When my time comes
Forget the wrong that I've done
Help me leave behind some reasons to be missed.-Linkin park
*
*
*
*
*
Haruskah dia menyelamatkannya atau mengirim anak itu pada Ibunya?
Maharani tidak bisa berhenti memikirkan itu. Pikirannya berkecamuk antara menyelamatkan atau membiarkan saja. Maharani masih mematung dengan posisi tangan yang memegang nadi di leher Juan. Sementara Juan semakin kesakitan dan napas yang tercekat di tenggorokannya.
Mahesa merasa darahnya tidak lagi mengalir dalam tubuhnya manakala telinganya mendengar suara aneh dari dalam tenggorokan Juan dibarengi dengan dada anaknya yang tersentak. Tangannya yang tadi sedang mencoba membersihkan darah disekitar mulut putranya seketika berhenti, matanya menatap mata Juan yang terbuka sayu. Anak itu hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.
"Juan kamu dengar Papa, Nak?" Mahesa menangkup pipi putranya. Mencoba mengambil alih fokus Juan, namun anak itu masih sama, menatap lurus kedepan dengan tatapan sayunya.
Melda tidak bisa tinggal diam. Dia ikut mengerubungi tubuh Juan meninggalkan Mada yang masih terpaku ditempatnya. Melda menekan pergelangan tangan Juan mencari nadi anak itu.
"Nadinya sangat lemah. Apa ambulans nya masih lama?" Tanya Melda panik.
"Ambulans nya akan segera sampai" Bara menjawab tak kalah panik.
Tapi kemudian kepanikan kembali terjadi saat tiba-tiba dada Juan tersentak kuat dengan darah yang kembali dimuntahkan. Melda segera memiringkan wajah Juan agar darah tidak kembali tertelan atau memasuki saluran pernapasan nya.
Mahesa menjambak rambutnya frustasi saat melihat Juan yang sudah total tidak sadarkan diri dengan bola mata hitam yang bergulir keatas secara perlahan. Pria berusia 58 tahun itu terus memanggil-manggil nama putranya meski tidak mendapat sahutan.
Saat panik seperti itu, suara sirine ambulans terdengar dari halaman depan rumah. Disusul dua petugas ambulans -laki-laki dan perempuan- yang masing-masing membawa peralatan medis dan mendorong ambulance Stretcher mendekat ke arah Juan.
"Kumohon, selamatkan putraku" Pinta Mahesa begitu para petugas itu ikut berjongkok dideket Juan. Mahesa menyingkir, memberi ruang pada para petugas agar bisa leluasa menangani putranya.
"Apa yang terjadi sebelumnya?" Tanya petugas ambulans laki-laki ber nametag Johan itu.
Mahesa menggeleng kalut. "Kita sedang sarapan, lalu tiba-tiba dia memuntahkan darah, banyak dan berkali-kali" Meski begitu, dirinya masih berusaha untuk menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURRENDER (END)
Teen FictionJuan merasa hidupnya seperti terombang-ambing ditengah lautan setelah kepergian Ibunya untuk selama-lamanya. Banyak hal tak terduga yang Juan alami setelah kepergian Ibunya. Mulai dari fakta bahwa ia berasal dari keluarga berada hingga fakta bahwa I...