Spin off ; COMING SOON

3.4K 136 8
                                    

Point of view : Alres zergan.

Hallo, ini alres. Actually, selain kisah twins boy yang kalian baca, aku juga ingin menceritakan kisahku sendiri. Aku hanya tidak mau merepotkan sepasang saudara kembar itu dengan menyelipkan secuil kisahku dengan seorang gadis. Tetapi, Mau itu kisah mereka atau milikku sendiri, sebenarnya tidak masalah. Hanya saja, sekarang aku benar-benar butuh ruang. Untuk cerita yang aku miliki.

Tapi, harus darimana aku mulai? Ah!

Callista Gabriela, who's do not know? Gadis cantik dengan senyum manis yang mampu menyita setiap konsentrasiku. Dia adalah gadis mungil, tubuhnya terasa kecil saat aku memeluknya. Dan dia adalah gadis manis, karena telalu manisnya, aku sampai tidak mau membagi satu cangkir teh dengan rasa manis itu. Seorang gadis yang mampu mendebarkan hatiku setiap harinya, padahal sebelumnya aku tidak pernah merasakan perasaan itu sama sekali. Tetapi karena Callista, gadis kecil yang berani mendaratkan bibirnya sendiri ke bibirku, aku bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari gadis itu.

Dan sejak saat itu, sejak callista mencium bibirku lebih dahulu dan menciptakan debaran kencang di dadaku, aku mulai berjanji pada diriku sendiri. Harus menjadikan callista sebagai miliknya. Walaupun bertahap bukan?

Dan gara-gara gadis itu juga, aku mampu merubah kepribadianku 270 derajat. Mulai dari aku tidak pernah lagi menyentuh seorang wanita padahal itu adalah camilanku setiap malam. Ons? Tidak lagi, tidak. Setiap aku ingin melakukannya, aku selalu terbayang wajah cantik bernama callista itu. Dan akhirnya, aku lebih memilih tidak melakukannya.

Ah gadis itu. Bagaimana bisa dia secantik dan semanis itu? Apa dia sadar jika dirinya mampu membuat alres zergan mabuk kepayang karena wajahnya? Bahkan aku hampir tidak bisa mengatur detakan jantungku yang terpacu begitu cepat hanya karena ada di samping gadis itu, apalagi saat ada sebuah momen dimana wajah kita hanya berjarak satu centi. Sial! Apa aku bilang? Membayangkannya saja mampu membuat perutku seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan didalam sana.

Callista, pelet apa yang kau berikan padaku?

Oke cukup! Dan sampai akhirnya aku berani meminta restu pada orang tua Callista dan mengajak gadis itu untuk menjalin hubungan yang lebih serius, lebih dari hubungan kakak-adik seperti sebelumnya.

"Callista bakal pikirin baik-baik."

Kalimat terakhir yang gadis itu lontarkan, sebelum akhirnya meninggalkan aku yang merasa takut, jika keputusan callista tidak sesuai ekspektasi ku. Seolah terdengar bukan bagaimana gadis itu ragu dengan ku?

Tetapi usahaku tak bisa hanya berhenti disana, aku benar-benar menginginkan callista. Apalagi setelah aku membalikkan tubuhku 180 derajat, kedua mataku menangkap basah keberadaan Graviel yang tak jauh dari keberadaan ku. Aku tersenyum miris, aku melupakan sesuatu, bahwa nama Graviel masih ada di otak callista.

Selain Zern, ternyata aku lebih ketakutan jika callista benar-benar menolakku demi sosok Graviel. Sosok Graviel lebih membuatku takut di banding sosok Zern yang setiap hari selalu ada bersama callista. Dan ketakutan ku selanjutnya adalah, bagaimana Zern akan melakukan hal yang sama seperti bagaimana dia membunuh adikku tanpa menyentuh.

Ahhhh! Dan syukurnya, ketakutan pertamaku tak berlaku begitu lama, karena pada hari selanjutnya, callista menerimaku. Tentu aku senang, sangat senang, karena pada akhirnya callista menjadi kekasihku, bukan lagi adikku.

Aku ingat dengan jelas bagaimana cara callista menampilkan senyum manisnya seraya berkata, "Callista mau kita mulai."

Singkat, dan awalnya membuatku kebingungan. Namun setelah gadis itu mengatakan, "Ish! Kak alres kok malam diem? Callista udah terima kakak loh."

Sial! Kan! Lagi-lagi senyumku terbit hanya dengan mengingat hal itu.

Bagaikan langit malam yang bertabur bintang, dan atas seizin Tuhan, bintang menghiasi langit. Dan aku adalah bulan dengan beribu bintang yang mengelilingiku. Bagiku, langit adalah tempatku berlabuh. Dimana aku bisa menemukan ribuan bintang dan tentang pemahaman cinta di sana. Callista, memberikanku banyak pelajaran tentang arti mencintai, dan setiap aku tahu satu dari banyaknya cara mencintai, aku mendapatkan satu bintang, dan langit memberikan itu semua, untuk menjadi pilihan ku. Bagaimana aku bisa memahami satu persatu bentuk kasih sayang itu.

Tetapi, aku lupa. Bawa langit juga harus menurunkan hujan. Dan sialnya, setiap aku gagal mengambil satu bintang itu, hujan pun turun. Langit seakan menyuruh awan-awan untuk menutup semua bintang yang bersinar dan di gantikan dengan guyuran deras yang membasahi bumi. Aku ketakutan, awan hitam di tambah langit malam tempatku berada tidak memberiku kesempatan untuk memperbaiki jawabanku yang salah untuk satu bintang itu.

Yang pada akhirnya, satu persatu bintang menghilang, bersamaan dengan terangnya cahaya bulan yang semakin lama semakin terkikis cahayanya.

Callista, benar-benar memberiku ketakutan terbesar. Mengalahkan ketakutan ku tentang bagaimana cara aku berfikir soal Zern.

From this

From this

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To this

To this

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BOGU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BOGU

BOGU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dangerous Twins | 21+ [ ENDING ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang