Obsession-24

24.2K 1.8K 156
                                    

Terima kasih untuk 1jt pembaca di cerita ini🥳

"Turun!" kata Kean saat keduanya tiba disekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Turun!" kata Kean saat keduanya tiba disekolah. Cya mencoba turun sendiri, tetapi sangat susah. Karena gadis itu baru dua kali menaiki motor sport.

"Lucu banget sih, gak bisa turun ya?" tanya Kean dengan nada menggodanya, Cya menatap datar pemuda itu. Sudah tahu kalau gadis itu kesusahan, Kean malah tidak membantunya seperti tadi Cya naik.

"Mau aku gendong apa jalan sendiri?" tanya pemuda itu dengan menggendong Cya untuk turun dari motornya.

"Jalan," jawab Cya dengan cepat.

"Baik, aku gendong."

Sepertinya Kean memiliki masalah pendengaran, pemuda itu menggendongnya ke koridor. Cya sudah meminta diturunkan, tetapi Kean tidak mendengarnya sama sekali.

"Turunin gue!" Cya sudah sangat kesal, mereka menjadi tontonan para murid yang berada di koridor.

Cya sangat malu dan gadis itu tidak senang dengan orang yang keras kepala. Tidak cukup Kenan yang keras kepala, adiknya juga sama saja. Kenapa Cya harus terjebak dengan keduanya?

Kean menghentikan langkahnya, rahangnya mengetat. Pemuda itu sangat tidak menyukai panggilan gadisnya, ia menundukkan dan menatap dingin Cya yang juga menatapnya dengan kesal.

"Jangan buat aku marah, sayang. Karena Vallo yang ini, akan lebih egois dari sebelumnya. Kalau kamu melanggarnya, maka aku akan memberikan kamu hukuman," lirih Kean dengan mengecup sudut bibir gadisnya.

Cya merasakan déjà vu, ternyata kedua putra Davindra sama-sama gilanya. Gadis itu menarik kembali kata-katanya yang pernah memuji Kean adalah pacar idaman.

"Menikmati hm?" bisik Kean kepada Cya yang tidak menyadari kalau mereka sampai dikelas dan gadis itu berada dipangkuan Kean.

"Sama sekali enggak!" Cya langsung bangkit dan hendak duduk di kursinya. Namun Kean menahan pinggangnya, agar Cya tidak pergi kemana-mana.

"Tapi posisi seperti ini, bagus juga," ucap Kean dengan menelungkupkan kepalanya di ceruk leher Cya. Hidungnya menghirup rakus aroma gadisnya, Kean benar-benar merindukan Cya.

"Tapi kita ini seorang pelajar, kita gak boleh bersikap kayak gini. Kamu gak malu?" tanya Cya yang dibalas gelengan oleh pemuda itu.

"Capek banget ngomong sama batu," keluh Cya dengan mengalihkan pandannya ke arah pintu.

Arka dan Alaska baru datang, keduanya menyapa Kean yang baru masuk sekolah. Cya menatap Arka yang melayangkan senyuman kepadanya, gadis itu ikut tersenyum.

Obsession (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang