Malam ulang tahun Fiony akhirnya tiba, Ara dengan membawa kotak sedang di tangannya berjalan masuk ke rumah Fiony.
Malam ini dia memakai riasan yang sangat indah serta mengenakan gaun ruffle biru malam. Ujung gaun itu tepat di atas lututnya yang memamerkan kakinya yang panjang dan sosoknya yang bagus. Dia terlihat sangat elegan dan manis.
Fiony yang sedari tadi menerima tamu undangan bersama kedua orangtuanya tertegun sejenak ketika melihat penampilan Ara. Matanya yang berkilauan terpukau saat ini, bukan hanya Fiony beberapa teman sekolah mereka yang datang juga terpukau dengan penampilan Ara yang jauh berbeda dengan kesehariannya.
Ara yang menyadari itu tidak segera berjalan ke arah Fiony, dia memilih untuk berjalan ke sudut dan berdiam diri menunggu Gita.
Ara dengan santai duduk di sudut, kado yang dia siapkan untuk Fiony di letakkannya di kursi kosong di dekatnya. Karena tidak tahu harus berbuat apa Ara merogoh ponselnya yang tersimpan di tas pestanya.
Kedua alis Ara menyatu ketika tidak mendapati pesan dari Chika, entah mengapa dia sedikit tidak terbiasa saat Chika tiba-tiba menghilang. Ara yang telah terbiasa dengan sikap dominasi Chika terhadapnya merasa sepi saat ini, akan tetapi itu hanya berlangsung beberapa detik karena detik berikutnya sekumpulan gadis muda datang menghampirinya.
Ara mengangkat pandangannya, ketika mata hitamnya bertabrakan dengan mata hazel milik gadis lain dia memasang wajah kesal.
"Loe dateng? Kiraiin bakal sibuk ngurusin bar loe itu" Cibir gadis tersebut yang bernama Muthe, beberapa gadis di dekatnya tertawa kecil.
Ara yang mendengar ejekan Muthe sama sekali tidak terganggu, mood-nya saat ini sedang jelek karena Chika.
Muthe yang diabaikan oleh Ara semakin marah, dengan langkah tersentak dia berjalan pergi diikuti oleh gadis-gadis yang lainnya.
Di tempat lain Fiony yang melihat adegan tersebut dari awal hingga akhir mengigit bibir bawahnya khawatir, setelah ibunya memberi izin untuk menyapa teman-temannya dia bergegas ke arah Ara.
"Muthe ngapain?" Tanya Fiony setelah duduk di dekar Ara, dia tampak kesusahan dengan long dress yang di pakainya.
"Bukan apa-apa kok, ohh iya kado buat kamu" Ara berbalik dan melirik ke kursi di sampingnya, alis kanannya terangkat saat tidak mendapati kotak yang di letakkannya.
Ara dengan hati-hati memeriksa sekitarnya, akan tetapi kotak kado tersebut benar-benar tidak ada. Fiony yang melihat aksi Ara tampak bingung.
"Kenapa?" Tanya Fiony.
Ara terduduk dan memasang wajah masam.
"Kado buat kamu hilang, tadi aku simpan di sini" Ucap Ara, dia yakin kado tersebut dicuri diam-diam oleh salah satu gadis yang bersama Muthe dan sudah pasti itu usulan dari Muthe.
Fiony yang mendengar itu sedikit kecewa, sejujurnya dia ingin tahu kado apa yang Ara siapkan untuknya.
"Maaf yah, aku gak hati-hati" Ucap Ara dengan wajah penuh penyesalan, melihat itu Fiony meraih tangan kanannya dan meremasnya.
Karena mereka duduk di sudut ruangan dan minimnya pencahayaan orang-orang tidak dapat melihat tindakan intim Fiony ke Ara.
"Gimana kalau kamu ganti" Usul Fiony, dia tersenyum miring.
"Caranya?" Ara bertanya dengan raut wajah polos.
"Nonton film berdua mungkin, besok gimana?"
"Nonton?"
"Iya, kamu mau kan?"
Pupil mata Fiony membesar, dia menatap Ara penuh harap. Mendengar permintaan Fiony, Ara secara tiba-tiba mengingat Chika. Entah mengapa dia merasa bersalah jika menerima ajakan Fiony secara tiba-tiba, akan tetapi dia juga harus memberi Fiony 'kado'.