Part 19

6.6K 695 72
                                    

Vion yang sejak tadi bermain di setiap inchi tubuh Chika semakin menggila, tubuh keduanya tidak ditutupi sehelai benang pun.

Wajah Vion semakin memerah ketika miliknya akan menyatu dengan milik Chika.

Ddrrttt.....

Dering ponsel tiba-tiba menghentikan gerakan Vion. Saat ini adalah jam sebelas malam, tidak akan ada yang menelfon mereka berdua jika tidak terjadi sesuatu yang penting.

Chika yang tahu jika itu adalah suara ponselnya mendorong tubuh Vion dan bergegas bangkit, dia menarik selimut tebal di kasur dan membungkus tubuhnya.

Di atas meja ponselnya terus berdering, Vion mendengus tidak suka terlebih saat tahu siapa yang menghubungi Chika.

Chika menghela nafas lega saat melihat nama Tn.Harres tertera di layar, tanpa peduli suara keberatan Vion dia mengangkat panggilan tersebut.

Hanya Chika dan Tuhan saja yang tahu bagaimana sukacitanya saat ini.

"Halo paman..." Chika akhirnya mengangkat panggilan Tn.Harres setelah beberapa kali panggilan.

"Nona kabar baik Tuan telah bangun dan dia mencarimu sekarang"

"Papa telah sadar?" Tanya Chika, suaranya meninggi. Vion yang masih duduk di kasur tersentak mendengar itu, raut wajahnya seketika berubah pucat.

"Yaaa, Tuan memintamu pulang ke Indonesia sekarang juga"

Air mata Chika terjatuh mendengar itu, beban di hatinya seolah terangkat saat ini. Mata cokelatnya kemudian beralih ke Vion.

Ada jejak ketidakpuasan di mata Vion saat melihat tatapan Chika, akan tetapi dia tetap diam.

Tanpa berpamitan dengan Tn.Harres, Chika buru-buru memutuskan panggilan tersebut dan berlari masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu.

Vion mendengus marah melihat perlakuan Chika. Dia bergegas bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Chika! Buka!" Pinta Vion sambil berusaha membuka pintu kamar mandi yang terkunci.

"KAMU SEBAIKNYA MANDI DAN BERSIAP, MALAM INI KITA PULANG KE INDONESIA. PAPA MANGGIL!!!"

Dari arah dalam Chika berteriak dengan keras, dia sama sekali tidak peduli saat mendengar suara vas bunga yang di banting Vion.











•••











Rumah keluarga Torres.

Tuan Torres yang baru saja sasar dari komanya sedang duduk di kursi kayu cendana merah, matanya berkedip dengan cahaya rumit terlebih saat melihat Ny.Dey yang berjalan ke arahnya dengan semangkuk bubur.

Ny.Dey tersenyum lebar ketika melihat manik mata Tuan Torres menatapnya dalam-dalam.

"Bagaimana? Apa Chika akan pulang malam ini?" Tanya Ny.Dey sambil meletakkan mangkuk bubur di atas meja.

Tn.Torres hanya berdehem menanggapi pertanyaan Ny.Dey.

"Menurutmu siapa yang melakukannya?" Tn.Torres tiba-tiba bertanya.

Tangan Ny.Dey tanpa sadar bergegar mendengar itu, dia tahu kemana arah pertanyaan Tn.Torres.

"Aku tidak tahu, tapi polisi akan berusaha menemukan jawabannya"

"Benarkah?" Balas Tn.Torres dengan nada mengejek.

Ny.Dey mengangguk canggung, wajahnya memucat seketika akan tetapi dia tetap berusaha tenang.

"Pertama kali melihatmu, aku selalu merasa kamu adalah wanita tercantik yang pernah kulihat dalam hidupku. Tapi setelah tertidur cukup lama aku baru sadar jika kamu memiliki kepribadian yang buruk, di masa lalu aku cukup bodoh dan tidak menyadarinya"

"Torres apa maksudmu?"

"Dey berhenti berbohong, tubuhku meski tertidur bukan berarti telingaku ikut tuli. Aku tahu apa yang kamu lakukan selama aku tertidur koma"

Mata Ny.Dey membulat seketika, dia mundur selangkah.

Untuk pertama kalinya dia benar-benar tidak lagi mengenal suaminya sendiri.

"T-torres a-apa m-maksudmu?" Tanya Ny.Dey gugup.

Tn.Torres yang merasa jika Ny.Dey berubah jadi bodoh tetap diam. Dia kemudian bangkit dari duduknya dan berdiri tegap di depan Ny.Dey

Tenggorokan Ny.Dey terasa dicekik saat melihat Tn.Torres yang besar dan kuat berdiri di hadapannya dengan cahaya marah yang menyala di matanya.

"Aku memperlakukan kamu dan putrimu dengan sangat baik, aku melindungi kalian dari angin malam dan teriknya matahari tetapi apa balasanmu? Kamu berniat membunuhku dan menjalin hubungan dengan keponakanmu sendiri? Kamu benar-benar wanita yang sangat menjijikan" Suara Tn.Harres rendah akan tetapi suskes membuat Ny.Dey berlutut.

Bang!!!

Suara lutut dan lantai yang bertabrakan terdengar nyaring di ruangan tersebut.

Wajah Ny.Dey memucat karena rasa takut, dia menatap Tn.Torres dengan ekspresi memohon.

"Torres aku salah aku minta maaf, tolong lepaskan aku..." Ny.Dey akhirnya terisak, dia saat ini benar-benar ketakutan. Bibirnya yang memucat tanpa sadar mengigil.

"Aku tidak ingin mengotori tanganku tapi bukan berarti aku ingin tetap melihatmu di dunia ini, rasanya sangat sia-sia berbagi oksigen denganmu. Jadi pilih sendiri bagaimana caramu ingin mati"

"Torres tidak...jangan lakukan itu..." Ny.Dey memeluk kedua kaki Tn.Torres matanya memanatap sedih pria tinggi di atasnya.

Jika dulu Tn.Torres akan luluh ketika melihat wajah Ny.Dey yang sedih akan tetapi kali ini berbeda.

Dengan tanpa berperasaan dia mengangkat kakinya dan menendang Ny.Dey dengan keras. Tubuh langsing Ny.Dey terbang kebelakang beberapa meter jauhnya, dia memuntahkan darah.

"MATI!!! AKU MENYURUHMU UNTUK MATI!!! APA KAU TULI!!!" Tn.Torres meraung marah, wajahnya menghitam layaknya arang.

Tn.Harres yang diam-diam mengintip mundur beberapa langkah kebelakang saat mendengar suara bosnya. Di dalam hatinya dia diam-diam mengutuk Ny.Dey dan juga Vion.

Mata Tn.Harres menyipit seketika, dia telah gagal menjaga nona mudanya dari pria jahat seperti Vion.

Tangannya mengepal erat, dia bersumpah di dalam hatinya jika Vion kembali maka dia akan membunuhnya sendiri.

Chika dan Vion yang sama sekali tidak tahu kejadian di kediaman Torres terlihat memasuki pesawat. Beruntung mereka berdua masih bisa memesan tiket ke Indonesia di menit-menit terakhir.

Saat melihat langit gelap di jendela pesawat jantung Chika tiba-tiba berdetak kencang.

Sugar Mommy (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang