Part 28

6.6K 757 46
                                    

Sehabis makan malam dan membantu Tn.Ben beristirahat Ara yang diantar oleh Tn.Stanley kembali ke apartemennya.

Karena cuaca malam ini lebih dingin dari malam sebelumnya Kenzo sengaja memberikan jaketnya ke Ara.

Sepanjang perjalanan Ara terus menatap lampu-lampu jalanan yang menyala.

"Nona sudah sampai..." Tn.Stanley membuyarkan lamunan Ara dengan suaranya yang sopan.

Ara mengucap terima kasih kemudian turun, langkahnya terayun dengan lambat.

Saat akan memasuki bangunan Ara mengernyitkan keningnya. Di pintu masuk terlihat Shani memeluk tubuhnya sendiri, karena memakai gaun dengan lengan pendek dia tampak kedinginan.

Ara yang melihat itu bergegas maju dan membuka jaketnya.

Dia kemudian memakaikannya ke tubuh semampai Shani yang terasa dingin.

"Kamu pulang?" Tanya Shani, wajahnya terlihat lega.

Sebenarnya hari ini adalah hari pertama Shani bekerja di perusahaan milik Tn.Ben, meski hanya sebagai pegawai biasa dia sangat bersyukur dan ingin merayakannya dengan Ara.

Dis tahu jika hari ini Ara telah kembali ke rumah kakeknya akan tetapi dia tetap keras kepala dan memilih untuk menunggu Ara di pintu masuk selama dua jam lamanya.

"Kenapa berdiri di luar? Cuacanya lagi dingin banget" Ucap Ara merasa keberatan.

Meski begitu Shani sama sekali tidak merasa sedih, dia malah tersenyum manis.

Senyum manis milik Shani membuat Ara ikut tersenyum. Keduanya saling bertukar senyum.

"Mau tetap di sini atau masuk?" Tanya Ara pada akhirnya.

"Masuk..." Jawab Shani cepat, dia kemudian meraih lengan Ara.

Keduanya berjalan beriringan masuk dan menuju apartemen masing-masing.

Apa yang tidak diketahui oleh Ara dan Shani adalah, di dalam kegelapan di dekat pohon sosok Chika berdiri dan diam-diam mengamati.

Wajahnya terpelintir saat melihat adegan intim antara Ara dan Shani, matanya telah memerah sejak tadi.

Chika menghela nafas panjang, jari-jarinya terkepal erat dan hampir saja mematahkan kuku-kukunya.

Chika akhirnya kembali sadar saat lampu apartemen Ara menyala, dia sedikit berjalan ke depan dan memandangi jendela balkon Ara.

Entah keberuntungan Chika atau bukan akan tetapi pintu balkon Ara terbuka, beberapa detik kemudian terlihat Ara yang melangkah keluar dengan segelas air putih di tangannya.

Chika bernafas lega saat menyadari hanya ada Ara sendiri.

Di kejauhan Chika dapat melihat dengan jelas remaja yang dulu selalu berwajah manis dan polos kini jauh berbeda.

Sekarang melihatnya kembali Chika merasakan perasaan asing yang jelas, fitur wajah Ara tidak lagi semanis dulu tetapi berubah menjadi garis-garis halus yang jelas.

Di bawah lampu jalan Chika terus memandangi wajah Ara dari bawah, sama sekali tidak ingin mengalihkan perhatiannya ke tempat lain. Dia bahkan tidak peduli dengan angin malam yang menerpa wajahnya dan tanpa sadar membuat tubuhnya mengigil kedinginan. Bagi Chika sosok Ara jauh lebih penting.

Di atas balkon Ara yang sedang minum karena haus memandangi langit hitam pekat dan terlihat mendung di atasnya.

Tidak ada bintang sama sekali, karena bosan Ara mengalihkan pandangannya menatap pemandangan sekitar.

Dikejauhan samar-samar dia melihat bayangan seorang wanita yang berdiri di bawah lampu jalanan. Seluit wanita tersebut sedikit kabur, Ara memfokuskan pandangannya.

Sugar Mommy (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang