Shani terus melangkah dan berjalan menuju kearah gerbang.
Langkah Shani semakin lebar saat semakin dekat dengan gerbang, akan tetapi cahaya lampu dari mobil yang masuk ke gerbang membuat matanya silau.
Mata Shani sedikit menyipit, samar-samar mobil di depannya berhenti dan pintu mobil bagian belakang terbuka menampilkan sosok Ara.
Ara berjalan perlahan ke arah Shani dengan senyum yang menawan. Gaun seputih salju yang dipakainya bergoyang lembut di tiup angin malam.
"Kok ada di sini?" Tanya Ara bingung.
Shani menggeleng tanpa daya, dia mengigit bibir bawahnya.
"Didalam berisik jadi keluar buat cari udara segar" Jawab Shani berbohong.
Ara yang mendengar itu mengangguk paham, karena Kenzo sejak tadi telah menghubunginya jadi dia segera pamit dan masuk kembali ke dalam mobil.
Mobil yang membawa Ara dan Chika kembali melaju meninggalkan Shani sendirian dan berhenti di depan pintu utama.
Pintu mobil terbuka perlahan dan detik berikutnya Ara turun, tangan kanannya terulur dan menyambut jari-jari halus Chika.
Chika memasang senyum menawan saat keluar dari mobil.
Matanya berkilau di terpa cahaya lampu.
Melihat senyum Chika, dada Ara tanpa sadar berdetak kencang. Genggamannya di tangan Chika mengerat.
Malam ini Chika terlihat sangat cantik. Dia mengenakan gaun malam putih tipis yang menonjolkan sosok cantiknya.
Rambutnya yang hitam gelap diikat keatas menampilkan lehernya yang jenjang.
Meski hanya memakai riasan yang tipis akan tetapi dia tetap terlihat cantik. Anting mutiara yang dipakainya bergoyang seiring dengan langkahnya. Dia tampak sederhana, namun memiliki temperamen elegan.
Keduanya dengan langkah gontai berjalan masuk, beberapa pasang mata menoleh ke arahnya.
Ara yang gugup semakin mempererat cengkramannya di jari Chika. Berbeda dengan Ara, Chika yang telah terbiasa menghadiri banyak pesta tampak biasa-biasa saja.
Tn.Ben yang melihat Ara datang dan menghampirinya tercengang. Dia merasa semakin hari, cucu perempuannya itu akan semakin mirip dengan putri angkatnya. Matanya yang abu-abu tanpa sadar memanas.
Ara tersenyum lebar setelah berada di depan Tn.Ben.
"Halo kakek..." Sapa Ara riang.
"Kenapa lama sekali?" Celetuk Kenzo tiba-tiba.
"Ohh ada masalah sedikit tadi" Jawab Ara sambil melirik Chika dengan ekor matanya.
Chika yang menyadari lirikan diam-diam Chika memasang senyum tipis.
Tn.Allan dan Ny.Alise yang melihat Ara datang dengan seorang wanita dewasa yang cantik merasa penasaran.
"Ara siapa dia?" Tanya Tn.Allan tanpa berbasa-basi.
"Dia-"
"Halo om tante, aku pacar Ara. Namaku Chika Torres" Potong Chika cepat.
Beberapa tamu yang mendengar jawaban Chika terbatuk. Mereka semua bukanlah orang yang lahir kemarin sore, ketika Chika memasuki ruangan tersebut orang-orang dapat menebak siapa dia.
Wajah Chika sudah terlalu sering menjadi sampul di majalah-majalah bisnis. Di dalam ruangan tersebut tidak ada satu orangpun yang tidak tahu jika Chika adalah pewaris tunggal dari perusahaan besar Torres Group.
Tn.Ben yang mendengar jawaban Chika tidak tahu harus berkata apa, suasana di dalam ruangan berubah hening. Bahkan seseorang akan dengan mudah mendengar suara jarum jatuh saat ini.