Bagian 13

2.4K 131 4
                                    

Hujan yang turun begitu deras menjelang magrib tadi membuat rencana Aislinn untuk pulang lebih cepat tertunda dan menyebabkan Aislinn pulang pada jam setengah sembilan malam.

Bu Ratna, Pak Tio—Bapaknya Biru—serta Senja mengantar Aislinn sampai ke depan rumah.

"Ini lauk-lauknya nanti taruh difreezer, ya, kalau mau makan bisa diangetin dulu," ucap Bu Ratna sembari menyerahkan totebag berukuran besar dengan berbagai macam isian seperti makanan rumahan yang dibekukan serta kue kering buatannya.

"Aduh, Bu. Gak usah repot-repot, kan jadi enak kalau begini," jawab Aislinn sembari menerima totebag tersebut dengan senang hati. Jarang bahkan nyaris tidak pernah memakan masakan Mamanya, membuat Aislinn sangat senang memakan masakan Bu Ratna. Masakan seorang Ibu.

"Hahaha. Bisa aja. Jangan kapok main kesini, ya, anak cantik!" Bu Ratna memeluk Aislinn lalu mengelus kepala belakang gadis itu sekilas.

"Siapa juga yang bakalan kapok main kesini, Bu," balas Aislinn, kemudian salim pada Bu Ratna dan juga Pak Tio.

"Sampai ketemu lagi nanti, Kak Aislinn!" ucap Senja kemudian mengajak Aislinn untuk melakukan tos andalan mereka.

Setelah selesai berpamitan, Aislinnpun bersiap-siap untuk pulang. Dia akan diantar oleh Biru.

"Yaudah, kalau gitu Aislinn pulang dulu. Sekali lagi makasih, Bu, Pak, Senja," ucap Aislinn, tersenyum ke arah Bu Ratna, Pak Tio dan Senja sesaat sebelum Biru menjalankan motornya.

"Udah?" tanya Biru, memastikan kalau Aislinn sudah dalam posisi aman.

"Aman," balas Aislinn.

"Biru anterin Aislinn dulu, ya, Bu, Pak," pamit Biru.

"Hati-hati dijalan, ya, Kak. Bawa motornya pelan-pelan aja," pesan Bu Ratna dan Pak Tio bersamaan.

"Siap!" Biru mengacungkan ibu jarinya.

Tidak lama dari itu, Aislinn dan Biru pergi dari sana.

"Ru," panggil Aislinn, tidak lama setelah mereka keluar dari pekarangan rumah Biru.

"Kenapaaa?" jawab Biru.

"Gue bahagia banget, deh. Makasih, ya, karena lo gue ngerasain bahagia yang sebahagia ini," ucap Aislinn jujur dari hati yang paling dalam. Dia memang sangat bahagia hari ini. Merasakan kebersamaan dan kehangatan keluarga, suatu hal yang sangat jarang bahkan tidak pernah Aislinn rasakan.

Biru tersenyum hangat. Kebahagiaan Aislinn adalah kebahagiannya. "Gue seneng kalau lo bahagia. Harus bahagia terus, ya!"

"Kalau sama lo gue bahagia terus. Jangan pergi kemana-mana, ya, Ru?" Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Aislinn, dia memandangi Biru melalui spion motor lelaki itu. Perasaan resah menyerang Aislinn secara tiba-tiba. Entah kenapa.

"Lagian gue mau pergi kemana? Gue bakalan ada terus buat lo!" balas Biru begitu yakin, membuat adanya sedikit kelegaan pada hati Aislinn.


***

"Kalau ada apa-apa, langsung telfon gue aja, ya?" pesan Dario sembari melepaskan helm Serena. Dario sangat mengkhawatirkan adiknya itu. Mengingat kemarin asma Serena kambuh, Dario meminta Serena untuk istirahat saja hari ini. Namun Serena kukuh ingin tetap masuk sekolah.

"Iya, Kak. Bawel banget, sih, dari tadi?" decak Serena, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Gue khawatir sama lo! Pokoknya lo gak boleh kecapekkan, gak boleh terlalu aktif di sekolah," pesan Dario panjang lebar.

AISLINNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang