Arc New Life Begin: It's A Hello (Chapter I)

4.3K 230 12
                                    

Kelopak mata yang berhiaskan bulu mata tebal dan lentik perlahan-lahan terbuka. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya matahari yang masuk dari jendela besar di sebelahnya. Burung-burung yang bernyanyi di atas pohon di luar kamar menyambutnya dari tidur panjangnya.

Dia mengarang karena merasakan kekakuan badannya karena lama tidak digunakan. Tenggorokannya terasa kering, dia ingin minum, tapi begitu dia menoleh ke nakas di sebelah tempat tidurnya tidak ada air. Jadi dia pasrah, menghela nafasnya kasar dan kembali berbaring. Tempat tidurnya terlalu nyaman, selimutnya begitu lembut, dan aroma lavender di kamarnya begitu menenangkan. Dia ingin memejamkan kembali matanya bermaksud untuk melanjutkan tidurnya, tapi sedetik kemudian dia tersadar.

Ini bukan rumah sakit ataupun kamarnya, keseluruhan ruangan itu tampak asing. Dia turun dari kasur, sedikit meringis karena merasakan dinginnya lantai marmer yang menusuk kaki telanjangnya. Dengan tergopoh-gopoh ia mengelilingi kamar itu, memperhatikan setiap sudut.

Begitu dia sampai di depan meja rias dia terhenti, melihat pantulan dirinya sendiri dimana tubuhnya dibalut sebuah stelan piyama putih dengan kain sutra yang lembut. Tangannya menyentuh wajahnya, kemudian turun meraba dada, dan bagian tubuh lainnya.

Dia sehat dan tidak ada yang kurang satupun dari dirinya. Tapi kenapa dia merasa asing dengan dirinya sendiri?

Ketika dia sibuk dengan kebingungannya pintu kamar terbuka dengan pelan. Dia dengan cepat menoleh, mundur selangkah dan mendapati seorang wanita cantik bertubuh mungil berpakaian pelayan yang membawa nampan berisikan air minum.

Mereka berdua sama-sama memasang wajar terkejut yang luar biasa.

"Tuan Muda Mix sudah bangun!" Pelayan wanita itu tiba-tiba berteriak. Sang pelayan melangkah dengan cepat menghampirinya setelah meletakan nampannya ke atas meja. "Tuan Muda, kau sudah sadar! Aku akan memanggilㅡ"

Dia mencengkram lengan kurus sang pelayan untuk mencegahnya pergi.

"Ada apa Tuan Muda?" Pelayan itu kebingungan. "Apa Anda butuh sesuatu?"

Oh, Tuhan... Pelayan itu cantikㅡ sangat cantik, jika dia tidak sedang dalam kebingungan yang membuat kepalanya sakit, dia pasti akan mencoba mendekati pelayan itu dan meminta nomor ponselnya.

"Mix anak ku, kau sudah sadar!" Kali ini suara keterkejutan lainnya dari seorang wanita parubaya yang baru masuk ke dalam kamar. Wanita parubaya yang mengenakan gaun berwarna merah maroon berlari kecil untuk memeluk tubuhnyaㅡ seseorang yang dia panggil "anak ku".

Okay, dia semakin kebingungan di sini. Siapa orang-orang ini dan kenapa mereka memanggilnya dengan nama orang lain? Namanya adalah Sahaphap Wongratch, bukan Tuan Muda Mix. Juga dia sudah tidak memiliki orang tua, dan kenapa ada orang yang mengaku sebagai ibunya?

Dengan pelan dia melepaskan pelukan ditubuhnya, mundur beberapa langkah untuk memperhatikan kedua wanita tersebut. Dia berkacak pinggang. "Kalian siapa?"

Wanita parubaya ingin mendekati "anaknya" kembali, tapi sang pemuda justru melangkah mundur menghindarinya.

"Mix, aku ibumu. " Wanita parubaya itu menunjuk dadanya sendiri seolah menegaskan siapa dirinya. Tangan yang terangkat sedikit bergetar karena ketakutan melihat kondisi anaknya. "Kau kenapa, Sayang?"

"Maaf mungkin Anda salah orang. Aku bukan Mix dan tolong hentikan." Pemuda itu bernada memelas, memohon pada kedua wanita untuk berhenti.

Dia berlari keluar kamar untuk menghindari kedua wanita itu dan segera keluar dari sana. Kemungkinan terburuk yang diproses oleh otaknya adalah dia dijual oleh organisasi perdagangan manusia. Orang-orang jahat itu menemukan tubuhnya yang tergeletak di pinggir jalan karena kecelakaan, kemudian karena dia tampan dan bernilai jual tinggi jadilah dia dibawa dan dijual ke orang kaya yang aneh. Ya, itu kemungkinan paling besar yang bisa dia pikirkan saat ini.

White LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang