Bagian 05

3.6K 183 4
                                    

Rasa cemburu benar-benar menguasai hati Biru saat melihat Serena berangkat ke sekolah bersama dengan cowok lain. Biru sadar, kalau diantara dia dan Serena sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, tetapi hatinya benar-benar tidak terima. Alih-alih pergi ke kelasnya, Biru malah pergi ke kelas Serena untuk menemui gadis itu dan menanyakan soal apa yang Biru lihat tadi. Memang sangatlah tidak pantas, Biru juga tidak tahu mengapa dia sampai seperti ini.

"Serena," panggil Biru lalu memegang pergelangan tangan Serena agar gadis itu menghentikan laju langkahnya.

Serena yang baru saja mau masuk kelas berhenti melangkah dengan terpaksa. Gadis itu memutarkan bola matanya malas. Pagi-pagi begini seharusnya ia dipertemukan dengan hal-hal baik agar semangat menjalani hari, bukan ditemukan dengan mantan bajingan seperti ini.

"Kenapa?" tanya Serena ketus.

"Kamu ada hubungan apa sama Edgar? Aku lihat tadi kamu berangkat bareng sama dia," tanya Biru tanpa tedeng aling-aling. Memang terkesan tidak tahu diri. Namun, Biru tidak peduli.

Serena tidak habis pikir, Biru berani bertanya seperti ini kepadanya setelah semua yang telah cowok itu lakukan? "Gak ada hubungan apa-apa. Masalah berangkat bareng, emang salah? Toh kamu juga suka jalan sama sahabat kesayangan kamu itu, kan?" balas Serena, penuh penekanan dibagian 'sahabat kesayangan'.

"Lagian, kenapa kamu repot banget, sih, Ru? Aku berangkat sama Edgar juga pas kita udah jadi mantan. Emangnya kamu ...," kata Serena lagi yang membuat Biru benar-benar kena mental.

"Ser, soal itu-"

"Bodoamat, Ru. Aku udah gak peduli. Urusan kamu sama Aislinn urus aja sendiri. Gak usah bawa-bawa aku lagi," interupsi Serena. Saat itu juga, Serena memutuskan untuk masuk ke kelasnya. Serena malas meladeni Biru lama-lama.

Sementara itu, Biru terpaku di depan kelas Serena. Dia benar-benar bodoh.

***

Biru dan Bajra duduk dibawah pohon besar dekat lapangan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Biru memikirkan Serena, sementara Bajra memikirkan mengapa uang jajannya dipotong sama Mama padahal dia tidak mempunyai salah apa-apa.

"Baj? Gue bego banget ya, Baj, jadi manusia," ujar Biru memecah keheningan ditengah mereka, dia tertunduk lesu.

Bajra menoleh, menatap Biru heran. Biru tidak pernah seperti ini sebelumnya. "Lo kenapa, Ru?" Bajra memutuskan untuk bertanya.

"Serena mutusin gue, Baj," jawab Biru.

"HAH?! KOK BISAAA?!" Bajra sedikit terkejut.

Biru menarik napas dalam. "Gue ninggalin Serena gitu aja di minimarket pas lo ngabarin kalau Aislinn kecelakaan."

"MAMPUS!" umpat Bajra sangat menggebu-gebu. Pantas saja kemarin Serena mengirim pesan kepadanya menanyakan keberadaan Biru. "Wajar Serena sampe mutusin lo kalau alasannya itu," sambung Bajra. Walaupun Biru temannya, bukan berarti Bajra membenarkan kesalahan yang Biru lakukan. Bajra yakin pasti Serena sangat terluka dengan apa yang telah Biru lakukan.

"Gue tahu gue salah. Gue ngomong ke lo bukan buat cari pembelaan."

"Terus lo mau gimana sekarang?"

"Gue pengennya balik lagi sama Serena, Baj. Gue sayang banget sama dia. Tapi mustahil. Tadi Serena berangkat bareng sama Edgar." Biru semakin lesu. Bayang-bayang saat Edgar membantu Serena yang kesulitan membuka helmnya tidak lekas musnah dari kepala Biru. Membuat rasa galau dan cemburunya semakin menjadi-jadi. Biru tahu kalau Edgar menyukai Serena sejak lama, Biru menduga kalau Edgar tahu hubungannya dan Serena sudah berakhir. Edgar pasti memanfaatkan kesempatan ini. Biru tidak rela kalau sampai Edgar dan Serena sampai jadian.

AISLINNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang