9

4.5K 405 13
                                    

Apakah saat berdoa Taehyung tidak khusyuk sehingga Tuhan marah dan mendorongnya berjumpa lagi dengan titisan setan eh! Titisan malaikat maut saja. Duduk satu meja yang berisikan berbagai macam jenis hidangan, sungguh Taehyung tidak akan mengeluh soal makanan bahkan semangat untuk menghabiskan, tapi kali ini Taehyung rasanya tidak makan tidak masalah, walaupun lapar tak apa akan Taehyung tahan, yang penting jangan satu meja dengan pria tampan yang bernama jeon jungkook.

" Apa ada yang nak Tae mau selain ini?." Taehyung menatap Jeon Luhan ibu  dari jungkook memberikan senyum kecil dan gelengan pelan lalu berkata, " bibi ini malah sangat banyak, dan enak."
Taehyung tersenyum kaku saat jungkook menatapnya.

Flashback on

" Kalian saling kenal?."

"Tidak/ya" Taehyung meringis pelan saat mendengar jawaban jungkook, lalu berkata lagi " maksud saya tidak asing."

Luhan tersenyum manis berjalan lebih mendekati Taehyung, " wahh kebetulan yang  ditakdirkan, jadi panggil bibi atau mami pun tidak masalah malah bagus." Taehyung mengangguk lalu,
" Kalau begitu Tae pamit pulang bibi, jungkook."

"Eiitss,,,, jangan pulang dulu, mari kita makan siang bersama sebagai ucapan terimakasih bibi." Luhan menahan Taehyung dengan memegang tangannya.

Taehyung membuka mulutnya untuk menjawab tapi malah mangap, " tidak ada penolakan." Potong Luhan, meraih kantung belanjaan Taehyung lalu memberikannya kepada jungkook, " jungkook bawa ini kasian Taehyung ini berat pasti capek." Taehyung ingin meraih lagi kantung belanjaan lagi-lagi lebih dulu ditahan nyonya Jeon besar,
" ayoo sayang, jungkook kuat kok."

Jungkook yang tidak pernah diberi kesempatan untuk berbicara hanya bisa pasrah diperbudak lagi oleh ibunda tercinta.
Dan berjalan mengikuti dua pria manis, satu maminya, yang satu lagi ehemm!! Calon masa ehemmm!! Depan.

Berasa Mak yang pdkt bukan anak.

Flashback end

Jungkook makan dengan tenang sambil diam-diam melirik kearah Taehyung yang sedang menanggapi pembicaraan maminya dengan senyum manis membuat jungkook Engan untuk melihat kearah makanannya kembali

" Jadi nak Tae sudah selesai kuliah?"

" Iya bi, hampir satu tahun selesai."

" Sama seperti putra bungsunya bibi juga, dia juga hampir setahun menyelesaikan kuliahnya, wonwoo namanya, nak Tae kenal?"

" Jeon wonwoo jurusan bisnis ?"
Luhan menganguk semangat, " iya pasti itu dia." Taehyung berohria, " kami kenal sekedar saling sapa saja bi."

Taehyung melanjutkan makannya, mengabaikan tatapan jungkook yang sedari tadi menatapnya.
" Lalu bagaimana bisa kenal dengan jungkook?"

Uhuk!!

Taehyung menepuk dadanya dan terbatuk membuat Luhan panik, " aduh nak hati-hati kalau makannya." Memberikan Taehyung air dan langsung diminum.

Jungkook mengulum bibirnya menahan tawa, lagi-lagi tingkah konyol itu keluar,  tidak habis pikir kenapa Taehyung selalu akan menjadi sangat sensitif terhadap pembasahan yang melibatkannya.

Luhan mengelus punggung Taehyung sambil terus menanyakan keadaannya, " yakin sudah mendingan, apa kita harus ke dokter untuk memeriksa riksa tidak ada yang serius?" Taehyung mengelus tangan Luhan yang dibahunya, " ini hanya tersedak biasa bi." Luhan kembali ke tempat duduknya setelah diyakinkan bahwa Taehyung baik-baik saja.

Setelah menghabiskan makanan dengan obrolan ringan, hanya bagi nyonya jeon dan anaknya saja tapi tidak untuk simanis bermaga Kim yang berdoa agar semuanya cepat selesai.
Taehyung mengikuti Luhan ibunya jungkook membawanya kearah luar restoran dengan berbicara hal-hal yang menarik.

MENCULIK BOS MAFIA(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang