Ara melangkah masuk ke kediaman Torres dengan perasaan gugup. Bangunan megah di depannya semakin membuat dia tertekan.
Melihat reaksi Ara, Ny.Dey melirik dan tersenyum meremehkan.
"Sepertinya Ara tidak terbiasa masuk ke rumah yang seperti ini" Ucap Ny.Dey dengan suara datar.
Akan tetapi di telinga semua orang itu seperti sindiran keras untuk Ara, alis kanan Chika terangkat mendengar itu. Tn.Harres yang terbiasa memandang Ara dengan tatapan tidak bersahabat juga sedikit tidak suka ketika mendengar ucapan Ny.Dey.
"Ma, jangan membuat tamu kita sungkan" Tegur Christy sambil menarik lengan Ny.Dey.
"Apa yang salah? Apa mama salah bicara?" Tanya Ny.Dey dengan raut wajah bingung yang di sengaja.
Ara yang mendengar itu menggigit bibir bawahnya, dia hanya gugup saat ini. Apa yang salah soal itu?
Raut wajah Chika berubah dingin saat ini, tangan kanannya yang bebas tiba-tiba meraih pinggang Ara dengan posesif. Christy yang melihat aksi mereka memasang wajah tidak suka.
"Kamu gugup?" Tanya Chika dengan suara lembut, Ara mengangguk mendengar itu.
"Kamu harus terbiasa, kalau kita nikah rumah ini bakal jadi milik kamu" Lanjut Chika, matanya yang jernih melirik ke arah Ny.Dey.
"Chika sebaiknya kamu jangan asal bicara" Tegur Ny.Dey tidak suka.
Chika yang mendengar itu meluruskan punggungnya dan menatap Ny.Dey lekat-lekat.
"Jangan lupa papamu menjodohkanmu dengan Vion, dan itu yang akan terjadi. Sedangkan dia...sebaiknya jangan rusak nama keluarga Torres" Lanjut Ny.Dey tidak senang terlebih saat melihat sikap posesif Chika ke Ara.
"Keluarga Torres sudah rusak dari awal, itu di mulai ketika kamu berani jadi simpanan papa" Cibir Chika, setelah menyelesaikan ucapannya dia menarik Ara dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Tn.Harres yang mendengar itu berdehem, matanya yang setajam elang menatap Ny.Dey dengan tatapan tidak suka. Setelah itu dia ikut masuk.
"Di masa depan sebaiknya mama jaga sikap" Christy tiba-tiba membuka suara, melihat Ny.Dey yang mendelik ke arahnya dia tampak biasa-biasa saja.
Karena tidak ingin berlama-lama di luar dia ikut melangkah masuk dan langsung menuju ruang makan di mana semua orang telah duduk.
"Aku minta maaf soal ucapan mama tadi" Christy tersenyum tanpa daya ke Chika ketika menyelesaikan ucapannya.
Chika yang sedang menyendok makanan ke piring Ara hanya berdehem, dia saat ini sedang fokus dengan Ara.
Tn.Harres yang duduk di kursi lain juga tampaknya tidak ingin membuka suara, dia makan dengan lahap.
Christy sekali lagi tersenyum tanpa daya, karena tidak ada yang menanggapi perkataannya maka dia hanya bisa duduk dan makan.
Sedangkan Ny.Dey yang sudah tidak memiliki selera makan memilih untuk naik ke lantai atas di mana kamarnya berada.
Dengan langkah kesal dia berjalan masuk, matanya yang hitam pekat menatap seorang pria paruh baya yang terbaring di atas ranjang dengan alat bantu pernafasan yang terpasang di tubuhnya.
"Kamu harusnya mati saja!" Kesal Ny.Dey sambil meraih dagu pria yang terbaring di kasur.
Wajah Ny.Dey memerah saat ini, dia sangat marah akan tetapi tidak bisa melakukan apapun untuk melampiaskannya.
Tn.Torres yang masih tertidur dan tidak tahu kapan bangun terlihat tenang ketika jari-jari Ny.Dey mencubit dan bahkan menamparnya berkali-kali.
Nafas Ny.Dey tersengal-sengal setelah melampiaskan amarahnya, senyumnya tiba-tiba terangkat dan matanya memancarkan aura kebencian yang jelas.