Hening yang mendamaikan begitu mendominasi tempat ini. Satu-satunya suara adalah suara gesekan kertas yang menguar secara bersahutan. Lemari-lemari besar berisi ratusan atau bahkan ribuan buku berjejer rapi memenuhi ruangan.
Inilah -perpustakaan- satu-satunya tempat yang Juan pikir bisa menjauhkannya dari masalah. Tommy si sumber masalah Juan tentu tidak akan membuat keributan didalam perpustakaan. Mengingat peraturan untuk tidak berisik didalam perpustakaan.
Tapi ketenangan itu hanya berlangsung selama 30 menit saja. Karena sebelum bel masuk berbunyi, Juan harus meninggalkan perpustakaan dan kembali ke kelasnya.
Saat sampai dikelas, lebih tepatnya di kursi yang dia duduki. Juan merasa ada yang aneh. Tas dan semua buku pelajarannya hilang. Padahal jelas-jelas tadi ada di mejanya.
Mencoba berpikir positif, Juan mencoba mencarinya disekitar kelas. Namun sampai bel masuk berbunyi, tasnya tidak kunjung ditemukan.
Seorang siswa yang merasa kasih melihat Juan kebingungan pun, memberitahukan kalau tasnya dibawa oleh seseorang menuju rooftop.
Ahh, tentu saja. Kenapa Juan tidak terpikirkan sebelumnya. Sudah pasti dia mengenal siapa pelakunya. Jadi tanpa membuang waktu, Juan segera berlari menuju rooftop untuk mengambil tasnya, sebelum guru mata pelajaran datang.
Sementara di rooftop. Tommy, Ivan dan kawan-kawan nya telah menunggu kedatangan Juan. Tommy nyaris kesal saat istirahat tadi tidak menemukan Juan di kelas ataupun dikantin. Jadi dia yang akan membuat Juan sendiri yang datang menemuinya.
Tepat dugaannya. Juan sendiri yang datang menemuinya dengan tergesa-gesa. Terlihat anak itu ngos-ngosan setelah menaiki tangga menuju rooftop.
"Kembalikan tas ku!" Cerca Juan begitu sampai didepan Tommy.
"Sabar dulu dong. Kita kan belum main-main" Tommy mulai mengejek. Dia berjalan mendekat kearah Juan.
Juan melihat tasnya teronggok didekat tembok pembatas rooftop. Sementara buku didalamnya sudah berserakan. Tangan Juan langsung terkepal melihat itu, amarah seperti meletup-letup dalam dadanya. Jadi begitu jaraknya dengan Tommy sudah dekat, Juan langsung menarik kerah seragam Tommy.
"Salah aku apa si, sama kamu Tom? Kenapa sejak awal masuk, kamu selalu bully aku?"
Tommy menarik kasar tangan Juan, hingga kancing bajunya terlepas. Kemudian berbalik, Tommy yang menarik kerah kemeja Juan.
"Kesalahan kamu cuma satu. Kamu itu tukang perusak kebahagiaan orang." Tutur Tommy kemudian mendorong Juan hingga anak itu terjatuh.
Terdengar ringisan kesakitan dari bibir anak itu saat pantatnya mencium lantai dengan cukup keras. Tak sampai di situ, Tommy juga menarik rambut Juan hingga anak itu lagi-lagi meringis kesakitan.
"Apa Ibumu adalah wanita simpanan?" Tanya Tommy dengan tangan yang masih menjambak rambut Juan.
Jantung Juan berpacu kencang mendengar pertanyaan Tommy. Dari mana Tommy tau fakta yang selalu Juan tutup tutupi itu? Apa mungkin Tommy hanya asal bicara?
"Diam berarti iya" Putus Tommy. "Wanita jalang mana yang telah melahirkanmu? Wanita itu pasti tidak punya harga diri hingga ingin menghancurkan keluarga orang lain" Senyum sinis tersungging dibibir Tommy setelahnya.
Bugh!
Tanpa diduga, pukulan cukup kencang mendarat di rahang Tommy. Juan pelakunya. Juan mungkin bisa tahan jika yang diolok-olok itu dirinya. Tapi Juan tidak akan tahan jika itu menyangkut ibunya. Ibu yang melahirkannya ataupun ibu yang membesarkannya.
Tommy sedikit kaget mendapatkan pukulan dari Juan. Tapi tidak lama. Karena setelah itu senyum mengerikan tersungging dibibir Tommy.
"Pegang dia" Titah Tommy pada teman-temannya, yang langsung dituruti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURRENDER (END)
Teen FictionJuan merasa hidupnya seperti terombang-ambing ditengah lautan setelah kepergian Ibunya untuk selama-lamanya. Banyak hal tak terduga yang Juan alami setelah kepergian Ibunya. Mulai dari fakta bahwa ia berasal dari keluarga berada hingga fakta bahwa I...