Suara sirine dari mobil ambulans, mobil polisi dan petugas penyelamat terdengar saling bersahutan, memecah keheningan di malam yang dingin dengan angin dan hujan itu.
Sekitar 8 menit menempuh perjalanan hingga akhirnya sampai pada lokasi yang dilaporkan.
"Tolong, Pak. Sebelah sini" Seseorang melambai-lambai kearah para petugas.
"Apa yang terjadi?" tanya salah satu petugas.
"Seseorang melopat kedalam air dari atas jembatan itu" katanya menjelaskan. Pria paruh baya itu menunjukkan pada para petugas dimana letak pasti dia melihat kejadian itu.
"Baik, dimengerti" ketua tim penyelamat segera memberikan intruksi untuk melakukan penyelamatan.
Tim penyelamat pun masuk ke dalam danau untuk mencari keberadaan si korban. Namun bahkan sudah hampir 15 menit mereka melakukan pencarian, korban masih belum ditemukan.
Sementara petugas penyelamat masih mencari, polisi memintai keterangan dari satu-satunya saksi yang melihat kejadian itu.
"Bisa Anda ceritakan kronologis kejadiannya!" salah satu petugas mulai bertanya.
"Tentu, Pak. Saat itu saya baru saja pulang kerja saat tiba-tiba hujan turun. Saya menepikan motor untuk mengenakan mantel sambil melihat-lihat sekitar. Tidak sengaja melihat seseorang berdiri di pembatas jembatan itu. Tapi baru saja saya akan menegurnya, orang itu sudah lebih dulu menjatuhkan diri ke dalam air" pria itu memberi keterangan.
"Apa Bapak melihat dengan jelas wajah orang itu?" Polisi kembali bertanya.
Pria itu menggeleng. "Tidak sama sekali. Jarak dari tempat saya menepikan motor ke jembatan itu cukup jauh. Tapi satu hal yang saya yakini, dia adalah laki-laki"
Masih ada beberapa hal yang petugas tanyakan pada pria paruh baya itu. Hingga suara dari dari petugas penyelamat menghentikan sesi tanya jawab itu.
"AKU MENEMUKANNYA!!" seseorang berteriak dan itu berhasil membuat semua petugas mendekat ke arah teriakan itu —termasuk pria paruh baya tadi—.
Petugas penyelamat mengangkat tubuh yang begitu dingin dan pucat itu ke permukaan air. Menariknya kedaratan untuk segera diberikan pertolongan.
Sesampainya di darat, petugas medis segera memeriksa nadi si korban, namun petugas itu tidak dapat merasakan denyut nadinya.
Petugas medis pun segera melakukan CPR pada si korban —yang ternyata adalah Juan— sebagai upaya penyelamatan. Tiap kali dadanya ditekan, air ikut keluar dari mulut remaja itu. Petugas pun segera membawa Juan untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya di rumah sakit.
**
Disisi lain, Mahesa masih mencari keberadaan putranya ditemani sopir pribadinya. Mahesa seperti menemukan jalan buntu sebab tidak tau lagi kemana harus mencari putranya.
Sempat berpikir mungkinkah Juan kembali ke rumah Rahma. Tapi rasanya tidak mungkin, Juan bahkan tidak membawa uang sepeserpun.
Mahesa jadi khawatir, tapi juga marah diwaktu yang bersamaan. Kenapa Juan begitu bebal hingga membuat semua orang kelimpungan. Lihat saja, nanti setelah putranya itu ditemukan, Mahesa akan menghukumnya dengan langsung mengirimnya untuk sekolah di luar negeri. Suka ataupun tidak, Juan harus mengikuti semua aturannya.
Kemudian panggilan telepon membuyarkan segala lamunan Mahesa. Itu adalah panggilan dari putrinya yang mengabarkan bahwa dia sudah menemukan keberadaan Juan. Mahesa yang tadinya sudah bisa bernapas lega kembali merasa tidak tentang saat diberi tau dimana keberadaan Juan saat ini.
Disisi lain, dokter dan perawat segera memasang alat medis ditubuh Juan begitu mereka sampai di rumah sakit.
Maharani yang ternyata ikut menunggu ambulans tiba dibuat shock begitu mengetahui siapa orang yang harus ia selamatkan. Dengan segera Maharani menyuruh perawat untuk menghubungi Melda dan memberitahunya mengenai hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURRENDER (END)
Teen FictionJuan merasa hidupnya seperti terombang-ambing ditengah lautan setelah kepergian Ibunya untuk selama-lamanya. Banyak hal tak terduga yang Juan alami setelah kepergian Ibunya. Mulai dari fakta bahwa ia berasal dari keluarga berada hingga fakta bahwa I...