Part 01

31.5K 1.2K 31
                                    

Di sebuah club malam ada musik yang menggema dan memekakkan telinga. Di beberapa meja terdapat gelas sampanye. Semua orang bersenang-senang malam ini. Di lantai atas, di dalan kamar VIP beberapa pria dan wanita terlihat menikmati minuman mereka.

Seorang pria dengan wajah kokoh yang mengenakan setelan jas cokelat menatap lapar wanita di depannya.

Karena kamar yang mereka pesan adalah ruangan kedap suara, alunan musik di luar sama sekali tidak terdengar.

"Vion!" Salah satu pria memanggil pria lainnya.

Vion yang sedang menatap wanita di depannya memalingkan wajah ke pria disampingnya, dia terlihat kesal.

"Alex berhenti bicara!" Kesal Vion.

Pria yang bernama Alex tersenyum iblis, dia lalu memberikan isyarat kecil ke salah satu wanita lainnya.

"Chika, temenin ke toilet dong"

Wanita yang bernama Yona meraih lengan wanita di sampingnya, dia adalah wanita yang sejak tadi dipandangi oleh Vion.

Chika seorang wanita yang akan menginjak kepala tiga mengangguk santai, wajahnya yang halus serta bibirnya yang semerah cerry berkali-kali membangkitkan hasrat Vion.

"Ayok..."

Chika dan Yona berjalan keluar dari ruangan dan hanya meninggalkan Vion dan Alex.

Alex yang mengamati kedua wanita tersebut segera berbalik ke Vion, tangannya kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah bungkusan kecil.

"Gue tau loe suka sama Chika, tapi cewek ambisius dan egois kayak dia gak akan mudah tunduk. Pakai ini"

Alex menyerahkan bungkusan ditangannya ke Vion, alis kanan Vion terangkat tanda bingung.

"Ini obat ajaib, kalau Chika minum dia bakal.... you know lah hahahaha"

Vion segera tahu maksud Alex, dia ingin menolak akan tetapi Alex benar Chika adalah wanita yang keras kepala dan mungkin hanya ini jalan satu-satunya.

Jadi Vion meraih bungkusan tersebut dan memasukkannya di gelas sampanye milik Chika.

Mata Vion penuh dengan kilatan jahat, dia kemudian tersenyum puas. Selama dia dan Chika bisa tidur bersama maka kemungkinan untuk bersama dengan Chika akan sangat besar, akan lebih baik jika Chika hamil.

Setelah beberapa menit Yona dan Chika kembali, keduanya tampak cekikikan.

"Bahas apa sih? Kayaknya seru" Celetuk Alex.

"Bukan apa-apa..." Balas Yona, dia lalu meraih gelasnya dan gelas Chika.

Mata Vion menggelap ketika gelas yang berisi obat perangsang di minum Chika hingga habis.

Alex yang tidak ingin mengganggu momen bahagia Vion segera mengajak Yona keluar dan meninggalkan Chika bersama Vion.

Chika yang telah biasa di tinggalkan hanya berdua dengan Vion seperti itu tampak biasa-biasa saja, berbeda dengan Vion matanya memerah menahan sesuatu di dalam dirinya.

Dia benar-benar menunggu saat di mana Chika akan merangkak ke arahnya dengan wajah penuh birahi.

"Aku akan keluar juga" Chika tiba-tiba bersuara yang membuat Vion kesal.

"Aku temenin..."

Chika mengangguk, dia lalu bangkit berdiri. Alis Chika menyatu ketika merasakan hawa panas di tubuhnya, ada perasaan aneh setiap tubuhnya bergerak.

Vion yang tahu obatnya telah bekerja meraih pinggang Chika dan menuntunnya berjalan keluar, akan tetapi dia tidak menuju lantai dansa melainkan naik ke atas lantai tiga di mana terdapat beberapa kamar kosong.

"Kita ngapain di sini?" Tanya Chika, nafasnya mulai tidak beraturan.

"Badan kamu panas, sebaiknya kamu istirahat dulu"

Vion menarik Chika memasuki salah satu kamar, meskipun kamar ini belum dia pesan. Dia akan menikmati tubuh Chika dulu, kemudian membayar biaya kamar nanti.

Chika yang merasakan remasan pelan Vion dipinggangnya semakin terbakar, meskipun dia dan Vion adalah sepupu akan tetapi itu hanya sepupu tiri dan dia sangat tidak nyaman bersentuhan secara intim dengannya.

"Aku akan istirahat sendiri, kamu bisa turun dulu" Elak Chika.

Vion tersenyum dia kemudian berjalan keluar dan menutup pintu, akan tetapi dia tidak benar-benar turun melainkan berjalan ke ujung lorong dan melakukan panggilan.

Di dalam kamar Chika semakin merasa tidak nyaman, nafasnya juga semakin memburu.

Karena tidak tahan Chika bangkit, matanya menatap sekeliling.

"Huh toiletnya di mana!"

Chika kesal karena kamar tempatnya sekarang tidak memiliki toilet, dia akhirnya keluar dan berjalan ke salah satu ruangan mencari toilet. Chika sama sekali tidak peduli jika ruangan yang dia masuki adalah milik orang lain.

Ruangan ini sedikit berbeda, tidak ada kamar tidur di dalamnya tetapi sebuah meja kerja dan sofa. Tampaknya ini adalah ruang kerja pemilik bar tersebut.

Chika menghela nafas ketika melihat pintu kamar mandi dia kemudian masuk dan mulai membasuh muka, berharap perasaan panas di tubuhnya menurun.

Di lorong, Vion yang telah selesai melakukan panggilan berbalik dan berjalan ke arah kamar di mana Chika berada. Akan tetapi dia terlihat bingung dan panik ketika tidak mendapati Chika di dalam kamar.

Cepat-cepat Vion berlari keluar, tubuhnya yang panik tanpa sengaja menabrak seorang gadis muda.

"Loe jalan pake mata gak sih!" Bentak gadis tersebut.

"Sorry sorry"

Hanya itu yang Vion bisa ucapkan dia lalu berjalan ke arah pintu kamar satu persatu mencari Chika.

Saat akan membuka pintu terakhir sebuah tangan yang lembut menahannya.

"Ini ruang kerja, tidak ada yang boleh masuk ke dalam!"

Vion yang mendengar itu mengurungkan niatnya, dia juga mulai berpikir bahwa Chika mungkin turun dan menemui Yona serta Alex.

Karena tidak ingin berlama-lama, Vion bergegas turun ke lantai bawah.

Gadis muda yang melihat reaksi Vion tersenyum kecut. Tampaknya mangsanya lari, pikirnya.

Setelah beberapa saat dia membuka pintu di depannya dan masuk. Sesaat setelah menutup pintu matanya melotot ketika merasakan benda kenyal dan basah melumat bibirnya kuat.

Sugar Mommy (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang