penjelasan. Aku bersumpah, terlepas dari beberapa kejahatan ku di masa lalu, aku selalu ingin membuatnya bahagia." Itu adalah kalimat terjujur yang pernah Sunghoon katakan selama hidupnya.

Jay terkesiap saat Sunghoon menjatuhkan dirinya. Bertekuk dan bersimpuh di hadapannya dengan putus asa.

"Aku bersumpah tak akan meminta apapun lagi dalam hidupku. Untuk sekali ini saja, tolong kembali kan dia padaku. Jalan ku menujunya sudah terasa sulit sejak dulu, kumohon jangan semakin mempersulitnya lagi, Kak." Sesak di dada Sunghoon semakin mengganggu. Mengikuti setiap hembusan napas yang terasa semakin berat.

Jay menegadah, menahan air matanya yang hampir jatuh. Dia bingung. Di satu sisi dia juga menginginkan Sunoo untuk dirinya sendiri. Menghabiskan waktu beberapa bulan dengan Sunoo tak bisa membuatnya untuk tidak jatuh cinta pada lelaki manis itu. Tapi di sisi lain, Jay juga menyayangi Sunghoon. Sunghoon adalah sepupu yang sudah di anggapnya sebagai satu - satunya adik lelaki. Melihat Sunghoon belutut di depannya, memohon, dan memanggilnya kakak, itu tentu saja meluluhkan hatinya.









Bentar lagi end nih, jangan lupa vote yaaa❤️

Brother_in_Law (Sungsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang