Pandangan Mahesa masih sama, menatap putranya yang masih terlelap meski suara bising patient monitor memekakkan telinga.
Sudah sejak 20 menit yang lalu Mahesa memandangi wajah putranya yang terhalang selang ventilator. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Mahesa. Hanya tangannya saja yang masih menggenggam tangan putranya yang masih terasa dingin.
Dokter mengatakan kondisi Juan masih stagnan pasca operasi kemarin. Membuat Mahesa tidak berani meninggalkan putranya sendirian. Urusan pekerjaan sudah Mahesa serahkan sepenuhnya pada David sampai 2 hari kedepan. Mahesa ingin fokus pada kesembuhan putranya dulu.
Mahesa yakin dirinya pernah melihat putranya dalam keadaan yang sama. Hanya saja dulu dia begitu egois meninggalkan putranya yang sedang sakit dan memilih untuk menitipkan putranya pada orang lain. Padahal saat itu, putranya masih sangat kecil.
Tapi sekarang Mahesa tidak akan melakukan hal itu lagi. Dirinya akan lebih bertanggung jawab lagi pada putra bungsunya.
Seorang perawat perempuan masuk kedalam ruang ICU yang sudah 2 hari ini ditempati Juan. Rupanya sekarang adalah waktunya untuk membersihkan tubuh Juan.
Perawat itu tersenyum kearah Mahesa begitu sampai disamping brankar Juan. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk membersihkan tubuh Juan.
"Permisi, Pak. Waktunya Juan mandi"
"Silakan" Mahesa sedikit menjauh, memberikan ruang pada perawatan itu agar lebih leluasa membersihkan tubuh Juan.
Mahesa hanya memerhatikan bagaimana perawat itu begitu telaten membersihkan tubuh putranya.
"Ruang ini begitu dingin. Apa tidak ada selimut yang lebih tebal? Dia pasti akan kedinginan" Tutur Mahesa memperhatikan putranya yang sama sekali tidak memakai pakaian dan hanya tertutup selimut tipis.
Perawat itu tersenyum menanggapi kekhawatiran Mahesa terhadap putranya. "Suhu di ruang ICU memang sengaja dibuat sedingin ini untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Suhu dingin juga bertujuan untuk merangsang kesadaran" Ucap perawat itu sambil masih mengelap tubuh Juan.
Setelah selesai membersihkan tubuh Juan, perawat itu beralih membuka kain kasa yang membalut luka bekas operasi Juan. Dibalik kain itu, Mahesa bisa melihat dengan jelas luka memanjang yang menghiasi abdomen Juan. Lebam ungu kehitaman juga masih tercetak jelas disana.
"Tadi pagi saat Dokter melakukan pemeriksaan pada Juan, kebetulan saya sedang di kafetaria. Apa Dokter mengatakan sesuatu tentang kondisi Juan?" Tanya Mahesa.
"Dokter mengatakan kondisi pasien masih stagnan, cenderung riskan. Sama seperti 2 hari sebelumnya. Semoga kondisi pasien segera membaik dan tidak diperlukan tindakan lanjutan"
Selesai merawat luka pasca operasi Juan, perawat itu kemudian meneteskan obat tetes mata pada kedua mata Juan sebelum pamit pergi dari ruang ICU itu. Menyisakan ayah dan anak itu kembali dalam kesunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURRENDER (END)
Teen FictionJuan merasa hidupnya seperti terombang-ambing ditengah lautan setelah kepergian Ibunya untuk selama-lamanya. Banyak hal tak terduga yang Juan alami setelah kepergian Ibunya. Mulai dari fakta bahwa ia berasal dari keluarga berada hingga fakta bahwa I...