Dari kejauhan Pak Wisnu melihat Armand yang tengah duduk di kursi panjang sebuah taman. Mengamati Sava yang berlarian di rerumputan bersama teman-temannya. Sesekali ia membalas lambaian tangan Sava.
"Apa dia masih menanyakan bundanya?" Tanya Pak Wisnu sambil duduk di samping Armand.
Armand menoleh lalu tersenyum kecil.
"Sesekali," sahutnya.Pak Wisnu kini menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Meluruskan kedua kakinya dan memasukan kedua tangan ke saku jaketnya.
"Kemarin Bu Rosa kasih kabar, katanya kemungkinan mereka akan lama di sana. Marissa butuh terapi intensif," ucapnya sambil meregangkan kedua kakinya turun naik. Berjalan dari halaman parkir ke taman cukup membuatnya kakinya terasa pegal.Armand menganggukan kepalanya. "It's ok. Sava bisa mengerti," sahutnya tanpa menoleh.
"Saya akan segera mengirim kamu dan Sava ke sana begitu ada ijin dari dokternya," kata Pak Wisnu lagi.
Kini Armand menoleh. "Gak perlu repot, Pak. Biarlah Marissa benar-benar sembuh dulu. Swiss itu jauh," sahutnya.
"Kamu merindukannya?" Tanya Pak Wisnu lagi setelah beberapa saat terdiam.
Armand kini terdiam. Matanya memandang lurus ke depan. Ke arah Sava yang tengah bermain ayunan. Ia terdiam sesaat. Dihembuskannya nafas panjang. Ditatapnya rerumputan hijau di bawah kakinya. Lalu menggeleng pelan.
"Entahlah. Perasaan saya masih sama seperti dua minggu yang lalu. Saya masih mencari jawaban. Mencoba memahami apa yang terjadi," ucapnya.
Pak Wisnu mengangguk. Menepuk-nepuk bahu Armand. "Saya mengerti. Kamu berhak menentukan pilihan hidupmu sendiri," sahutnya.
Armand tersenyum getir. "Ya. Selama ini saya membiarkan orang lain mengendalikan hidup saya."
Armand kembali memandang Sava yang memanggilnya dari kejauhan, dan kembali melambaikan tangan.
Pak Wisnu tertawa. "Dia sangat gembira."
"Hanya dia alasan saya untuk tetap hidup saat ini," jawab Armand.
Pak Wisnu mengangguk.
"Katakan, Pak. Ini bukan hanya soal Marissa, kan?" Armand memandang Pak Wisnu. "Ini tentang menjaga nama baik Pelita Hati Group. Semua ditutupi demi aset jutaan dollar. Marissa disembunyikan agar tak ada seorang pun yang tahu kalau pemiliknya dibunuh anaknya sendiri. Dan bahkan Bu Rosa tak ingin terlihat bersamanya. Ya, kan?"
Pak Wisnu memalingkan wajahnya dari Armand. Sejenak ia terdiam sebelum kemudian mulai bercerita.
"Sejak kecil Marissa sudah keluar masuk rumah sakit jiwa. Tapi sulit sekali merubah perilakunya. Dia merasa harus selalu berada di samping Ibunya. Untuk melindunginya. Waktu usianya enam tahun, dia pernah menceburkan seekor kucing ke dalam kolam renang hanya karena kucing itu mencakar Ibunya. Dan dia juga sangat membenci Ayahnya karena sering memukuli Ibunya saat mabuk. Ia juga pernah mendorong temannya yang berusia lima tahun ke dalam kolam renang karena sudah menceburkan boneka pemberian Ibunya. Dan anak itu tenggelam karena tidak bisa berenang. Itu sebabnya mengapa kemudian ia dipisahkan. Bu Rosa dengan berat hati harus menerima kenyataan kalau dia harus dibuat 'mati' demi Marissa. Ia lalu diasuh oleh orang yang mengasuhnya sejak bayi. Ibunya Tyara. Namanya lalu diganti menjadi menjadi Marissa, singkatan dari Marina Rosa."Pak Wisnu kembali terdiam. Seolah ingin mengumpulkan kembali ingatannya.
"Mereka lalu menitipkan anaknya, Tyara ke Jakarta karena takut Marissa akan mencelakakannya. Sebagai gantinya mereka hanya meminta Tyara disekolahkan sampai jenjang tertinggi yang dia inginkan. Marissa diasuh selama dua tahun, dengan terapi yang tak pernah berhenti. Sampai kemudian Bu Rosa meminta kakaknya, Bu Lina untuk menjemputnya. Disitulah dia menjalani masa remajanya yang normal. Lalu berhenti menjalankan terapinya saat ia mulai kuliah. Bu Rosa lalu meminta Tyara untuk kuliah di kampus yang sama dengan Marissa. Untuk menjaganya. Sampai kemudian ia bekerja lalu dipertemukan denganmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Sampai Mati
Mystery / ThrillerCerita penuh ketegangan, emosi dan akhir yang tak terduga. Tentang Marissa, seorang wanita kesepian yang kehilangan sahabat satu-satunya, Tyara. Ia mencari kebenaran di balik kematian Tyara yang penuh teka-teki, yang sulit sekali diungkapkan, karena...