Brother_in_Law (Sungsun)

14

Mimpi buruk dan rasa pahit Sunoo meningkat selama tiga jam. Ketika dia mengkhawatirkan Sunghoon yang tak kunjung kembali.

Akankah Sunghoon benar - benar mati dalam badai salju ini? Atau apakah dia benar - benar dibawa ke penjara karena dia merusak toko obat? Tidak, jangan dipikirkan. Seperti kata pepatah, orang - orang baik tidak berumur panjang, itu adalah momok yang akan hidup seribu tahun. Sedangkan Sunghoon, manusia ini begitu buruk sehingga ia pasti akan hidup untuk waktu yang lama. Dia tidak akan mati secepat ini.

Di tengah kekhawatirannya suara pintu di buka terdengar, membuatnya sangat bersemangat. Wajah kecilnya segera melintas dengan sentuhan sukacita saat dia menghela nafas lega. Hatinya yang ingin melompat keluar karena gelisah akhirnya bisa tenang.

Namun kelegaannya tak bertahan lama ketika dia melihat Sunghoon memasuki kamarnya dengan seluruh tubuhnya tertutup salju, wajahnya dingin dan membeku menjadi warna ungu, bahkan ada beberapa memar, jelas Sunghoon terluka.

Jantung Sunoo sejenak melompat liar.

"Sunghoon, ada apa denganmu, bagaimana kamu bisa terluka?" Sunoo segera bertanya dengan prihatin, hatinya tiba - tiba mulai berkedut sakit melihat keadaan Sunghoon sekarang.

"Ketika aku keluar dari apotek, lantainya terlalu licin sehingga aku jatuh ....  uhuk uhuk, Suno, maaf aku pergi terlalu lama, apotek terdekat tutup, jadi ...  uhuk... aku arus pergi jauh untuk mencari apotek lain, sekarang aku akan mengambil segelas air sehingga kamu dapat segera meminum obatnya... Uhuk ..."

Sunghoon diam diluar di pintu hampir sepanjang waktu. Saat ingin kembali, tiba - tiba dia berpikir bahwa tidak baik jika dia kembali dengan keadaan selamat dan sehat, jadi dia pergi ke luar gedung sebentar, namun dia tidak pernah berpikir bahwa itu akan menyebabkan orang kuat seperti dia akan mengalami masuk angin dan batuk. Tapi sepertinya bagus, itu pasti akan membuat Sunoo lebih tersentuh.

"Aku bisa meminum obatnya nanti. Kamu harus cepat menghilangkan salju dari tubuhmu, mandi air panas dan obati memar di wajahmu." Kekhawatiran dalam suara Sunoo sulit disembunyikan, dan dia benar - benar berusaha keras untuk tidak membiarkan air matanya jatuh.

Si bodoh besar ini. Mengapa dia masih memikirkan Sunoodisaat keadaan dirinya sendiri seperti ini.

"Uhuk .... Itu tidak masalah, kamu lebih penting. Aku hanya akan pergi dan menuangkan air untuk mu...  uhuk  ... Kamu harus segera minum obat." Sunghoon tersentuh, melihat Sunoo hendak menangis membuatnya bahagia, dia juga hampir ingin tertawa.

Sunghoon buru - buru keluar ruangan untuk mengambil air, takut bahwa Sunoo mungkin melihat mulutnya berkedut. Dia tidak tahu bahwa saat dia berbalik, Sunoo sudah tidak bisa menahan tangisnya.

Sunoo tidak pernah berpikir bahwa akan ada hari dia menangis karena Sunghoon. Yang lebih tak terduga adalah dia jatuh cinta pada lelaki itu.

Ya! Sunoo telah jatuh cinta pada Sunghoon! 

Beberapa saat yang lalu, dia merasakan kegembiraan yang luar biasa ketika Sunghoon akhirnya kembali. Namun, setelah melihat keadaan Sunghoon yang menyedihkan, ia merasa tertekan.

Sunoo menghapus air mata di wajahnya ketika Sunghoon kembali dengan membawa segelas air.

"Sunoo ayo minum obatmu ... uhuk, uhuk  ... " Sunghoon memberikan obatnya pada Sunoo. Batuknya menjadi terlalu cepat sehingga dia sulit bernapas, membuat Sunoo semakin khawatir, sudah hampir akan menangis lagi.

"Batukmu semakin parah, cepat cari obat flu untuk diminum." Sunoo berkata dengan cemas.

"Uhuk uhuk....  Sayang, aku akan memberitahumu sebuah rahasia, jangan memberi tahu orang lain. Faktanya, aku benar - benar takut minum obat sejak aku masih muda ... Jangan khawatir tentangku, aku sangat kuat. Ini akan menjadi lebih baik saat aku tidur ... uhuk ... " Sunghoon tersenyum meyakinkan pada Sunoo. Dia lalu memasuki ruang ganti dan mengganti pakaian yang sebelumnya sedikit basah karena salju. Setelahnya, dia naik ke tempat tidur dan menarik selimut dengan banyak sulaman naga yang indah untuk membungkus dirinya.