45 : Please, come back me

5.4K 253 130
                                    

SELAMAT MEMBACA..

Claazora berlarian menyelusuri koridor rumah sakit lantai empat, airmatanya masih saja keluar dengan deras setelah melihat orang-orang yang di kenalnya sudah ada di depan ruang operasi. Ia bahkan tak menghiraukan tatapan orang lain yang menatapnya aneh. Matanya tetap fokus pada satu ruangan. Setelah sampai di sana, langkahnya terhenti tanpa di sadari oleh yang lainnya. Secara perlahan, Claazora melangkah menuju ruangan operasi, tangisnya semakin Isak. Saat mulai melewati yang lainnya, langkahnya terhenti, merasa seseorang menghentikan langkahnya.

"Bitch! " Evellyn membalikkan tubuh Claazora dengan kasar.

PLAK! satu tamparan mendarat di pipi mulus Claazora saat itu juga.

"Lyn!" Graviel pun mencoba menjauhkan evellyn dari Claazora yang masih tetap diam saja. Namun usaha Graviel gagal karena evellyn menyentakkan tangannya dengan kasar

"Gue tahu zevaldo sampai kayak gini pasti gara-gara lo! Gue emang nggak tahu apa yang kalian debatin di rooftop tadi, sampai zevaldo pergi gitu aja dengan emosi. Dan akhirnya dia sampai disini. Tapi gue yakin, Lo pasti menyinggung zevaldo dengan sesuatu yang ganggu pikirannya, iya kan! Semua gara-gara Lo Claazora!" Emosi evellyn langsung memuncak dengan sendirinya.

Bahkan semua orang juga langsung terdiam disana membiarkan evellyn mengatakan itu semua, seolah-olah mereka memang menyetujui apa yang evellyn ucapkan. Tetapi untung saja, Zevarro tidak ada di sana karena sedang menjemput orangtuanya di bandara bersama dengan Zemora.

Menyadari Claazora hanya diam, dan itu membuat evellyn semakin merasa kesal. Ia menyibakkan rambut panjangnya dengan kesal, tatapannya begitu jelas jika evellyn sangat membenci Claazora sekarang.

Ia melangkah satu langkah menghadap Claazora, meraih dagu Claazora agar bisa menatap mata sembab Claazora, "Kalau ada apa-apa sama zevaldo, gue nggak akan tinggal diam. Dan gue bakal pastiin kalau Lo bakal nanggung akibatnya. Lo harus paham kalau gue evellyn!" Dan langsung melepaskan dagu Claazora dengan kasar.

Claazora memejamkan kedua matanya sejenak, dengan berani menatap balik tatapan evellyn yang begitu menyiratkan kebencian. "Lo pikir gue mau zevaldo kayak gini? Kalau Lo kira ini semua sepenuhnya salah gue, gue akuin Lo bener. Tapi, emang kenapa kalau Lo evellyn? Lo pikir gue takut? Lo bahkan bukan siapa-siapanya zevaldo, terus kenapa Lo marah? Lo nggak berhak nyalahin gue! Lo itu cuma masalalu zevaldo–"

"Anjing! Lo–"

"Cewek gila! Lo pikir seistimewa itu Lo di hidup zevaldo sampai ngeremehin evellyn! Kita semua disini Lo kira kita siapa zevaldo? Babu? Kita semua sahabat valdo! Kita peduli sama Valdo, Lo yang cuma pacarnya juga punya hak apa sampai maki-maki evellyn? Jadi penyebab valdo kayak gini masih aja ngebanggain diri sendiri! Ngaca! Valdo bucin sama Lo bukan berarti lo seistimewa itu di bandingkan kita semua!" Nafas Graviel sampai naik turun mengatakan itu semua di hadapan Claazora. Lihat saja, pemuda itu sampai tidak terima evellyn mendapat makian dari orang lain.

Alres yang menyadari tatapan semua orang pun langsung berinisiatif menghampiri Graviel, setelah mencoba menenangkan callista yang sedari tadi menangisi kakak sulungnya.

"Udah sob, ini di rumah sakit. Bukan di bc. Tahan emosi kalian." Kedua tangan pemuda itu aktif menangkan kedua sahabatnya dengan mengelus punggung mereka masing-masing.

Tetapi tatapan kedua orang itu masih saja menatap kesal Claazora yang mulai undur diri, duduk di sebelah callista tentunya. Ia bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun sebagai balasan Graviel. Claazora merasa tertampar, dengan yang semua Graviel katakan. Ia sadar, jika dirinya memang bukan satu-satunya yang istimewa. Apalagi penyebab zevaldo seperti karena ulahnya.

Dangerous Twins | 21+ [ ENDING ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang