Bagian 06

3.2K 187 8
                                    

Hujan deras yang tiba-tiba mengguyur kota Jakarta disiang menjelang sore itu membuat Serena yang belum mendapat transportasi untuk pulang segera menepi ke halte di dekat sekolah. Sejak tadi ponselnya nge-lag, sehingga tidak bisa membuka aplikasi untuk memesan ojek atau taksi online. Belakangan ini ponselnya memang sering macet. Mungkin juga ponselnya itu sudah lelah dan minta dilembiru, alias lempar beli yang baru. Serena memang bukan orang yang suka gonta-ganti ponsel jika belum benar-benar rusak.

Tidak lama setelah itu, sebuah motor berhenti di halte. Sang pengemudipun bergabung bersama Serena untuk berteduh di sana. Gadis itu tidak ngeh siapa sang pengemudi itu sebab dia masih mengotak-otak ponselnya, berharap bisa berfungsi kembali dan segera pergi dari sini.

Serena akhirnya pasrah, dia memasukan ponsel sialannya itu ke dalam tas, menunggu hujan deras ini sampai reda. Entah sampai kapan.

Rasa dingin mulai dirasakan Serena. Gadis itu menggosok-gosokan kedua telapak tangannya.

"Dingin. Jangan sampai asma kamu kambuh," ucap seseorang kemudian menyodorkan jaketnya kepada Serena.

Serena menoleh. Biru Akasha.

Ya Tuhan ... mengapa ia harus bertemu dengan Biru lagi?

"Gak usah," tolak Serena mentah-mentah.

"Ser ...."

"Gak usah, Biru. Kalau aku bilang gak usah ya gak usah!"

Biru mendekat ke arah Serena, lalu menutup tubuh gadis itu menggunakan jaketnya. "Ini dingin banget. Aku cuma gak mau kamu kenapa-kenapa."

Serena hendak melepaskan jaket itu, tetapi Biru mencegahnya. "Plis, Ser."

Namun, itu sama sekali tidak membuat Serena membatalkan niatnya. Dia menarik tangannya dari genggaman Biru secara paksa, melepas jaket milik cowok itu kemudian dia mengembalikannya.

"Gak usah sok peduli sama aku," tegas Serena sambil menatap Biru tajam. Kemarin Biru tega meninggalkannya begitu saja dan hari ini berlagak menjadi pahlawan?

"Serena—"

"Gak usah sok peduli sama aku." Serena mengulang perkataanya sekali lagi dengan penuh penekanan yang membuat Biru lantas diam.

Tidak berselang lama dari itu, nasib baik memihak pada Serena, hujan deras yang Serena perkirakan akan berdurasi sangat lama, justru mereda. Maka dari itu, Serena segera pergi dari sana.

"Aku anterin kamu, ya?" ucap Biru, tetapi Serena sama sekali tidak memberi jawaban. Gadis berambut pendek sebahu itu justru mempercepat langkahnya.

Gak usah sok peduli sama aku.

Kalimat itu kembali terngiang dikepala Biru. Seandainya Biru bisa memutar waktu, dia tidak akan melakukan kesalahan itu. Biru menyesal, dia ingin Serena kembali padanya, Biru merindukan gadis itu.

***

Kondisi di sekolah masih sangat ramai. Beberapa murid yang tadi memilih untuk berteduh di sekolah, berhamburan bergegas untuk pulang karena khawatir hujan akan turun lagi. Termasuk Aislinn.

"Lo pulang naik apa?"

Aislinn langsung menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya itu. Bajra? Ada urusan apa cowok itu bertanya padanya?

"Naik taksi online," jawab Aislinn.

"Pulang bareng gue aja."

Aislinn menoleh kesana kemari, mencari kamera tersembunyi. Aislinn menduga Bajra sedang membuat konten prank. Secara, mengajaknya untuk pulang bersama adalah hal yang sangat aneh.

AISLINNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang