25 - Sahabat Bisa Jadi Cinta

7 1 0
                                    


"Sahabat bisa jadi cinta, Del.." Marrion berkata pada Delena ketika mereka bertemu di Hotel tempat Delena bekerja.

Marion akan menginap di Hotel, dia datang ke Bandung pada hari jumat malam. Dia langsung pergi ke Bandung dari Jakarta sepulang dari kantor. Dia sedang tidak banyak pekerjaan, dan dia sedang bertengkar dengan Darrell. Jadi dia ingin menenangkan diri dan menjauh dari Darrell.

Delena yang sudah selesai bekerja mampir ke kamar Marrion dan menceritakan kejadian dia tertidur di Apartemen Byron. Dia juga bercerita kalau akhir-akhir ini dia menjadi dekat lagi dengan Byron. Delena takut untuk menyukai Byron, dia merasa sudah nyaman sebagai sahabat Byron.

"Tapi dia udah punya temen cewe juga sih kayaknya di Amrik..dia pernah bilang sama gue." Delena teringat percakapannya ketika pertama bertemu Byron di Hotel.

"Just friend?" Marrion bertanya.

"Nggak tau, bilangnya sih temen, tapi dia nggak pernah cerita apapun, dan gue juga nggak pernah tanya-tanya lagi. "

"Kalau Cuma teman sih, gampang ditikung kali." Marrion berbicara tanpa beban.

"Tikung?" Delena tertawa.

"Kalau lo suka sama dia, tikung lah..tapi kalau lo Cuma nganggep dia temen, ya udah, nggak usah galau." Marrion menyadarkan Delena.

Iya sih, untuk apa juga dia galau pada Byron kalau dia tidak punya perasaan apa-apa terhadap Byron. Delena mengingatkan dirinya.

"Bokap lo masih ngejodohin lo sama anak pengusaha?" Marrion tiba-tiba bertanya.

"Sekarang sih engga, tapi nggak tahu kalau di belakang gue,"

"Ada kemungkinan lo bakal di jodohin sama Byron, atau mungkin sama Orius."

"Orius?" Delena bingung.

"Dia putus sama Cesya!" Marrion memberitahu Delena.

"Lagi?!" Delena kaget. Dia sering sekali mendengar berita Cesya dan Orius putus sambung.

"Iyep, Cesya curhat sama sepupu gue, dan sepupu gue ngasih tau gue."

"Kenapa lagi?"

"Nggak tahu..tapi kayaknya ego mereka berdua memang sama-sama tinggi, jadi kalau ada yang salah. Yang satu nggak mau ngalah dan yang satu lagi nggak mau minta maaf." Marrion menganalisa.

"Kaya lo, dong!" Delena langsung menyambar kata-kata Marrion. Marrion ke Bandung kan demi menjauhi Darrell yang sedang bertengkar dengannya.

"Beda lah, menurut gue, Darrell lebih baik.."

"Cie..yang ngebela cowonya!" Delena menggoda Marrion.

"Bukannya ngebela, tapi itu fakta!" 

Delena mengagguk -angguk, tapi tersenyum seolah tidak yakin dengan kata-kata Marrion.

Delena lalu mendengarkan ocehan panjang Marrion tentang Darrell.

Delena diminta Marrion untuk ikut menginap, tapi karena besok dia masih harus bekerja, Delena memilih untuk pulang, dia berjanji pada Marrion akan datang lebih pagi untuk menemaninya sarapan.


Esoknya Delena benar-benar datang pagi, dia menemani Marrion sarapan pukul 7.

"Gw seharusnya bisa tidur lebih lama..tapi gara-gara lo, gw jadi sarapan pagi bgt..!" Marrion ngedumel.

"Kan lo minta di temenin sarapan..karena gw jm 8 berubah jadi karyawan di sini, makanya lo harus ngikut gw sarapan jm 7. " Delena tertawa.

"Gw juga biasa sarapan jm 7 sih..bahkan lebih pagi..but..ini weekend Del.." Marrion manyun sambil membaca berita pagi di tabnya.

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang