Bagian 25

1.4K 115 17
                                    

"AISLINN!!!" teriak Biru penuh emosi sembari menggedor pintu rumah Aislinn dengan sangat kencang.

Aislinn yang sedang bersantai di ruang tamu rumahnya sampai dibuat terperanjat karena hal itu. Gadis yang memakai piama berwarna abu-abu muda dengan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai itu langsung beranjak.

Aislinn benar-benar sangat terkejut saat yang pertama kali ia lihat saat membuka pintu adalah Biru yang melotot ke arahnya dengan wajah yang sangat merah. Urat-urat dileher Biru tampak menegang, rahangnya juga mengeras.

"R-Ru, lo ke-kenapa?" tanya Aislinn terbata-bata, ia tidak pernah melihat Biru seperti ini.

Biru meraih tangan Aislinn dan mencengkramnya sangat kuat, ia menarik Aislinn secara paksa untuk mendekat ke arahnya. Hal itu sukses membuat Aislinn meringis kesakitan.

"LO YANG UDAH NGEHAPUS CHAT DAN NGEBLOKIR NOMOR SERENA, HAH?!" bentak Biru, menatap mata Aislinn sangat tajam dan penuh amarah.

Sebenarnya Biru sudah sangat yakin seratus persen kalau pelakunya adalah Aislinn, mengingat apa yang terjadi pada Serena bertepatan dengan saat dimana Biru sedang bersama Aislinn, pun selama dicafe juga Biru tidak menyentuh ponselnya sama sekali sampai ia mengantar Aislinn pulang. Selain itu, hanya Aislinn yang mengetahui sandi ponsel Biru yang sangat rumit setelah Biru sendiri, Senja dan Serena.

Yang ingin Biru dengar sekarang hanyalah pengakuan dari Aislinn. Biru ingin mendengar dari mulut Aislinn kalau Aislinn lah yang melakukan hal itu.

Namun, tidak ada jawaban yang Biru dapatkan dari Aislinn bahkan setelah bermenit-menit berlalu. Aislinn hanya diam, bibirnya tertutup sangat rapat. Pandangannya juga menunduk, tidak berani membalas tatapan Biru.

"JUJUR SAMA GUE AISLINN!!!" bentak Biru lagi dan Aislinn masih tetap diam.

Tidak adanya pembelaan yang Aislinn lakukan membuat Biru menganggap kalau itu adalah bentuk lain dari jawaban 'iya' Aislinn.

"Salah gue sama lo apa, Linn?" tanya Biru, suaranya melemah, terdengar sangat menyayat hati.

"SALAH GUE SAMA LO APA, AISLINN?!" ulang Biru sekali lagi dengan nada yang lebih tinggi.

Aislinn masih tetap tidak bersuara. Sekarang, ia mulai menangis. Biru tidak pernah semarah ini.

"Gue cuma mau terus sama Serena dan tetep sahabatan sama lo. SUSAH BANGET LINN BUAT NGERTIIN GUE HAH?!"

"ARGH!!!!!" Biru berteriak dan ....

Bugh!

Kepalan tangan Biru menonjok tembok dengan sangat kencang beberapa kali. Itu membuat Aislinn terperanjat, ia meraih tangan Biru secara spontan tetapi Biru langsung menghempaskannya dengan sangat kasar.

Air mata Aislinn semakin deras. Begitupun dengan Biru yang kini menangis juga. Biru benar-benar sakit dan kecewa. Lagi-lagi, kenapa harus Aislinn?

"Kenapa lo tega ngelakuin hal ini ke gue, Linn? Kenapa harus lo yang bikin gue begini? Kenapa harus lo, Aislinn? Kenapa harus lo ...." Biru semakin tergugu. Ini benar-benar menyayat hatinya begitu hebat.

Biru sudah menganggap Aislinn menjadi bagian dari hidupnya, bagian dari dirinya sendiri. Aislinn sendiri tahu kalau Biru sangat-sangat mencintai Serena, Aislinn juga tahu bagaimana perjuangan Biru mengejar cinta Serena selama lebih dari dua tahun. Aislinn tahu bagaimana bahagianya Biru saat bersama Serena dan Biru benar-benar tidak menyangka kalau Aislinn sampai segila itu menghancurkan kebahagiaan tersebut.

"Ru-Ru g-gue—" Aislinn memberanikan diri untuk meraih tangan Biru lagi, tetapi Biru tetap menolaknya.

"Linn, kayaknya kita udah bukan sahabat lagi, ya?" tanya Biru, ia berbicara dengan sangat pelan dan terdengar penuh kekecewaan. Sorot matanya juga terlihat kosong.

AISLINNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang