11 - Terlambat

9 1 0
                                    


"Delena.." Seseorang memanggil Delena. Delena menoleh, dia fikir itu Byron , tapi ketika Delena melihatnya lebih jelas. Mata Delena membulat. Dia kaget, tapi juga bahagia.

"Hansel.." Teriaknya senang. Hansel kemudian menghampiri Delena dan memeluknya.

"Gw kangen sama lo.." Katanya sambil melepaskan pelukannya dan memandangi wajah Delena yang sudah lama tidak dia lihat secara langsung. Dia kemudian duduk di samping Delena.

"Lo ko bisa langsung ada di sini?"Tanya Delena. Tidak percaya kalau Hansel menyusul mereka ke Restoran dan sudah hampir tengah malam pula.

"Tadi pesawat gw landing jm 10. Gw makan bntr trus gw nyusul kalian ke sini..tadi Darrell kasih tau alamat restorannya. Jadi dari bandara gw langsung ke sini.." Hansel menjelaskan.

"Lo pasti cape, ga istirahat dulu.." Delena merasa sedih karena Hansel langsung menemuinya tanpa istirahat dulu.

"Cape gw ilang pas liat lo.." Hansel membuat Delena tersipu. Delena kemudian memukul lengan Hansel manja. Hansel tertawa. begitu pun Delena. Hansel merangkul Delena, lalu Delena menyandarkan kepalanya di bahu Hansel. Mereka bahagia bisa bertemu setelah beberapa minggu.

Di belakang mereka ada hati yang tidak bahagia. 

Byron berlari kembali ke tempat dia tadi meninggalkan Delena sambil membawa jaket. Tapi kemudian terhenti karena melihat Hansel yang memeluk Delena. 

Hatinya sakit. 

Ternyata melihat orang yang di sukai dengan pacar nya itu menyakitkan. Dulu, Delena mungkin seperti ini ketika melihatnya bersama Cesya. Byron tersenyum miris. Lalu kembali ke restoran tempat anak-anak lain masih ngobrol dan bermain.

Byron hendak masuk ke restoran tempat tadi mereka makan, tapi kemudian tidak jadi karena melihat disana hanya ada Darrell dan Marrion. Byron tidak ingin jadi nyamuk diantara mereka. Dia turun ke bar yang ada di bawah. Ternyata di sana ada Cesya.

"Lo minum?" Tanya Byron.

"Gw udah 18 thn. Gw legal age.." Katanya memberi tahu Byron. Byron mengangguk tanda dia ngerti.

"Lo?" Cesya bertanya.

"Karena gw pernah jadi atlet, gw ga minum.." katanya menjelaskan " Dan gw juga ga suka rasa setelahnya sih.." katanya menambahkan. Cesya tersenyum.

"Anak baik. " Katanya berkomentar.

Byron kemudian memesan mocktail, minuman sari buah tanpa alkohol.

" Lo tadi kenapa ga bilang kalau ada cewe yang lagi lo suka?" Tanya Cesya tiba-tiba. Cesya tau siapa yang di sukai Byron.

Byron tersenyum sinis, tapi tidak menjawab pertanyaan Cesya.

"Lo kalo ga cepet bilang, keburu hubungan mereka serius.." Cesya berbalik menghadap pantai, dan melihat Delena dan Hansel sedang berjalan di dekat kolam renang sambil berpegangan tangan.

Byron melihat mereka juga. Tadinya Byron akan mengatakan perasaannya pada Delena. Tapi begitu dia melihat Delena yang tersenyum gembira karena Hansel. Byron mengurungkan niatnya.

"Cinta bertepuk sebelah tangan itu ga enak, Byron..sakit.." Cesya menepuk dadanya. Byron melirik minuman Cesya. Tinggal sedikit lagi. Dia tidak tahu toleransi alkohol Cesya sebanyak apa. Tapi sepertinya dia sedikit mabuk.

"Jadi menurut gw, lo harus bilang, lo kan tunangannya masa lo ga bisa dapetin dia.." Cesya hendak turun dari kursinya, tapi agak pusing dan hampir jatuh. Byron menangkapnya. Dan kemudian Cesya memeluknya.

"Kalau lo ga bisa dapetin dia, sia-sia perasaan gw yang udah nyerah sama lo.." Katanya sambil menangis. Byron terdiam. Dia kemudian melihat Delena yang terlihat kaget karena melihat Byron di peluk Cesya. Delena sedang berjalan menuju lantai 2 bersama Hansel. Byron hendak melepaskan Cesya karena takut Delena salah paham, tapi kemudian dia melihat tangan Delena yang di genggam Hansel. Untuk apa Byron takut Delena salah paham?! Meskipun Byron menjelaskan hubungannya dengan Cesya, Delena tetap akan memilih Hansel.

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang