12 - Merelakan

11 1 0
                                    


Esok paginya Delena bangun dengan ceria, setelah mandi dan bersiap-siap dia lalu menuju kamar Darrell dan Hansel. Disana Hansel sedang bersiap-siap dan mengemas barangnya. Hari ini Hansel akan pulang duluan ke Surabaya. Kakek dan neneknya sudah keluar dari rumah sakit, jadi Hansel akan menemui mereka dulu, lalu besoknya dia akan pulang ke Jakarta. Delena berangkat ke Amerika 4 hari lagi. Jadi Hansel ingin berada di Jakarta sebelum Delena berangkat ke Amerika.

Delena mengetuk pintu kamar Hansel yang terbuka. Hansel tersenyum ketika Delena masuk. Delena kemudian mendekati Hansel. Dia terlihat sedih.

"Ini bakal ada acara nangis-nangisan dulu gitu sebelum Hansel ke Bandara?" Darrell menggoda Delena. Darrell sedang berdiri sambil memeriksa penampilannya di depan kaca. Delena melirik Darrell kesal.

"Udah, lu jangan ngaca terus nanti kacanya pecah." komentar Delena.

"Kalau dia pecah berarti dia insecure sama kegantengan gue," Darrell menjawab dengan percaya diri, kemudian dia menghampiri Hansel dan Delena.

"Sorry ya, gue nggak bisa nganterin lu ke Bandara." Darrell menepuk pundak Hansel dan meminta maaf.

"It's ok. Kalian have fun , ya!" Hansel berkata santai. Hari ini mereka akan pergi menaiki helikopter untuk melihat Bali dari atas langit.

"Aku juga sedih nggak bisa anterin kamu ke Bandara.. padahal aku nggak akan naik heli. Tapi aku nggak bisa anterin," Delena manyun. Hansel tersenyum. Delena terlihat imut ketika dia merajuk. Hansel sebetulnya juga ingin lebih lama dengan Delena sebelum dia kembali ke Surabaya, tapi dia akan ke Bandara dengan dr. Farrell. Jadi akan aneh jika Delena mengantar Hansel sendirian sedangkan Byron ikut naik heli bersama yang lain.

"Nggak apa-apa, lusa juga kita ketemu kan? Aku pasti udah di Jakarta pas kamu pulang," Hansel menghibur Delena.

Hansel, Delena dan yang lainnya kemudian menuju ke meja makan untuk sarapan.

"Byron kemana?" Darrell bertanya pada Orius. Mereka berkumpul untuk sarapan di meja makan dan Byron tidak terlihat.

"Dari pas gue bangun dia udah nggak ada," Orius menjawab sambil menggigit sandwich.

"Dia nggak bilang apa-apa sama lu, Del?" Tanya Orius. Delena menggeleng.

"Gue terakhir ketemu Byron pas kemaren kita jalan-jalan aja, abis itu nggak ketemu lagi." Delena menjelaskan. Kemudian semua pandangan tertuju pada Cesya.

"Gue juga nggak tau!" Jawab Cesya langsung.

Delena mengira-ngira kemana kiranya Byron pergi. Dia berfikir mungkin Byron pergi ke pantai. Tapi kenapa sudah siang begini dia belum juga kembali.

"Udah gede ini, nanti juga dia balik," Darrell berkomentar

"Dia juga jago bela diri, nggk mungkin juga ada yang nyulik." Orius juga memberi tahu mereka.

 Mereka semua mengangguk dan yakin kalau Byron baik-baik saja. Dia mungkin sedang ingin berjalan-jalan menikmati pantai dan menikmati suasana Bali dihari terakhir mereka di sini.

Pukul 09.00 pagi mereka semua sudah siap untuk pergi ke landasan helikopter tempat mereka akan menikmati pemandangan Bali dari atas langit. Delena tidak ikut naik helikopter karena penyakitnya, tapi dia akan ikut kesana untuk sekedar jalan-jalan dan foto-foto. Setelah mereka naik heli mereka akan makan siang, lalu ke tempat wisata sekaligus ke tempat oleh-oleh, makan malam di resto yang lagi hits di dekat pantai, dan istirahat. Mereka akan pulang ke Jakarta besok pagi.

Hansel bersama dr. farrell dan keluarganya sudah berangkat lebih dulu 15 menit yang lalu.

Dr. Farrell memperingatkan Delena untuk menjaga kesehatannya dengan baik, tidak terlalu cape dan banyak istirahat. Dr. Farrell tadinya akan pulang bersama mereka besok pagi, tapi ternyata ada satu operasi mendadak yang harus dilakukannya nanti malam. Keluarga dr. Farrell tidak mau di tinggal, jadi mereka ikut pulang hari ini.

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang