Byron tidak ingin kembali ke ruangan tempat mereka makan malam. Dia kemudian berjalan ke lobby untuk pergi ke luar hotel, dia sudah memanggil petugas valet parking, tapi kemudian hpnya berbunyi. Dia melihat Om Dimas menelepon.
"Byron.." katanya pelan. "Om boleh minta tolong untuk menjaga Delena?" Ayah Delena terdengar mengatur nafas. Byron cemas. Apa terjadi sesuatu dengan Delena? atau terjadi sesuatu dengan Om Dimas?
"Om baik-baik saja kan?" Byron bertanya. Byron takut Om Dimas pingsan lagi.
"Om baik..hanya saja Om dan Delena bertengkar. Delena sepertinya masih marah. Om tidak bisa berbicara dengan Delena sekarang. Dia harus tenang dulu. Om minta kamu temani dia ya..siapa tau kamu bisa membujuk dia untuk tidak marah lagi. "
Byron kemudian meminta maaf pada petugas valet parking yang telah membawa mobilnya.
Byron kembali ke dalam hotel.
Byron kemudian menuju kamar Delena. Dia mengetuk pintu, tapi Delena tidak menjawab.
Byron menelepon.
"Del, gw di depan pintu.." Byron memberitahu Delena. Delena terdengar masih terisak. Dia menutup telepon, lalu pintu kamar Delena terbuka.
Delena membiarkan Byron masuk.
"Masih sakit? " Tanya Byron. Delena masih terisak. Dia tidak menjawab.
Delena duduk di tempat tidur, sedangkan Byron di kursi dekat jendela.
Byron membiarkan Delena menyelesaikan tangisannya. dia tidak bertanya lagi.
"Ayah ga percaya gw punya pacar.." Delena berbicara.
"Tadi gw bilang gw punya pacar, dan gw ga mau kuliah di Amerika. Tapi ayah bilang itu Cuma alasan gw aja supaya gw ga ke Amerika dan ga nikah sama lo. Gw udah jelasin panjang lebar, tapi Ayah ga terima. Dia marah. " Byron mendengarkan cerita Delena.
"Gw ga tau nanti nya gimana, tapi gw udah bilang dengan tegas kalau gw ga mau ke Amerika ato nikah cepet-cepet ..aduh.." Delena memegang dadanya lagi.
"Del..dada lo masih sakit? masih sesek?" Byron mendekati Delena. Delena terlihat kesakitan.
"Mau ke rumah sakit sekarang?" Byron bertanya lagi. Delena menggeleng.
"Tapi lo sakit.." Byron kesal kerena Delena keras kepala.
"Tapi gw ga mau Ayah tau..gw ga mau Ayah ngeterin ke rumah sakit."
"Gue yang anter lo ke rumah sakit. Dan gue ga akan bilang Om Dimas. Ok? " Byron memberi tahu Delena. Delena mengangguk. "Gue telepon dr. Farrell.." Byron benar-benar khawatir dan takut Delena kenapa-kenapa.
Byron kemudian menelepon dr. Farrell. Sedangkan Delena siap-siap. Delena memakai sepatu sambill menahan sakitnya.
Byron membawa Delena ke rumah sakit sendiri. Dia bilang pada Om Dimas kalau dia akan membawa Delena jalan-jalan untuk meredakan amarahnya. Nanti Delena Byron antar pulang. Byron berbohong pada Ayah Delena karena Delena menginginkan itu. Dan Byron juga berfikir, kalau Om Dimas tau Delena ke rumah sakit, hipertensinya akan kumat.
Begitu sampai di rumah sakit, Byron langsung membawa Delena ke ruangan praktek Dokter Farrell. Dokter Farrell sebetulnya sedang off, tapi karena telepon Byron sepertinya mendesak, dan Delena adalah pasien nya, Dokter Farrell kembali ke rumah sakit.
Dokter Farrell memeriksa Delena dengan serius, lalu meminta Delena untuk tes radiologi, tes lab dan EKG, dan tes lainnya. Sementara Delena menjalani tes. Dr. Farrell berbicara dengan Byron.
"Jadi Om Dimas ga tau kalian ke sini?" Tanya dr. Farrell. Dia bertanya santai pada Byron. Byron adalah sahabat adiknya dan sudah seperti adiknya juga. Sering main dan menginap di rumah orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Beat
RomanceHeart beat adalah detak jantung, dan detak jantung Delena bisa berhenti kapan saja jika penyakitnya kambuh. Detak jantung Delena pernah berdetak dengan bahagia karena Byron, tunangannya sedari kecil, tapi kemudian perasaanya hilang karena Byron bers...