52 : Organisasi

4.6K 248 101
                                    

Zevaldo dan ketiga sahabatnya kini berjalan beriringan di koridor menuju ke kantin, banyak pasang memperhatikan mereka. Mungkin karena pesona mereka yang tidak bisa di pungkiri. Mereka telah sampai, hal pertama yang mereka lihat adalah, Gibran dan ketiga temannya yang membuat keributan disana, dengan mempermalukan seorang gadis berkaca mata disana. Tetapi zevaldo tidak memperdulikannya, mereka dengan tenang duduk di bangku kantin yang letaknya lumayan jauh dari keberadaan Gibran.

"Gue nggak perlu keluar uang lah ya buat disini, boleh pesan sepuasnya kan viel?" Zevarro memandang puas Graviel di depannya.

Hal itu malah di ketawai oleh alres, "Lagian sok-sokan, nantang basket kok sama pemainnya. Tapi apa boleh buat kan ya? Empat tahun gitu."

Graviel menatap sinis alres dan Zevarro secara bergantian. Pasalnya, setelah ia menantang bermain basket kemarin, malah dia sendiri yang kalah. Memang tidak bisa di ragukan lagi, Zevarro dan alres memang pemain basket yang hebat.

Kembali pada aktivitas mereka, zevaldo menatap fokus ke arah Gibran dan claazora yang baru saja keluar dari pintu kantin. Dengan segera zevaldo pun mengikutinya, sampai mereka menghentikan langkahnya di lorong bawah tangga. Zevaldo bersembunyi tak jauh dari sana.

"Kenapa?"

Claazora menyerahkan sebuah kertas yang sedari kemarin ada pada dirinya, "Maaf kak, kayaknya gue nggak bisa yakinin zevaldo. Lebih baik kak Gibran aja sendiri yang minta ke zevaldo."

Pemuda yang mengintip disana hanya bisa menyipitkan matanya melihat kertas apa yang di bawa oleh Claazora. Apalagi namanya yang mereka bawa-bawa. Berarti kertas itu memang ada hubungannya dengan dirinya kan?

"Lo gimana sih, zo! Kan Lo udah janji kalau mau bantuin gue. Dan inget ya zo, itu juga syarat Lo buat masuk ke himpunan. Kalau Lo nggak bisa bawa zevaldo ke himpunan, berarti Lo juga nggak akan bisa masuk!"

"T-tapi kak, nggak gitu kan perjanjiannya–"

"Ya sekarang gue mintanya gitu! Pokoknya, Lo harus bisa buat zevaldo masuk ke himpunan! Gue nggak peduli gimana caranya Lo bisa ajak zevaldo, tapi kalau sampai gagal, Lo tahu kan konsekuensinya?"

Claazora mengangguk lemah, menyimpan kembali kertas yang ia bawa. Ia bahkan belum berusaha untuk membujuk zevaldo, bukan karena Claazora tidak mampu, hanya saja perempuan itu tidak pernah mencampuri apapun yang bersangkutan dengan Zevaldo.

"Bagus, gue tunggu secepatnya." Kalimat terakhirnya yang sebelum akhirnya ia pergi dari sana.

Menyisakan Claazora yang mendengus kasar, sambil menatap kertas yang ia bawa. Tetapi di saat itu juga, ia di kagetkan dengan tangan seseorang yang merebut kertas tersebut.

"Zevaldo!" Ia menatap terkejut aksi zevaldo yang langsung menandatangani kertas tersebut. Selanjutnya, zevaldo menarik tangan Claazora untuk mengikuti Gibran yang belum jauh.

"Zevaldo! Lo apa-apaan!"

Setelah berhasil mencegah langkah Gibran dari depan, zevaldo langsung melempar kertas itu dengan kasar ke hadapan Gibran.

"Lain kali, kalau Lo punya urusan sama gue, datengin gue langsung! Jangan seret oranglain buat ikut campur!"

Gibran malah tertawa ringan, kemudian ia tersenyum miring, "Jadi Lo langsung menyetujui? Good!" Gibran membaca setiap syarat yang tertera di kertas itu, "Tujuh, berlaku untuk siapapun, mahasiswa/mahasiswi yang sudah bergabung dengan organisasi tersebut di larang mencalonkan diri ke organisasi lainnya.."

"Presiden BEM?" Gibran tertawa mengejek, "Lo nggak akan bisa gantiin posisi gue, kecuali Lo bisa ambil hati Alice."

Bukannya merasa tertantang, zevaldo malah tersenyum miring menanggapi perkataan Gibran, "Ya! Seperti yang Lo bilang, dan saat itu terjadi, gue harap Lo nggak ngerendahin harga diri Lo sendiri dengan merengek minta posisi Lo kembali."

Dangerous Twins | 21+ [ ENDING ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang