Enam bulan berlalu sejak Sunoo pergi. Dan hingga saat ini, Sunghoon sama sekali belum mendapatkan kabar baik tentang Sunoo. Bahkan kepala intelijen yang bekerja untuk ayah nya pun belum bisa menemukan keberadaan kekasihnya.
Sunghoon termenung dibawah temaram cahaya lampu kamarnya, mendapati dirinya seorang diri terpaku memikirkan tambatan hatinya yang menghilang. Tanpa perlu ada kata, tanpa perlu ada nada. Hanya Sunoo yang kini ada di benaknya.
"160 hari, dan aku masih saja merindukanmu, menangisimu dan memikirkan mu, Sunoo." Sunghoon bergumam dengan mata sendunya yang menatap satu bingkai foto berukuran besar di kamarnya. Itu adalah foto Sunoo yang Sunghoon ambil diam - diam.
"Kau tahu? Betapa aku sedang merasakan duka. Merasakan sakit yang luar biasa. Merasakan sepi yang teramat dalam. Setelah kepergian mu yang tak jelas, hidup terasa begitu kejam bagiku. Aku merasa seperti seorang narapidana. Aku seperti sedang menerima sebuah hukuman dan karma. Rasanya sungguh memuakkan. Aku tak bisa melakukan apa-apa selain menangisimu sepanjang malam." Suara Sunghoon bergetar.
Memang, semenjak hari itu, hidupnya terasa berantakan. Pendidikannya pun semakin terabaikan padahal sekitar satu bulan lagi dia akan menghadapi ujian. Namun hilangnya Sunoo membuat Sunghoon kehilangan arah dan gairah.
Bahkan orang tuanya pun sering kali datang kemari untuk melihat kondisinya yang sudah terlihat seperti mayat hidup. Sunghoon mogok makan, dia bahkan enggan untuk sekedar menelan air minum. Sehingga pelayannya memberi tau kondisinya pada orang tuanya. Karena itulah mereka menjadi sering datang kemari, membujuk, dan menanyakan permasalahan apa yang membuat anak semata wayangnya seperti ini. Namun Sunghoon tak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya diam dan terus melamun.
Tidak perlu mencela atau mengatainya berlebihan. Sunghoon tak hanya kehilangan tambatan hatinya, dia juga kehilangan darah dagingnya. Dia bahkan tak tau dimana dan bagaimana kondisi mereka saat ini. Jadi tak perlu dia jelaskan lagi seperti apa sakitnya.
"Sunoo bagaimana keadaan mu dan bayi kita? Apa kalian baik - baik saja?"
"Apa kebencian mu padaku sebesar ini, Sunoo. Sehingga kamu pergi dengan membawa bayiku tanpa memberiku sedikit penjelasan apapun. Begini kah caramu membalas kan dendam atas apa yang ku lakukan padamu dan kakakmu di masa lalu?"
"Aku menyesal, Sunoo. Aku sungguh menyesal. Tolong jangan hukum aku seperti ini. Kembalilah, aku mohon."
Setelah mengatakan hal - hal itu, Sunghoon memejamkan mata. Wajahnya menyeringai kesakitan, bibirnya bergetar. Perlahan dari sudut matanya terlihat butiran bening yang kemudian membasahi bulu-bulu matanya. Betapa ia merasakan sakit yang luar biasa saat ini.
Pendek dan gantung banget ya? Emang sengaja biar kalian penasaran dimana Sunoo hahahaha. Jangan lupa vote dan komennya yaa biar aku makin semangat up... Bye byeee❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother_in_Law (Sungsun)
RomanceKim Sunoo memiliki kepribadian yang gelap dan suram, saudara perempuannya yang cantik dan lembut adalah satu - satunya cahaya dalam hidupnya, tetapi iblis itu tiba - tiba muncul dan mencuri cahayanya, membuatnya menjadi gila. Bagaimanapun, dia tida...