Bagian 26

1.5K 121 36
                                    

Aislinn memilin tali tasnya dengan pandangan yang menunduk. Ia mengurungkan niatnya untuk segera pergi dari area gerbang sekolah setelah menemukan adanya Serena yang baru saja turun dari ojek online. Aislinn tiba-tiba dilanda kebimbangan. Apakah ia harus menghampiri pacar Biru itu atau tidak. Sejak semalam, Aislinn sudah mengambil keputusan kalau ia harus menjelaskan semuanya. Namun, tiba-tiba saja sekarang Aislinn dilanda keraguan yang begitu kuat.

Setelah bermenit-menit kemudian, Aislinn memantapkan hatinya untuk pergi ke sana.

"Serena," panggil Aislinn pelan dengan ragu-ragu.

Serena menoleh ke belakang, seketika ekspresi wajah gadis itu yang semulanya berseri-seri melantas datar. Ada ketidaknyamanan juga yang terlihat dari bahasa tubuhnya.

Aislinn menelan salivanya susah payah. Entah kenapa saat ini tenggorokannya terasa begitu tercekik.

"Gu-gue ...."

Percobaan pertama, dan Aislinn gagal untuk meneruskan ucapannya. Dia terlalu gugup. Mengakui tindakan bodohnya pada Serena membuat Aislinn merasa malu dan takut.

Aislinn menarik napas dalam, ia terus berusaha agar bisa sedikit lebih tenang.

"Lo mau ngomong apa? Langsung to the point aja. Waktu gue gak banyak," ucap Serena.

"Gue-gue mau ngomong so-soal Biru. Sebenernya yang—"

"Soal Biru? Maaf tapi gue gak mau denger," interupsi Serena cepat kemudian menarik langkah pergi.

Aislinn dengan sigap meraih tangan Serena dan menahannya. Aislinn ingin Serena tetap tinggal sejenak dan mendengar semua penjelasannya. Aislinn ingin Serena mengetahui fakta yang sebenarnya sebagai penebus dosanya pada Biru.

"Tolong dengerin gue dulu, Serena. Sebentarrr aja." Aislinn memohon.

"Kalau gue gak mau ya berarti gak mau!" tolak Serena mentah-mentah dengan ketus. Ia berusaha menarik tangannya tetapi cengkraman Aislinn justru malah semakin kuat.

"Gue cuma minta waktu lo sebentar doang! Lo cuma salah paham sama Biru! Yang ngehapus chat dan ngeblokir nomor lo dihp Biru itu gue! Gue ngelakuin itu karena gue gak suka sama hubungan lo dan Biru, tapi sekarang gue sadar kalau gue salah. Tolong jangan marah sama Biru, kalau lo mau marah, lo marah sama gue!" jelas Aislinn dengan cepat tanpa adanya sedikitpun jeda barang hanya untuk mengambil satu tarikan napas.

"Lepasin tangan gue!" Serena membentak Aislinn. Ia tidak peduli dengan penjelasan panjang lebar Aislinn. Serena muak. Baik Biru dan Aislinn, kedua sama-sama tidak beres. Sepasang sahabat itu hanya membuat kehidupannya semakin repot.

"Serena! Tolong maafin Biru!" pinta Aislinn bersikukuh.

"Masalah maaf buat Biru itu urusan gue, bukan urusan lo! Lo gak berhak ngatur gue, Aislinn," peringat Serena. "Lepasin tangan gue sekarang!" titah Serena lagi. Ia tidak tahu mengapa cengkraman Aislinn pada pergelangan tangannya bisa seerat ini.

"Tapi Biru gak salah! Biru pantes dapetin maaf itu!" balas Aislinn.

Serena memilih untuk tidak membalas, ia kini sedang berusaha keras untuk menarik tangannya dari Aislinn yang dimana semakin ia memberontak, justru malah semakin terasa sangat sakit.

AISLINNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang