Bangun Del..
Bangun Delena..
Delena pun membuka mata, menghirup udara dan melihat sekeliling..
Bersyukur, matanya masih melihat sekeliling kamarnya, dan bersyukur nafasnya masih berhembus.
Sudah satu minggu berlalu sejak ulang tahunnya yang ke-18 tahun. Delena merasa cemas, cemas akan sisa usianya. Akan kah Delena mencapai usia 19 tahun? Ingin rasanya Delena menangis setiap hari meminta Tuhan untuk memanjangkan umurnya.
Delena didiagnosis memiliki penyakit jantung bawaan. Ketika kecil Delena pernah di operasi. Operasinya berhasil, tapi ketika usia 5 tahun, penyakit Delena kambuh lagi dan di prediksi bahwa usia Delena tidak akan sampai usia 20 tahun.
Kapan Delena akan meninggal?
Delena tidak tahu, tapi semakin dekat dengan usia 20 tahun, ketakutan Delena menjadi. Bisa saja dia meninggal besok atau lusa, atau pada saat usianya 19 tahun?
Delena berusaha tegar dan menjalani harinya seperti bisa, berusaha ceria dan tidak membuat Ayahnya cemas. Ayah adalah satu-satunya keluarga Delena saat ini. Keluarga jauh Delena yang lain tidak ada yang tinggal bersamanya. Delena hanya tinggal dengan ayahnya. Dan juga pembantu-pembantunya. Ibunya sudah meninggal ketika Delena lahir.
Pukul 6 pagi Delena sudah mandi, sudah siap untuk sarapan bersama ayahnya. Dengan wajah cerah ceria Delena turun dari kamarnya menuju ruang makan.
Terlihat Ayahnya sudah duduk di depan meja makan, memakai setelan jas dan sedang mengamati Tab nya. Secangkir kopi panas terlihat di atas meja di sebelah kanan tangannya. Sedangkan tangan kirinya memegang tab.
"Pagi Ayah.." Sapa Delena ceria. Delena duduk di kursi sebelah kanan ayahnya. Seorang pembantu kemudian menyiapkan makanan dan membawakan buah untuk bekal Delena.
"Pagi sayang Ayah.." Ayah Delena tersenyum ramah. Senang melihat keceriaan anaknya. Dia meletakan Tab nya kemudian makan bersama Delena.
"Hari ini ayah harus ke Surabaya, mungkin pulang besok atau lusa. Kamu nggak apa-apa kan? "
"Its ok Ayah..jangan khawatir.." Jawab Delena.
Sekarang Ayah Delena sering merasa khawatir ketika meninggalkan Delena sendirian, Ayahnya Khawatir dengan kesehatan Delena. Tapi setelah acara pertunangan Delena kemarin, Ayahnya sedikit merasa lega karena Delena memiliki Byron yang selalu menjaga dan mengerti Delena.
"Hari ini di jemput Byron?" Tanya ayahnya di sela-sela sarapan mereka.
Delena mengangguk.
Ayahnya tersenyum. "Byron baik sekali sama kamu.." komentarnya. "Tidak salah Ayah menjodohkan kamu dengan dia.."
Delena hanya bisa tersenyum, pura-pura senang padahal dalam hatinya tidak.
Baik??
Baik dari mana??!!!
10 menit kemudian mobil Byron masuk ke halaman rumah Delena. Halaman rumah Delena sangat besar, banyak bunga di sekeliling tempat parkir, ada air mancur juga di taman dekat bangunan rumah Delena. Mendiang Ibu Delena sangat menyukai bunga dan tanaman. Dan hingga saat ini bunga-bunga kesayangan Ibu Delena tetap terawat dan indah.
Sopir Byron membukakan pintu mobil, Byron tidak turun, dia hanya tersenyum menyapa Ayah Delena, Delena kemudian masuk, melambai pada Ayahnya, Byron yang duduk di sebelah Delena pun melambaikan tangannya.
Ayah Delena tersenyum dan mengangguk. Kemudian melambaikan tangannya juga sebelum masuk ke mobil nya.
Setelah mobil Byron keluar dari halaman rumah Delena. Senyum Byron menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Beat
RomanceHeart beat adalah detak jantung, dan detak jantung Delena bisa berhenti kapan saja jika penyakitnya kambuh. Detak jantung Delena pernah berdetak dengan bahagia karena Byron, tunangannya sedari kecil, tapi kemudian perasaanya hilang karena Byron bers...