Jizzy dan Byron makan malam tanpa banyak bicara. Byron sepertinya masih memikirkan Delena yang sedang lembur bersama Orius. Delena lebih memilih lembur dan makan malam dengan Orius dibandingkan dengannya.
"Ka Delena tau kalau kaka mau ke Amerika bulan depan?" Jizzy bertanya.
Byron menggeleng.
"Kakak blm bilang kalau mau stay disana lebih dari sebulan?"
Byron menggeleng lagi.
"Kenapa ga bilang?"
"Ngapain? Gw ga ada juga kayaknya dia ga akan nyari.." Byron merasa pesimis. Perasaanya sepertinya tidak akan terbalas. Delena hanya menganggapnya Sahabat.
"Kan belum di coba..ko udah nyerah?" jizzy sedikit memprovokasi Byron.
"Bukannya nyerah, tapi membaca suasana. kalau ga ada harapan ngapain di terusin. Buang-buang waktu." Katanya membuat jizzy rasanya ingin mengguyur kepala Byron dengan cola penuh es yang tadi dia siapkan. Supaya Byron sadar, kalau dia itu dari dulu sudah buang-buang waktu memendam perasaannya pada Delena. Dan sekarang, ketika ada kesempatan. Dia masih saja banyak pertimbangan.
"Lo ko tadi kenal sama pegawai hotel di tempat Delena kerja?" Byron teringat kejadian tadi di hotel.
"ivy?" Jizzy memastikan.
"iya, yang tadi tangannya lo pegang." Byron keceplosan. Jizzy kaget.
Tapi kemudian dia tersenyum. "Mantan waktu SD.." Jizzy mengaku. Byron tertawa. "Buset..lo udah pacaran dari SD?" Byron merasa geli sekaligus tidak percaya.
Jizzy mengangguk. "Sampe SMP sih, tapi perusahaan ayahnya bangkrut, dia pindah, dan aku ga pernah ketemu lagi. "Pernah komunikasi lagi pas awal-awal masuk kuliah, tapi ga lama dia menghilang. Dan tadi baru ketemu lagi."
"Baru ketemu udah pegangan tangan..waww.." Byron takjub dengan romansa anak muda sekarang.
"Sebetulnya bukan pegangan tangan, aku yang pegang tangan dia supaya dia ga pergi. Aku mau minta nomer hpnya tadi" Jizzy meluruskan.
Byron mengangguk. "Lo keren " Puji Byron." To the point"
"Sure.." Jizzy mengiyakan pujian Byron. "Kalau sama orang yang kita suka harus gitu..gerak cepat." Katanya sambil berdiri meninggalkan meja makan.
Byron yang merasa disindir jizzy agak kesal. Tapi dia juga merasa kalau apa yang jizzy katakan ada benarnya.
Gerak cepat..
Byron memikirnya kata-kata Jizzy. Orius sepertinya bergerak lebih cepat untuk PDKT dengan delena. kenapa Byron masih selalu ragu dan mundur. Memang Byron banyak pertimbangan karena ada yang harus dia kerjakan dahulu. Tapi bagaimana jika ketika dia sudah siap, Delena malah memilih orang lain lagi?
Byron tidak bisa tidur malam itu. Dia banyak berfikir.
Seminggu kemudian Byron mengajak Delena untuk sarapan di sebuah tempat makan bubur yang terkenal di Bandung.
"Tumben lo ngajak gw sarapan.." Delena merasa heran karena pagi-pagi sekali Byron sudah ada di depan rumah tantenya. Hari ini hari Selasa, seharusnya Delena libur, tapi karena Delena menukar hari liburnya di hari yang lain. Delena akan bekerja dan sudah berpakaian rapi. Byron juga sudah Berpakaian lengkap dan wangi. Sepertinya dia ada tugas ke luar kota.
"Gw kira lo libur hari ini" Byron membuka kan pintu mobil untuk Delena.
"Gw tuker libur ke hari kamis. Ayah sama tante Anita mau ke Bandung." Delena memberi tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Beat
RomanceHeart beat adalah detak jantung, dan detak jantung Delena bisa berhenti kapan saja jika penyakitnya kambuh. Detak jantung Delena pernah berdetak dengan bahagia karena Byron, tunangannya sedari kecil, tapi kemudian perasaanya hilang karena Byron bers...