Ara telah berbelanja selama berjam-jam akan tetapi Chika tampaknya tidak keberatan, dia tetap tersenyum dari waktu ke waktu yang membuat Ara kesal.
Melihat Chika yang biasa-biasa saja Ara mulai frustasi, dia adalah gadis yang tidak suka berbelanja barang-barang mewah. Hari ini dia melakukannya hanya untuk membuat Chika menyerah akan tetapi Chika sama sekali tidak menyerah dan tetap tersenyum santai sambil menenteng barang-barang belanjaan Ara.
Tentu saja Chika tidak keberatan sama sekali itu karena gadis yang menghabiskan uangnya adalah Ara, dia lebih dari siap untuk itu.
Setelah beberapa saat keluar masuk toko Ara akhirnya menyerah, dia kemudian menuntun Chika untuk makan di salah satu restoran cepat saji.
Keduanya berjalan masuk ke dalam restoran, melihat dua orang yang membawa barang belanjaan dengan label terkenal beberapa wanita menatap iri ke mereka.
Akan tetapi baik Chika ataupun Ara keduanya sama sekali tidak peduli.
"Mau pesen apa?" Tanya Ara, suaranya terdengar serak.
"Apa aja..."
Ara akhirnya memesan beberapa makanan ringan dan juga jus.
"Ini punya kamu..." Ara menyodorkan kredit card hitam ke Chika.
"Kamu setuju?"
"Setuju apa?" Tanya Ara balik.
"Kita menikah"
Wajah Ara memerah mendengar itu, dia merasa sakit kepala sekarang.
"Tapi aku gak punya perasaan apapun ke kamu"
"Lalu jika kamu punya, kamu mau?"
Ara membeku mendengar itu, dia benar-benar tidak tahu harus membalas apa. Di sisi lain Chika diam dan menatapnya dengan wajah serius.
Setelah beberapa detik Ara membuka bibirnya.
"Mungkin, tapi sekarang ngga"
"Aku akan membuat kamu jatuh cinta, jadi kamu harus ngasih aku kesempatan"
"Kamu gak takut kalau aku ternyata orang jahat yang cuman suka uang?"
"Gak sama sekali, mulai sekarang uang aku uang kamu juga. Kamu gak perlu takut aku bakal miskin, uang aku banyak"
Ara tersenyum tanpa daya mendengar itu, dia tentu saja percaya jika Chika adalah orang kaya.
Keduanya tidak melanjutkan pembicaraan karena seorang pelayan datang dengan nampan berisi pesanan mereka berdua.
Baik Chika ataupun Ara keduanya makan dengan lahap, setelah selesai Chika membayar bill. Karena hari sudah sore dan Ara takut Kenzo mencarinya mereka berdua memilih untuk pulang saja.
Melihat Chika dan Ara yang berjalan beriringan dengan beberapa tas belanja sopir dengan sigap maju dan menerima tas tersebut, dia kemudian memasukkan semua barang belanjaan Ara ke bagasi mobil.
"Rumah kamu di mana?" Tanya Chika, mata cokelatnya menatap Ara.
Ara menyebutkan alamat rumahnya dan Chika menyuruh supir untuk mengemudi ke alamat tersebut
Setengah jam kemudian mobil yang membawa mereka berhenti di depan sebuah gerbang tinggi berwarna putih.
"Terima kasih..." Kali ini Ara mengucapkannya dengan tulus, Chika tersenyum lebar mendengar itu.
"Bukan apa-apa, besok aku jemput yah"
Ara menaikkan sebelah alisnya mendengar itu.
"Gimana caranya kamu bisa cinta sama aku kalau kita jarang ketemu? Jadi mulai besok aku bakal nganterin kamu ke sekolah"