Liburan mereka akhirnya terwujud. Mereka sudah di nyatakan lulus SMA. Mereka akan Liburan di Bali selama 3 hari 2 malam. Mereka tidak bisa lama-lama di Bali Karena Orius, Cesya, Byron dan Delena harus menyiapkan keberangkatan mereka ke luar negri.
3 hari setelah upacara kelulusan, mereka terbang ke Bali. Delena, Byron, Darrell, Marrion, Orius, Jovica, dan Cesya terbang dari Jakarta bersama dr. Farrell dan keluarganya. Sedangkan Hansel menyusul dari Surabaya, karena kemarin dia diminta ke Surabaya untuk menengok kakek dan neneknya lagi. Kakek dan nenek Hansel sedang sakit. Jadi Hansel sering berkunjung kesana sekarang.
Ketika turun dari pesawat Darrell banyak mengeluh dan kesal pada Byron dan Orius yang memesan tiket.
"Kalian tega bgt. " protesnya. "Gw duduk bareng sama Karel, sedangkan kalian duduk tenang sama yang lain. "
" Sumpah tu anak ga mau diem. Udah pengen gw lemparin dari pesawat dari tadi kalau bisa " Darrell memberi tahu mereka. Orius, Byron, Delena, Cesya, dan Jovica tertawa.
"Latihan bro..latihan, lo kan harus lebih kebapakan untuk ngimbangin Marrion yang suka anak-anak. " Orius memberi tahu Darrell. Marrion memang suka anak-anak dan ketika bertemu keponakan-keponakan Darrell dia langsung akrab.
Darrell memperhatikan Marrion yang sedang bermain dengan Karel dan Ariel, di ruang tunggu.
"Dia belum tau aja gimana bar-bar nya ponakan-ponakan gw" katanya sambil geleng-geleng.
Mereka ber sebelas di jemput oleh 3 kendaraan. Tujuan mereka adalah villa milik keluarga dr. Farrell di daerah Seminyak.
Begitu mereka tiba di villa, mereka gembira karena akhirnya bisa liburan dan bersantai sejenak sebelum mereka menjadi mahasiswa betulan. Cesya dan Byron sudah putus, anak-anak yang lain sudah tau, jadi Byron dan Cesya tidak terlalu canggung. Mereka bersikap wajar dan berteman seperti yang lainnya.
Delena dan anak-anak lain terkesima dengan Villa yang mereka kunjungi. Villanya besar sekali, dengan 4 kamar, 1 kolam renang, dapur, ruang makan, pavilun dan juga taman. Dr. farrell dan keluarganya menempati villa sebelah yang hanya 2 kamar. Sedangkan Delena dan yang lainnya di villa yang paling besar yang memili 4 kamar. Selain dua villa yang mereka tempati, ada 3 villa lain di sebelah villa mereka dan villa-villa ini adalah milik keluarga dr. farrell. Biasanya villa-villa ini di sewakan, tapi khusus untuk 3 hari ini 2 villa yang cukup mewah ini sudah di booking untuk mereka. Keluarga Orius juga memiliki Hotel di Bali, tapi di daerah pusat kota. Karena mengingat Delena yang sedang dalam kondisi di pantau, mereka memilih daerah ini untuk lebih nyaman dan lebih private.
"Gw baru tau keluarga dr. farrell punya villa yang keren gini.." Cesya terkesima dengan isi dari Villa yang cozzy dan sejuk. Padahal Bali panas, tapi villa ini tergolong sejuk karena sekelilingnya ada taman.
Saat itu mereka sedang istirahat di Pavilliun. Paviliun yang mereka tempati menghadap kolam renang, di sisi kiri dan kanan kolam renang ada masing-masing 2 kamar besar lalu di sebelah kiri Paviliun itu ada ruang makan. Di sebrang ruang makan ada dapur terbuka.
"Keluarga dr. farrell tuh Villa nya banyak, selain di sini ada beberapa villa di daerah Canggu juga.." Orius memberi tahu.
Jovica, Cesya, Marrion, bahkan Delena pun terkesima dengan banyaknya villa yang dimiliki keluarga dr. farrell.
"Waw.." Mereka bergumam.
"Bentar lagi juga kayaknya mereka nyebar ke Kuta.." Byron yang baru datang dari dapur untuk mengambil minum langsung ikut ngobrol. Dia duduk di sebelah Orius dengan santai.
"Kok lu tau?" Orius bertanya serius. Keluarga Orius juga memiliki hotel di daerah Kuta, tapi tidak pernah mendengar kalau keluarga dr. farrell akan punya villa di Kuta juga. "Ngarang.." Byron tertawa. Byron senang menggoda Orius yang sedang serius belajar mengenai bisnis. Ekspresi Orius ketika berbicara bisnis perhotelan langsung serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Beat
RomanceHeart beat adalah detak jantung, dan detak jantung Delena bisa berhenti kapan saja jika penyakitnya kambuh. Detak jantung Delena pernah berdetak dengan bahagia karena Byron, tunangannya sedari kecil, tapi kemudian perasaanya hilang karena Byron bers...