"Dasar kalian ya, gw di sini di suruh jadi penonton doank..trus di suruh siap pagi-pagi dan kalian dateng telat. Rugi tauu..liburan gw!!" Delena kesal pada Marrion dan Darrell karena mereka datang lebih terlambat dari Delena dan Byron. Sedangkan Orius datang sendiri. Dia datang hampir berbarengan dengan Darrell dan Marrion.
"Mana cewe lo?" Byron langsung bertanya pada Orius yang baru ke luar dari mobil. Orius nyengir.
"Sorry, Bro..gw ga kasih tau.." Katanya minta maaf pada Byron sambil memeluknya.
Byron menepuk punggungnya " Its ok Bro..ga masalah. I'm happy for you" Byron dan Orius kemudian berjalan mendekati Delena, Marrion dan Darrell.
"Eh ada bos Gw.." Delena langsung mengangguk sopan pada Orius.
"Serius Del, lo kerja di Hotel baru bokap gw yang di Bandung?" Orius masih tidak percaya dengan berita yang dia dengar dari Byron kemarin. Teman-temannya, bahkan Ayahnya sendiri pun tidak memberitahu bahwa Delena bekerja di hotel milik keluarganya.
"Awalnya sih engga ya, tapi tu hotel di beli bokap lo, ya jadi gw ngikut jadi karyawan lo.." Delena memberitahu Orius dengan nada kesal.
"Hahaha...ya kali lo ga bilang kerja di sana."
"Lagi nyamar dia..masa pas ketemu gw aja dia nyapa sopan bgt, selamat siang Bapak Byron, selamat datang di hotel kami.." Byron mengejek Delena.
"Itu kan SOP, peraturannya gitu Bapak Byron.." Delena menjawab serius. Mereka tertawa.
"Ok Bapak Byron , Ibu Delena, kita masuk range, klo kita debat terus di sini matahari keburu tinggi.." Marrion memberi tahu mereka.
"Siyap Ibu Marrion.." Delena menjawab sopan, menyilangkan tangan di perut dan menunduk . Membuat Orius ikut tertawa.
Mereka berlima bermain golf dengan riang, Delena sekarang sudah sedikit mengerti tentang golf, dia juga bisa sedikit-sedikit meskipun masih memukul bola tanpa arah. Cesya dari yang Orius bilang masih sibuk menyelesaikan S2 nya di Singapore, Orius sendiri dia sudah menyelesaikan pendidikan S2 nya, tapi dia belum wisuda, dia hanya liburan sebentar di Indonesia, lalu kembali untuk wisuda dan kemudian terjun langsung ke perusahaan. Untuk saat ini dia hanya mengamati dan belajar sedikit-demi sedikit mengenai perusahaan ayahnya. Seperti halnya Byron, Orius lebih tertarik dengan bisnis perhotelan. Ayah Orius awalnya memiliki perusahaan telekomunikasi, lalu merambah ke dunia bisnis perhotelan. Orius sebetulnya tidak begitu tertarik dengan perusahaan telekomunikasi, dia lebih tertarik dengan bisnis baru ayahnya di bidang perhotelan.
Setelah bermain golf mereka makan siang dan mengobrol sebentar tentang kegiatan masing-masing. Orius yang masih seminggu lebih di Indonesia sepertinya akan berkunjung ke Hotel tempat Delena kerja. Dan Delena sudah memperingatkannya lebih dulu untuk pura-pura tidak kenal dengannya.
"Pokoknya, lo harus pura-pura ga kenal sama gw.." Delena mengingatkan Orius lagi.
Orius tertawa geli. Agak ga masuk akal permintaan Delena menurutnya.
"Ya elah Del, ribet amat sih.. kalau ketauan pun, lo kan ga akan diapa-apain. Malah di deketin." Orius berkomentar.
"Justru itu, ga enak tau di deketin orang gara-gara kita kenal pemiliknya, terus mereka jadi segan gitu sama gw, dan gw ga mau itu. Gw mau normal aja kaya karyawan biasa."
"Menurut dy kenal sama kita itu ga normal, Bro.." Byron membuat Delena kesal.
"Ga gitu juga Byroonn..." Delena kesal karena mereka tidak satu pemikiran.
"Pokoknya kalian berdua kalau ketemu gw di Bandung pura-pura ga kenal sama gw. Ok?!" Delena memberi tahu Orius dan Byron dengan Tegas.
"Kalau sama gw? Gw juga kayaknya pengen main ke Bandung juga kalau kalian pada di sana.." Darrell ikutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Beat
RomanceHeart beat adalah detak jantung, dan detak jantung Delena bisa berhenti kapan saja jika penyakitnya kambuh. Detak jantung Delena pernah berdetak dengan bahagia karena Byron, tunangannya sedari kecil, tapi kemudian perasaanya hilang karena Byron bers...