Ara menarik koper miliknya dan Chika memasuki rumah keluarga Tn.Torres.
Tidak ada siapapun yang menyambut mereka, itu karena Tn.Torres dan Tn.Harres telah pergi keluar negeri.
"Kamar aku yang mana?" Tanya Ara bingung.
Chika menatap tajam ke arahnya.
"Kenapa?" Tanya Ara lagi.
"Kita bakal sekamar" Jawab Chika enteng tetapi sukses membuat wajah Ara semerah udang rebus.
Ara batuk ringan untuk menghilangkan rasa malunya, dia kemudian mengikuti langkah Chika menuju lantai atas.
"Papa kamu kapan pulang?" Tanya Ara sambil menyisiri lantai dua.
"Papa kita Araaa..."
Sekali lagi Ara batuk ringan, dia menjadi salah tingkah karena ucapan Chika kepadanya.
Chika kemudian menuntun Ara masuk ke kamarnya.
Ketika pintu terbuka, aroma rose yang lembut tercium samar-samar.
Ara menghirup udara kuat-kuat, ini adalah aroma yang sangat dia sukai.
"Sini koper kamu, biar aku susun-"
"Aku aja kamu istirahat, pasti capek" Potong Ara cepat, dengan gerakan hati-hati dia meraih koper Chika dan kopernya sendiri menuju walk in closet.
Ketika memasuki wardrobe. Ara disuguhi beberapa pakaian, tas, sepatu serta beberapa perhiasan siap pakai. Ada banyak barang dengan merk ternama, beberapa tas yang dia beli ketika bertemu dengan Chika juga tersusun rapi di sana.
Mata Ara berkunang-kunang, dia berbalik dan menatap Chika.
"Sebanyak ini, kamu pernah pakai semua?" Tanya Ara dengan senyum tanpa daya.
"Aku cuma pakai tas yang kamu beliin kok" Jawab Chika jujur.
Chika benar-benar tidak berbohong, tas yang dia pakai saat ini adalah tas yang Ara beli menggunakan kartunya sendiri.
Ara tersenyum tipis mendengar jawaban Chika, dia kemudian membuka kopernya dan menyusun pakaiannya sendiri ke atas rak. Setelah itu dia kembali menyusun pakaian Chika.
Chika yang melihat Ara menyusun pakaian dengan telaten memilih untuk duduk di kasur dan memandangi Ara dengan senyum manisnya.
Setengah jam berlalu...
Ara menyeka keringatnya setelah selesai.
"Gimana? Bagus gak?" Tanya Ara meminta pendapat Chika setelah selesai.
Chika melirik masuk ke wardrobe sekilas kemudian mengangguk.
Mendapat respon positif dari Chika, Ara memasang wajah bangga. Dia kemudian ikut duduk di samping Chika.
"Udah gak mau mual lagi?" Tanya Ara memastikan, tangannya terangkat memijat tengkuk Chika pelan.
Mata Chika terpejam merasakan pijatan Ara ditengkuknya. Jari-jari Ara bergerak dengan pantas, dan membuat Chika tenang.
Cup~
Melihat wajah damai Chika yang memejamkan matanya, Ara tidak tahan. Dia kemudian memajukan wajahnya sendiri dan mencium pipi Chika gemas.
Tubuh Chika menegang saat merasakan bibir basah Ara di pipinya, meski begitu dia tetap memejamkan matanya.
Cup~
Sekali lagi ciuman Ara bertengger di wajah Chika, tetapi kali ini ciumannya berada disudut bibir Chika.
"Yang ketiga kalinya pasti di bibir aku" Ujar Chika yakin, matanya terbuka dan menatap Ara.