Bagian 02

4.5K 252 9
                                    

Bel istirahat telah berbunyi. Para siswa berhamburan menuju kantin. Namun, tidak dengan Aislinn. Gadis itu memilih untuk tetap di kelas. Batalnya rencana Mama dan Papa pulang ke Indonesia benar-benar membuat mood Aislinn super berantakan.

"Manyun aja itu muka," kata Biru lalu menyubit pipi Aislinn.

Aislinn meringis, ia mengempaskan tangan Biru kemudian mengelus pipinya yang terasa sedikit perih. Biru nyubitnya kelewatan. "Jangan pegang-pegang muka, Biruuu!!!" protes Aislinn, tangan Biru belum tentu bersih bahkan sudah bisa dipastikan kotor! Itu bisa membuat wajahnya bermasalah dikemudian waktu.

"Oh iya, maaf gue lupa! Sorryyy!!!"

Biru duduk di bangku sebelah Aislinn. "Dari tadi muka lo asem banget dilihatnya, Linn. Ada masalah?" tanya Biru to the point.

"Masalah? Banyak!" jawab Aislinn. "Gak usah lo tanya lagi itu mah," sambung gadis itu.

"Lagi ada masalah apa sih si cakep kesayangan gue?" Suara Biru terdengar begitu lembut.

"Kan tadi udah dibilang banyak."

"Masalah yang paling serius dulu?"

Aislinn membuang napas panjang. Biru kenapa, sih, selalu bisa membuat niat Aislinn memendam semua masalahnya sendirian menjadi goyah seperti ini?!

"Mama sama Papa beberapa minggu lalu bilang sama gue kalau mereka bakalan pulang ke Indonesia. Tapi tadi pagi, Mama chat gue, katanya mereka batal pulang."

"Kan gue kesel, Ru."

"Punya orang tua tapi gak ngerasain sosoknya."

"Gue tahu, kok, Mama sama Papa pergi-pergi terus buat kerja, buat biayain gue. Tapi kan, Ru, yang gue butuhin kan bukan cuma materi doang."

"Mama atau Papa juga kalau dichat lama banget jawabnya. Gue chat hari ini dibalesnya seabad kemudian."

"Gue emang gak penting lagi buat mereka kali ya?"

Biru menggeser kursinya lebih dekat dengan Aislinn. Lalu cowok itu memeluk Aislinn erat. "Lo pasti sekarang butuh pelukan dari cowok cakep kayak gue kan ya?" Tangan kanan Biru mengelus-ngelus kepala belakang Aislinn dengan lembut.

"Lepasin Biruuu!!!" rengek Aislinn, berusaha lepas dari pelukan Biru.

Namun, tidak semudah itu Biru membiarkan Aislinn lepas begitu saja. Cowok itu semakin mengeratkan pelukannya-mengunci pergerakan Aislinn. Aislinn semakin memberontak, walau tenaganya kalah jauh dari Biru. Itu membuat Biru tertawa hebat. "Noh bau kagak ketek gue?"

"Biru lepasin gak gue bilang?!" Aislinn jadi emosi.

Biru menggeleng. "Lagian lo kenapa pake ngamuk-ngamuk segala, sih, Linn? Dipeluk sama Biru Akasha adalah hal langka loh. Banyak yang pengen tauuu! Seharusnya lo bersyukur!"

Aislinn tidak peduli. "Bodo amat! LEPASIN GUE SEKARANG JUGA BIRUUU!!!" Aislinn pun mereog.

"Gak mau, bleee!" Biru menjulurkan lidahnya, semakin menjadi-jadi meledek Aislinn.

"Biruuu!!!" Aislinn menginjak kaki cowok itu.

"AW! SAKIT, AISLINN!" pekik Biru.

AISLINNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang