Bunyi langkah kaki yang datang mendekat seperti sebuah detak bom waktu bagi Armand. Dan ketika bunyi itu akhirnya berhenti. Armand tahu, sebentar lagi bom itu akan meledak.
Wanita itu berdiri tepat di hadapannya. Sejurus Armand hanya dapat memandang ujung lancip sepatu hitam berhak merah itu. Seperti belati yang siap menusuk jantungnya.
"Saya hanya memintamu menjaganya. Kenapa begitu sulit?" Suara pelan wanita itu terdengar seperti gemuruh halilintar bagi Armand.
Armand hanya terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Ia sudah mati rasa sejak Sofie meneleponnya pagi-pagi tadi, memintanya untuk segera datang secepatnya.
"Mulai hari ini, kamu cari tahu siapa orang yang mengirimkan kunci itu. Dan kamu juga harus mengikuti kemana pun dia pergi." Ada nada cemas yang coba disembunyikan wanita itu.
Sejenak Armand memandangnya dengan ragu. "Tapi, Bu... Bagaimana dengan ... maksud saya... pekerjaan saya..." ujarnya tergagap.
"Saya yang bayar gaji kamu. Bukan Wisnu!"
Armand menarik nafasnya. Entah kenapa ia sudah tidak terkejut lagi mendengarnya. Sudah terlalu banyak kejutan untuknya sejak beberapa hari kemarin. Dan ia yakin akan ada lagi kejutan-kejutan lain yang menantinya.
"Tapi saya berhak tahu, Bu. Mengapa kunci itu sangat penting?" Armand memberanikan diri menatap wanita itu.
Kini wanita itu membungkuk. Mendekatkan wajahnya pada Armand. Kedua matanya menatap Armand dengan tajam. "Semakin kamu tidak tahu rahasia itu, semakin baik buat kamu. Saya hanya minta kamu temukan yang mengirim kunci itu. Karena orang itulah yang akan menghancurkan istrimu."
Kini Armand merasakan tubuhnya bergetar. Ia tak bisa lagi menahan dirinya. Bangkit dari duduknya, ditatapnya wanita itu dengan wajah memohon. "Please, Bu... Dia istri saya. Saya mencintainya. Saya tidak akan membiarkan satu orang pun menghancurkannya. Tapi saya perlu tahu apa yang Ibu rahasiakan selama ini dari saya?" Suara Armand terdengar terbata-bata.
Tapi wanita itu tetap enggan menjawab. Sesaat kemudian ia berjalan membelakangi Armand. Lalu membuka jendela kaca di depannya. Seketika suara bising kendaraan terdengar dari balik jendela. Dikeluarkannya sebatang rokok dari dalam tasnya. Lalu menyalakannya dengan tangan bergetar. Matanya memandang jauh ke gedung-gedung bertingkat yang menjulang di hadapannya. Seolah tak ingin Armand melihat wajahnya. Karena siapa pun akan dapat melihat, dibalik keangkuhannya, ada rahasia besar yang menakutkannya. Dibalik tatapan matanya yang tajam, ada kepedihan yang ditutupinya.
Kini dilihatnya wanita itu mematikan rokoknya. Mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tas hitamnya, lalu diberikannya pada Armand.
"Hanya ada nomor saya di sini. Kamu harus mengabari saya sekecil apa pun informasi yang kamu dapatkan."Dan wanita itu pun lalu pergi begitu saja. Menghilang di dalam elevator yang membawanya turun. Meninggalkan Armand sendirian dalam kebingungan.
Armand kembali terduduk. Ditariknya nafas panjang, dan diusapnya wajah dengan kedua tangannya. Sesaat lamanya ia hanya bisa terdiam. Menelusuri kembali semua ingatannya tantang wanita itu. Sembilan tahun ia mengenalnya, tapi ia tak tahu apapun tentangnya. Ia hanya memanggilnya 'Ibu' seperti yang diperintahkannya. Ia tidak tahu Keluarganya, rumahnya, pekerjaannya. Ia hanya tahu wanita itu sebagai dewa penolongnya. Ia yang membiayai kuliah Armand hingga ke Belanda. Ia juga yang membiayai pernikahannya, persalinan Marissa, sekolah Sava, membelikannya rumah, mobil, bahkan ternyata ia juga yang membayar gajinya? Ya, Tuhan! Ternyata selama ini Pak Wisnu juga terlibat?
Selama sembilan tahun juga Armand hanya pernah menemuinya sebanyak enam kali. Wanita itu seperti tak tersentuh. Ia mengatur semuanya melalui kaki tangannya. Tapi kini, sudah dua kali ia menemuinya dalam waktu satu minggu. Dan semuanya karena Marissa.
Ia baru menyadarinya saat ini, bahwa ada suatu rahasia besar antara ia dan Marissa. Wanita itu seperti sudah mengenal Marissa sangat lama. Tapi ia juga tak ingin Marissa tahu tentangnya. Ia memintanya menjaga Marissa tanpa perlu tahu alasannya. Dan sebagai imbalannya, wanita itu akan mencukupi semua kebutuhan hidupnya bersama Marissa dan Sava. Ia hanya mengatakan jika yang ia lakukan adalah demi kebaikan Masissa. Dan suatu saat nanti ia akan mengetahuinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Sampai Mati
Mystery / ThrillerCerita penuh ketegangan, emosi dan akhir yang tak terduga. Tentang Marissa, seorang wanita kesepian yang kehilangan sahabat satu-satunya, Tyara. Ia mencari kebenaran di balik kematian Tyara yang penuh teka-teki, yang sulit sekali diungkapkan, karena...